19. Kemarahan Pratama

Nadila sedang berada di dalam ambulan.

Karena memang Nadila yang mengalami kecelakaan, Nadila menjadi korban tabrak lari di depan Tama.

Nadila samar samar masih tersadar, pandangannya kabur, namun dia masih bisa melihat Tama yang tengah berada di sampingnya sembari menggenggam tangannya.

"Tolong bertahan, Nadila."

Nadila mendengar jika Tama memohon agar dia tetap bertahan.

Nadila sedikit merespon dengan mengeratkan genggamannya.

"Tahan sebentar ya sayang?" Tama masih berbicara kepada Nadila, agar Nadila tidak memejamkan matanya.

Karena Tama sangat takut.

.

.

.

Tama berlari ikut mendorong brankar milik Nadila, tidak peduli darah yang berada di seluruh bajunya karena tadi dia segera memeluk Nadila setelah kecelakaan itu terjadi

'Jangan tinggalkan saya Nadila, saya mohon'

Nadila sampai di Instalasi Gawat Darurat, dia harus segera mendapatkan pertolongan, karena lukanya cukup parah di bagian kepala dan bahu

"Bapak harap tunggu di luar dahulu, karena pasien akan ditangani" Salah satu tenaga medis melarang Tama ikut masuk ke dalam IGD

Tama menghela nafas dengan kasar, dia mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang

"Ada yang bisa dibantu Pak Tama?"

"Cari tahu mobil sialan yang menabrak calon istri saya, mobil dan plat nomer akan saya kirim"

"Baik pak"

Tama mematikan ponselnya, lalu segera mengirim foto mobil dan plat nomer tersebut ke salah satu anak buahnya.

Tama terduduk dan mengacak rambutnya kasar.

****

Nadila telah dipindah ke kamar inap, karena tadi dia harus menjalani operasi di bagian bahu karena mengalami cedera

Nadila diberikan kamar inap VIP, karena Tama yang meminta, Calon istrinya harus benar benar istirahat total.

Nadila belum sadarkan diri, karena obat bius yang diberikan masih berjalan.

Tama dengan setia menemani sang pujaan hati, padahal dia belum berganti pakaian sama sekali, bahkan noda darahnya sampai mengering

"Bang" Tak berselang lama, Yuda datang.

Yuda diberitahu oleh Dani perihal Nadila yang kecelakaan, Dani belum bisa datang karena masih ada di luar kota.

Tama menatap Yuda sekilas, lalu segera kembali menatap sang kekasih.

"Nadila belum sadar?"

Tama menggelengkan kepalanya

"Kok bisa gini sih bang?" — Yuda

"Tabrak lari"

"Udah ketemu siapa yang nabrak?" — Yuda

"Sebentar lagi"

Yuda menghela nafas, menatap Nadila yang masih memejamkan mata, lalu menatap Tama yang sedang menggenggam tangan dan mengelus kepala Nadila.

Bahkan kemeja Tama yang berwarna putih, kini bercampur merah darah.

"Bang. Pulang dulu sana, baju lo sampai kering tuh darahnya"

"Biar Nadila bangun dulu"

"Ck! Bulol"

Tama masih terdiam sembari menatap Nadila.

Drrrt

Ponsel Tama bergetar, dia segera mengambilnya dari saku, dan mengangkatnya

"Bagaimana?"

"Saya sudah menemukan pelaku penabrak mobil Ibu Nadila pak"

Mendengar hal itu, Tama berdiri.

"Kirim alamat bajingan itu, saya ke sana"

"Baik pak"

Bip!

Tama menyimpan ponselnya kembali, lalu ingin keluar dari kamar inap.

"Lo mau ke mana?" namun Yuda mencegah

"Gue ada urusan, titip nadila sebentar" Tama ingin keluar, namun lagi lagi Yuda menahannya

"Jangan kayak orang gila lo"

"..."

"Sekarang Nadila lebih penting, stop berbuat konyol kayak gitu bang"

Tama menatap Yuda "Gue nggak suka milik gue tersentuh"

"...."

"Kalau lo nggak bisa bantu, cukup jaga Nadila di sini"

"Bang Tama, berhenti"

"Gue bilang jangan ikut campur!"

"Lo jangan gila, brengsek!"

"..."

"Kalau lo masih bebal buat keluar, gue bakalan kasih tahu Nadila soal kelakuan lo yang ini"

Tama dan Yuda saling menatap sengit.

Hingga tak menyadari jika Nadila membuka matanya.

Nadila menggerakkan jarinya

"Ma.. Ma.." Nadila terdengar memanggil sang ibu.

Nadila mengatur nafasnya "Ma... Ma.."

