14. Nadila sakit

Nadila sedikit terkejut mendengar pernyataan Tama

'Om Tama beneran udah cinta sama gue?'

"Maaf jika perkataan saya semalam membuat kamu sakit hati, saya benar benar diluar kendali, saya tidak bermaksud menyakiti kamu"

Nadila terdiam sejenak.

"Om Tama, ayo kita selesai" Dan tiba tiba saja, Nadila berucap

Mendengar itu, Tama menegang, dia melepas pelukannya dan menatap Nadila

"Maksud kamu apa? Apa yang selesai?"

Nadila mengusap air matanya

"Setelah aku pikir, kita emang nggak cocok. Om Tama bisa menikah sama perempuan yang lebih baik dari aku, Issya masih bisa punya Ibu yang lebih baik juga dari aku"

"..."

"Kalau om Tama Cinta sama aku, tolong lupain aja Om"

Tama menatap Nadila dengan tatapan sedikit tajam, dia merasa dipermainkan oleh perasaan

"Kamu yang mengizinkan saya untuk berusaha mencintai kamu, tapi kenapa sekarang kamu seperti ini Nadila?"

"...."

"Kamu pikir hati orang bisa dibuat mainan?"

Nadila menggelengkan kepala.

"Nggak gitu om, makasih karena akhirnya om udah bisa buka hati buat aku, tapi setelah aku pikir lagi, aku emang nggak pantes buat Om Tama"

Tama menatap Nadila, lalu setelah itu tertawa.

"Wah, saya dipermainkan mahasiswa 22 tahun"

"Om Tama—"

"Dengarkan saya, Nadila Zena Askadina"

Tama mendekat dan menatap lekat Nadila

"Saya paling tidak suka ditolak"

"..."

"Apapun yang saya inginkan, saya tinggal memetik jari pun pasti akan terkabul"

"...."

"Besok orang tua saya datang ke rumah, kamu harus ikut saya makan malam, karena saya akan memperkenalkan kamu sebagai calon istri saya"

Nadila benar benar terkejut, niat dia ingin berpisah dengan Tama, tapi justru malah terjebak

"Om, Aku nggak bisa." - Nadila

"Saya tidak mau tahu"

"Jangan seenaknya Om!"

"Kamu yang seenaknya."

"..."

"Kamu mempermainkan saya, kamu ingin saya membalas perasaan kamu, tapi setelah saya bisa mencintai kamu, sikap kamu malah seperti ini, saya tidak suka dipermainkan!" Tama terlihat marah

"Aku nggak mempermainkan om Tama, aku cuma nggak mau—"

"Saya tidak ingin mendengar alasan apapun"

"Om Tama."

"Kamu memutuskan untuk bersama saya, jangan berharap kamu bisa lepas dari saya"

Nadila lama lama menjadi kesal, dia baru tahu jika Tama akan seegois ini.

"Dasar om om jahat! Tahu gini gue nggak mau pacaran sama lo! Lebih baik gue terima ajakan kak Mahen buat balikan!" Ucap Nadila setelah itu berjalan melewati Tama

Tama terdiam sembari menatap ke arah pintu dengan tatap tajam. Dia mengepalkan tangannya

"Saya tidak suka dengan Mahendra."

Skip <<

Menjelang malam, Nadila masih berada di rumah milik Tama

Karena sebentar lagi dia akan mendekati sidang, jadi Nadila mulai melanjutkan skripsinya yang sudah mendekati akhir.

Nadila memang sudah menyusun skripsi jauh sebelum dia bekerja di rumah milik Tama, namun sempat dia tunda tunda, dan dia baru ada waktu hari ini.

Nadila tergolong mahasiswa cerdas dan rajin untuk menemui dosen pembimbingnya, jadi penyelesaian ujian skripsi nya juga cepat.

"Ck! Kenapa susah banget sih bab empatnya." Nadila berucap sembari mengusap kepalanya.

Hari ini, Nadila memang menginap di rumah Tama, karena Yuda juga ada di rumah untuk melanjutkan skripsinya, dan juga Dani yang menyuruh Nadila agar menginap di sana karena dia tidak bisa menjemput.

