Malam itu Rama menjemput Raya yang baru pulang bekerja. Rama tahu jika Raya pasti lembur. Ia berdiri memasang senyum manis saat Raya berjalan mendekat ke arahnya.
"Silahkan tuan puteri" kata Rama. Raya menggelengkan kepalanya. Ia masuk kedalam mobil Rama.
"Kau lapar?" tanya Rama saat di dalam mobil.
"Lumayan"
"Ingin makan sesuatu? kita mampir sebentar di kedai dekat sini"
"Baiklah"
Rama memilih sebuah kedai yang terlihat sederhana tapi ramai pengunjung. Makanan disana terkenal sangat enak.
Raya duduk manis di meja kecil di sudut tenda kedai. Ia mengamati sekelilingnya, terbayang oleh Raya jika seandainya ia bertemu Aska di kedai itu. Tapi sayang, Aska tidak mungkin makan di kedai sederhana seperti itu.
"Kenapa melamun?" Rama datang menghampiri Raya dengan nampan panjang berisi makanan yang mereka pesan. Ada sup iga sapi komplit dengan kentang, itu pesanan Raya sementara Rama memesan sup buntut yang menurutnya rasanya sangat gurih.
"Kau sering makan di sini?" tanya Raya sambil menyendok kuah sup yang masih panas.
"Lumayan sering, kadang aku juga kemari dengan Aska dan Jordan"
"Benarkah? Aska mau makan disini?"
"Iya, kenapa kau heran begitu? bahkan Aska paling suka sup iga seperti yang kau pesan"
Raya terdiam sembari memandang kepulan asap dari mangkuk supnya. Aska si tuan muda yang sok sekali itu ternyata juga makan di kedai yang sama.
"Apa dia belum menegurmu?" tanya Rama serius.
"Aska maksudmu?"
"Siapa lagi?"
"Tidak, ia sepertinya memang tidak ingat padaku" ucap Raya sambil tersenyum tapi dihatinya terasa perih.
"Apa kau masih menyukainya?" Rama menatap lekat mata Raya. Ia nampak tidak main-main dengan pertanyaannya.
Raya gugup dan meletakkan sendok supnya. Ia memalingkan pandangannya mencoba menghindari tatapan Rama yang terasa aneh padanya.
"Jawablah, jika kau tidak menjawab itu artinya kau masih menyimpan rasa suka pada Aska"
"Tidak, aku sudah melupakan semua" tiba-tiba kalimat itu tercetus dari bibir Raya. Ia mengutuk dirinya kenapa tidak jujur saja pada Rama jika ia memang masih menyimpan rasa suka pada Aska.
"Kalau begitu apa aku memiliki kesempatan untuk lebih dekat padamu?"
"Uhukkk!" Raya tersedak supnya.
"Kenapa kau makan tidak hati-hati!" Rama menyerahkan segelas air putih untuk Raya.
"Selama ini aku memendam perasaan suka padamu Raya. Sejak di sekolah menengah saat pertama kali kau menjadi murid pindahan dan Aska selalu mengerjaimu, saat itu aku sudah menyukaimu"
"Apa? jadi..."
"Iya benar aku suka padamu Raya, aku diam karena kulihat Aska dan kau saling suka jadi aku mengalah. Sekarang melihat Aska mempermainkanmu seperti ini aku memutuskan untuk maju"
Raya terdiam sembari memainkan jemarinya di bawah meja. Mendengar pengakuan Rama membuatnya bingung dan tidak selera makan lagi.
"Aku tidak memaksamu memberiku jawaban sekarang, aku akan memberimu waktu tiga hari untuk menjawabnya"
"Tiga hari?!"
"Kenapa apa itu terlalu lama?"
"Oh tidak"
"Ayo kita pulang, kau jangan gugup begitu" kata Rama sembari meraih pergelangan tangan Raya. Ingin sekali Raya menolak gerakan Rama itu, tapi ia merasa tidak enak.
Mobil Rama melaju di jalanan menuju rumah Raya. Sepanjang perjalanan Raya dan Rama tidak salig bicara. Keduanya larut dengan pikiran masing-masing. Rama berharap kuat jika gadis di sampingnya itu akan menerimanya sebagai kekasih.
Sementara Raya, ia tidak tahu harus bagaimana. Ia sedang mencari rasa suka dalam relung hatinya untuk Rama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
alvika cahyawati
ini mah ceritanya ada cinta segitiga nich y satu cowo udah mengakui klu dia suka tinggal y satu cowo ini apakah dia akan jujur
2022-04-10
2