Dan mendengar suara, Tama dan juga Yuda menoleh

"Nadila." Tama yang tahu Nadila terbangun, berlari kecil, disusul oleh Yuda

Yuda menekan tombol yang berada di atas tempat tidur Nadila, untuk memanggil dokter.

Nadila menoleh ke arah Tama dan Yuda.

"Om Tama.."

Tama mengelus kepala Nadila "Saya di sini"

"Mama mana.."

"Mama kamu sedang di perjalanan, kamu bersama saya dulu ya?"

Nadila menatap langit langit, dia mencoba mengingat sesuatu.

"Jangan kepikiran apa apa dulu sayang"

Nadila hanya terdiam, sepertinya dia masih trauma dengan apa yang terjadi.

.

.

.

Setelah melalui rangkaian pemeriksaan, Nadila dalam kondisi stabil.

Sekarang Nadila sedang bersama Tama, karena Yuda telah izin pulang untuk mengambil pakaian Tama

"Om Tama nggak papa kan?" Nadila bertanya

Tama tersenyum "Jangan memikirkan saya, pikirkan kamu, lihat sekarang"

"..."

"Jangan diulangi lagi, saya takut kehilangan kamu"

"Maaf, aku tuh niatnya mau kasih surprise ke Om Tama, padahal aku juga udah hati hati, dan aku nggak tahu kalau ada mobil dari belakang"

Tama hanya tersenyum, dia mengecup tangan Nadila.

"Jangan diingat lagi, saya sudah memastikan jika pelaku yang menabrak kamu sudah mendapat balasan yang setimpal" — Tama

Nadila hanya mengangguk

"Mama sama kak Dani udah ke sini om?" — Nadila

"Tadi waktu kamu operasi, Dani sempat ke sini, kalau mama kamu kan masih belum pulang dari luar negeri"

"Terus Issya gimana om?"

"Jangan banyak tanya dulu sayang, kamu belum sembuh, harus banyak diem"

"Aku kangen Issya om"

"Makanya sembuh dulu, kalau udah sembuh baru boleh ketemu Issya"

Nadila hanya cemberut saja

"Om Tama?"

"Hm"

"Om udah tahu siapa yang tabrak aku ya?" — Nadila

Tama terdiam sejenak

'Tidak mungkin saya mengatakan kepada Nadila, saya tidak ingin Nadila tahu'

Tama menggelengkan kepalanya "Belum, saya masih berusaha mencarinya"

"Terus kalau udah ketemu, Om mau apain?"

"Ya saya tidak akan memaafkan bajingan itu"

Nadila tersenyum, lalu mengusap pipi Tama dengan lembut

'Gue kayak pernah lihat plat mobil itu, tapi di mana ya..'

Skip <<

Tama baru saja sampai rumah menjelang malam, dia menjaga Nadila seharian hingga Dani dan Mama Yuri datang untuk bergantian menjaga

Tama akan istirahat semalam, dan besok pagi dia akan kembali ke rumah sakit untuk menemani calon istri

Tama baru saja keluar dari mobil, dan segera berjalan ke arah rumahnya, karena dia cukup lelah.

Namun belum sempat dia masuk ke dalam, Tama melihat ada seorang laki laki berdiri di teras rumah miliknya.

Orang itu Mahendra.

Tama yang seharian menahan amarah, segera mendekat ke arah Mahendra

"Untuk apa kamu datang ke rumah saya?" Tama tidak basa basi

Mahendra berbalik badan

"Saya ingin mengunjungi Nadila ke rumah sakit, jadi saya minta alamatnya"

"Untuk apa kamu tahu?" — Tama

"Saya ingin tahu keadaan Nadila, bukan hanya Pak Tama saja kan?"

Tama menatap Mahendra dengan intimidasi, lalu tersenyum miring.

"Kenapa kamu bisa tahu jika Nadila tengah dirawat sekarang?"

"Menurut pak Tama?" Mahendra seolah menantang

Tama semakin mendekat, dan langsung mencengkram kemeja milik Mahendra

"Gue tahu, lo bajingan itu."

"..."

"Beraninya lo sentuh milik gue, Mahendra Atmaja" Tama yang sudah emosi, semakin menarik kemeja Mahendra.

Mahendra yang tahu Tama sangat marah, merasa bahagia, karena itu yang dia inginkan

"Ini yang gue tunggu dari lo, Pratama Hutomo"

"..."

"Di depan semua orang menjadi laki laki yang terlihat baik dan berwibawa, tapi nyatanya?"

"..."

"Kita ini sama, sama sama penjahat dalam kehidupan Nadila"

Tama semakin mencengkeram kemeja milik Mahendra "Brengsek"

"Saya juga bisa membunuh tanpa menyentuh, seperti yang Pak Tama sering lakukan"

Rahang Tama semakin mengeras, wajahnya merah padam karena semakin emosi.