Terpaksa, walaupun dia masih kesal dengan Tama.

"Flashdisk gue mana lagi.."

Nadila mengangkat kepalanya, dia ingin mencari Flashdisk nya.

"Kepala gue pusing banget." namun Nadila mengalami pusing secara tiba tiba.

Tes!

Namun ketika menunduk ke bawah, Nadila merasakan sesuatu yang menetes, dan ternyata darah.

Kemungkinan Nadila mengalami mimisan

Nadila membuka tas nya, ingin mencari tisu. Namun ternyata dia tidak membawa

Dan mau tidak mau, Nadila harus ke arah ruang tengah untuk mengambil tisu.

"Nad nad sayang, gue laper, beli makan yuk" Yuda yang baru saja dari kamar berniat mengajak Nadila untuk membeli makan malam, Tama juga yang menyuruh, karena Nadila tidak mau bicara dengannya.

"Nad, cari apa lo?"

"Cari tisu"

"Buat apa?"

Nadila menatap lurus ke depan, pandangannya kunang kunang sekarang. Bahkan dia hampir jatuh jika Yuda tidak menangkapnya.

"Lo kenapa sampai mimisan gini?!" Yuda terkejut melihat Nadila yang tengah mimisan.

"Jangan keras keras Yud, nanti Om Tama denger"

"Gue anterin lo ke kamar." — Yuda

"Nanti aja, gue harus selesaiin bab empat dulu"

"Lo sakit La, kenapa malah mikirin hal lain sih!" Nadila kesal

"Ck! Nggak ada waktu buat sakit, gue pengen lulus tepat waktu." — Nadila

"Ya tapi kan lo—"

Belum sempat Yuda menyelesaikan pembicaraan, bahu Yuda didorong pelan oleh Tama, mungkin Tama kira sang adik dan Nadila sedang berpelukan.

"Nah akhirnya lo dateng, Tolongin gue nih." — Yuda

Tama menatap Nadila yang tengah pucat dan masih mimisan

Tama segera mengambil alih

"Ada yang sakit?"

Nadila mengangguk "Kepalaku sakit om"

Tama mengusap wajah Nadila yang tengah keringat dingin

Tak lama kemudian, Yuda datang membawa tisu

"Bang bersihin hidungnya dulu tuh, darahnya keluar banyak" — Yuda

Tama mengambil tisu tersebut, lalu segera membersihkan hidung Nadila.

"Jangan ke atas kepalanya, nunduk aja" Tama menyuruh kepala Nadila menunduk agar darah cepat berhenti

"Lagian aneh aneh aja lo, udah tahu gampang sakit malah sok sokan ngebut bab empat" Yuda berucap sembari memberikan teh hangat untuk Nadila

Yuda juga cemas jika sang sahabat sakit seperti ini.

"Minum dulu" Tama membantu Nadila untuk minum, agar badannya hangat

"Tidur aja, besok dilanjut lagi" — Tama

"Iya tuh, daripada lo paksa, malah nanti nggak sadarkan diri" Setelah berucap seperti itu, Yuda meninggalkan Tama dan juga Nadila untuk membeli makan malam.

"Tidur di kamar saya ya?" — Tama

"Terus om Tama nanti tidur di mana?"

"Ya di kamar saya juga, kita tidur berdua. Kan sudah biasa?"

Sebenarnya Nadila ingin menolak, dia tidak ingin terlalu dekat dengan Tama sekarang

Namun karena sekarang Nadila sakit, jadi dia tidak bisa berbuat apa apa, karena Nadila juga lemas.

"Masih kuat jalan? Mau saya gendong?"

Nadila menggeleng lalu berdiri, Tama membantu Nadila untuk berjalan

"Nanti saya cium, pasti langsung sembuh"

"Om Tama."

Tama terkekeh kecil, di merangkul Nadila dan menuntunnya berjalan ke kamar.

Tama menidurkan Nadila di ranjang, lalu menaikkan selimut.

Tama mengelus kepala Nadila dengan lembut, lalu menggenggam tangannya

"Kalau sakit, bilang."

"...."

