Di sekolah riuh dibicarakan pesta ulang tahun Aska yang akan segera di selenggarakan dalam waktu dekat. Amanda sudah terlihat sok paling di undang di acara itu. Ia pamer pada teman-teman tentang gaun yang ia pesan pada desainer ternama untuk ke pesta Aska.
Aska ulang tahun? sepertinya aku tidak di undang. Tapi aku akan memberinya kado sebagai rasa terimakasih kemarin ia sudah menyelamatkanku.
"Kenapa kau senyun-senyum sendiri? kau berhayal di undang di pesta ulang tahun Aska ya?!" Amanda menegur Raya yang tersenyum membayangkan kado sederhana yang akan ia berikan pada Aska.
"Tidak, memangnya kalau aku membayangkan sesuatu harus minta izin padamu?!"
"Dengar ya kau jangan berharap Aska akan mengundangmu!"
"Siapa yang peduli?!" Raya melangkah pergi meninggalkan kelas. Ia berhasil membuat Amanda kesal.
Di taman sekolah Aska, Rama dan Jordan terlihat sedang duduk sambil memegang bola basket. Mereka mungkin baru selesai bermain bola basket. Raya terlihat memandang badan Aska ia sedang mengira-ngira ukuran badan Aska.
Raya berencana membuat Sweater untuk Aska. Jika acara diadakan dua hari lagi, ia masih punya waktu untuk merajut sweaternya.
"Ada apa dengannya? sepertinya ia sedang memandangimu?" Jordan menatap Raya dari kejauhan yang terlihat gadis itu sedang memandangi Aska.
Aska terdiam terlihat tidak peduli dengan pertanyaan Jordan barusan. Dalam hati ia senang Raya memandanginya. Sementara Rama merasa jeles karena ia tidak suka Raya melihat Aska.
"Ayo kita kembali ke kelas" kata Rama.
Rama dan Jordan satu kelas jadi mereka kembali lebih dulu. Aska masih tinggal di taman memainkan bola basketnya.
***
Pulang sekolah Raya bergegas menuju toko perlengkapan merajut. Ia membeli benang berwarna biru dan jarum rajut. Raya bergegas pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah ia mengeluarkan belanjaannya di toko benang tadi. Setiap malam sebelum tidur Raya lembur merajut sweater untuk Aska sampai ia tidur menjelang pagi.
"Raya kenapa dengan matamu? kau seperti kurang tidur?" tabya ibu saat sarapan dan melihat wajah Raya yang kurang segar.
"Tidak bu Raya belajar sebentar lagi ada ujian semester"
"Jangan terlalu di forsir Raya, apa di sekolah orang kaya itu siswanya pandai-pandai?"
"Pandai bu, mereka di rumah sambil menyewa guru private jadi pasti pintar dan saingan Raya banyak. Kalau sampai nilai Raya jelek bisa di cabut beasiswanya"
"Oh begitu, yasudah kamu belajar yang rajin. Tidak usah membantu ibu dulu biar adikmu yang membantu ibu"
"Iya bu...."
Pagi itu Raya naik bus ke sekolahnya karena sepedanya tertinggal sewaktu kejadian ia di ganggu para pemuda brengsek kemarin.
Sesampainya di sekolah Raya tidak langsung masuk kelas. Ia duduk di taman dan melanjutkan rajutannya. Rama memandangi Raya dari kejauhan.
Bel masuk kelas berbunyi, Raya merapikan perlengkapan merajutnya dan memasukan kedalam tas ranselnya. Ia berjalan menuju kelas. Di kelas Raya duduk tidak jauh dari Aska.
Seperti biasa Aska terlihat tidak mempedulikannya. Raya tidak fokus pada pelajaran sekolah. Ia mengantuk dan lelah.
"Raya...!" Raya gelagapan dan terbangun. Suara guru membangunkannya dengan marah. Seisi kelas tertawa melihatnya kecuali Aska yang masih cool dan tidak peduli.
Raya pergi toilet dan mencuci wajahnya. Ia berhenti di dekat pintu keluar toilet karena ada siswi yang sedanh sibuk membahas undangan dari Aska.
Rupanya dia sudah memberikan undangan pesta ulangtahunnya.
Raya berjalan menuju kelas dan melewati rombongan Amanda.
"Hahaha satu orang ini pasti tidak dapat undangan dari Aska, gayanya aja kampungan pasti Aska malu nanti kalau dia sampai datang pakai daster ibunya ke pesta Aska!" ejek Amanda di iringi gelak tawa yang lain. Raya tidak mempedulikannya dan berlalu pergi.
Sepulang sekolah Raya masuk ke kamarnya dan menyelesaikan rajutan yang tinggal sedikit lagi. Raya merasa lelah dan kantuk, akhirnya ia tertidur pulas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Atik Bunga
pasti raya dpt undangan pribadi dari aska 😘😘😘
2024-04-20
0
susi 2020
😍😍
2023-11-26
0
susi 2020
😘😘😘
2023-11-26
0