Namun dia tidak ingin gegabah, jika dia terpancing, maka Mahendra akan semakin senang, karena itu yang dia inginkan.

"Lo dengar baik baik, pecundang" — Tama

"..."

"Kalau sampai terjadi apa apa sama calon istri gue, lo mati di tangan gue sendiri, inget itu" Tama berucap sembari menghempaskan Mahendra dengan kuat, setelah itu segera masuk ke dalam rumah.

Mahendra menatap Tama dengan senyuman kemenangan.

"Pratama Hutomo, mari sama sama berada di jalan neraka"

To Be Continued

Terpopuler

Comments

Fitri Endang Murya

Fitri Endang Murya

gila minhyun, obsesi bkn cimta

2020-08-16

4

Dewi

Dewi

si minyun terobsesi

2020-07-28

3

lihat semua
Episodes
1 01. Awal Bertemu
2 02. Mulai saling mengenal
3 03. Permintaan sang Tuan
4 04. Mulai tertarik?
5 05. Keinginan Anak
6 06. Mulai terang terangan
7 07. Jatuh cinta itu sakit
8 08. Terdengar sakit
9 09. Isi hati Nadila
10 10. Memperjelas hubungan
11 11. Effort
12 12. Pertengkaran
13 13. Akhirnya
14 14. Nadila sakit
15 15. Mulai berani
16 16. Rumit
17 17. Berkenalan dengan adik ipar
18 18. Tabrak lari
19 19. Kemarahan Pratama
20 20. Pertengkaran (Lagi)
21 21. Kebersamaan
22 22. Insiden
23 23. Kemarahan Tama
24 24. Finally
25 25. Terhalang Restu
26 26. Syarat yang cukup berat
27 27. SAH
28 28. Kenyataan yang baru terungkap
29 29. Cinta pertama Pratama
30 30. Mulai ada konflik
31 31. Hamil?
32 32. Tama Ngidam
33 33. Gejolak Batin
34 34. Sakit hatinya seorang anak
35 35. Mahendra berulah
36 36. Nadila Melahirkan
37 37. Luka yang terbuka
38 38. Keinginan seorang suami
39 39. Kebahagiaan yang sesungguhnya
40 40. Insecure
41 41. Curahan Hati Nadila dan Pertengkaran
42 42. Jalan Tengah
43 43. Jalan hidup Issya
44 44. Sisi lain seorang Pratama
45 45. Titik terang
46 46. Rahasia Pratama
47 47. Nadila tahu
48 48. Merasa kecewa
49 49. Tama kelimpungan
50 50. Kesalahan berpikir
51 51. Mimpi apa?
52 52. Setelah sekian lama
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90 [Last Chapter]
Episodes

Updated 90 Episodes

1
01. Awal Bertemu
2
02. Mulai saling mengenal
3
03. Permintaan sang Tuan
4
04. Mulai tertarik?
5
05. Keinginan Anak
6
06. Mulai terang terangan
7
07. Jatuh cinta itu sakit
8
08. Terdengar sakit
9
09. Isi hati Nadila
10
10. Memperjelas hubungan
11
11. Effort
12
12. Pertengkaran
13
13. Akhirnya
14
14. Nadila sakit
15
15. Mulai berani
16
16. Rumit
17
17. Berkenalan dengan adik ipar
18
18. Tabrak lari
19
19. Kemarahan Pratama
20
20. Pertengkaran (Lagi)
21
21. Kebersamaan
22
22. Insiden
23
23. Kemarahan Tama
24
24. Finally
25
25. Terhalang Restu
26
26. Syarat yang cukup berat
27
27. SAH
28
28. Kenyataan yang baru terungkap
29
29. Cinta pertama Pratama
30
30. Mulai ada konflik
31
31. Hamil?
32
32. Tama Ngidam
33
33. Gejolak Batin
34
34. Sakit hatinya seorang anak
35
35. Mahendra berulah
36
36. Nadila Melahirkan
37
37. Luka yang terbuka
38
38. Keinginan seorang suami
39
39. Kebahagiaan yang sesungguhnya
40
40. Insecure
41
41. Curahan Hati Nadila dan Pertengkaran
42
42. Jalan Tengah
43
43. Jalan hidup Issya
44
44. Sisi lain seorang Pratama
45
45. Titik terang
46
46. Rahasia Pratama
47
47. Nadila tahu
48
48. Merasa kecewa
49
49. Tama kelimpungan
50
50. Kesalahan berpikir
51
51. Mimpi apa?
52
52. Setelah sekian lama
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90 [Last Chapter]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!