"Saya tidak kekurangan uang untuk membawa kamu ke dokter"

Nadila berdecak, lalu memejamkan mata, dia masih malas dengan Tama.

Tama mengecup telapak tangan Nadila dengan lembut

'Sepertinya saya benar benar jatuh cinta dengan Nadila'

To Be Continued

Terpopuler

Comments

Dian Amelia

Dian Amelia

😂😂😂😂😂
khilaf...

2021-04-25

0

lihat semua
Episodes
1 01. Awal Bertemu
2 02. Mulai saling mengenal
3 03. Permintaan sang Tuan
4 04. Mulai tertarik?
5 05. Keinginan Anak
6 06. Mulai terang terangan
7 07. Jatuh cinta itu sakit
8 08. Terdengar sakit
9 09. Isi hati Nadila
10 10. Memperjelas hubungan
11 11. Effort
12 12. Pertengkaran
13 13. Akhirnya
14 14. Nadila sakit
15 15. Mulai berani
16 16. Rumit
17 17. Berkenalan dengan adik ipar
18 18. Tabrak lari
19 19. Kemarahan Pratama
20 20. Pertengkaran (Lagi)
21 21. Kebersamaan
22 22. Insiden
23 23. Kemarahan Tama
24 24. Finally
25 25. Terhalang Restu
26 26. Syarat yang cukup berat
27 27. SAH
28 28. Kenyataan yang baru terungkap
29 29. Cinta pertama Pratama
30 30. Mulai ada konflik
31 31. Hamil?
32 32. Tama Ngidam
33 33. Gejolak Batin
34 34. Sakit hatinya seorang anak
35 35. Mahendra berulah
36 36. Nadila Melahirkan
37 37. Luka yang terbuka
38 38. Keinginan seorang suami
39 39. Kebahagiaan yang sesungguhnya
40 40. Insecure
41 41. Curahan Hati Nadila dan Pertengkaran
42 42. Jalan Tengah
43 43. Jalan hidup Issya
44 44. Sisi lain seorang Pratama
45 45. Titik terang
46 46. Rahasia Pratama
47 47. Nadila tahu
48 48. Merasa kecewa
49 49. Tama kelimpungan
50 50. Kesalahan berpikir
51 51. Mimpi apa?
52 52. Setelah sekian lama
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90 [Last Chapter]
Episodes

Updated 90 Episodes

1
01. Awal Bertemu
2
02. Mulai saling mengenal
3
03. Permintaan sang Tuan
4
04. Mulai tertarik?
5
05. Keinginan Anak
6
06. Mulai terang terangan
7
07. Jatuh cinta itu sakit
8
08. Terdengar sakit
9
09. Isi hati Nadila
10
10. Memperjelas hubungan
11
11. Effort
12
12. Pertengkaran
13
13. Akhirnya
14
14. Nadila sakit
15
15. Mulai berani
16
16. Rumit
17
17. Berkenalan dengan adik ipar
18
18. Tabrak lari
19
19. Kemarahan Pratama
20
20. Pertengkaran (Lagi)
21
21. Kebersamaan
22
22. Insiden
23
23. Kemarahan Tama
24
24. Finally
25
25. Terhalang Restu
26
26. Syarat yang cukup berat
27
27. SAH
28
28. Kenyataan yang baru terungkap
29
29. Cinta pertama Pratama
30
30. Mulai ada konflik
31
31. Hamil?
32
32. Tama Ngidam
33
33. Gejolak Batin
34
34. Sakit hatinya seorang anak
35
35. Mahendra berulah
36
36. Nadila Melahirkan
37
37. Luka yang terbuka
38
38. Keinginan seorang suami
39
39. Kebahagiaan yang sesungguhnya
40
40. Insecure
41
41. Curahan Hati Nadila dan Pertengkaran
42
42. Jalan Tengah
43
43. Jalan hidup Issya
44
44. Sisi lain seorang Pratama
45
45. Titik terang
46
46. Rahasia Pratama
47
47. Nadila tahu
48
48. Merasa kecewa
49
49. Tama kelimpungan
50
50. Kesalahan berpikir
51
51. Mimpi apa?
52
52. Setelah sekian lama
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90 [Last Chapter]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!