"Tuan muda semua sudah siap" kata bibi Huang yang menyiapkan barang-barang Aska ke dalam koper besar. Ariani ibu Aska hanya menangis seharian karena akan berpisah dengan anak kesayangannya.
"Ma aku akan pulang jika libur" Aska memeluk mamanya. Ia sendiri berat harus pergi jauh dan berpisah dengan keluarga dan teman-teman sekolahnya.
Tapi Aska sadar akan tanggung jawab yang ia emban di masa depan. Ia terlahir sebagai penerus keluarga Admaja. Banyak orang memimpikan posisinya saat ini. Aska merasa beruntung sekali jadi ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatannya.
"Jadi besok kau berangkat ke Amerika?" Rama dan Jordan sebenarnya sudah menduganya. Mereka tahu keluarga Aska dan seluk beluk bisnis mereka yang besar.
"Ini kemauanmu sendiri atau papamu yang mengirimmu pergi?" tanya Rama.
"Kemauanku sendiri, aku peduli dengan masa depanku karena itulah aku pergi"
"Apa Raya tahu soal ini?" tanya Rama lagi.
"Untuk apa ikan asin itu tahu soal ini?"
"Aska kau dan dia dekat bukan? lebih baik kau beri tahu dia sebelum kau pergi" Rama menepuk bahu Aska dan berjalan pergi. Jordan juga melakukan hal yang sama seperti Rama. Ia ikut pergi kembali ke kelasnya.
Aska terpaku sejenak mengenang pertemuannya dengan teman-temannya. Dan ia mengingat Raya yang suka ia kerjai sejak gadis itu masuk sekolah.
Siang itu Aska pulang lebih awal di banding teman-teman sekelasnya. Ia akan melakukan penerbangan nanti malam.
Amanda yang sangat menyukai Aska tidak rela Aska pergi jauh. Ia terlihat sedih dan mendramatisir. Sementara Raya hanya terdiam mendengar Aska akan pergi ke Amerika.
"Rupanya ia akan pergi jauh, kenapa ia tidak pamit padaku?" gumam Raya.
Rama menghampiri Raya di kelasnya. Ia duduk di samping Raya yang terdiam memandang keluar jendela kelasnya.
"Kau tahu Aska akan pergi?"
"Iya aku tahu"
"Ayo aku antar!" Rama menarik lengan Raya dan mengajaknya pergi.
"Hey kita mau kemana?"
"Bertemu Aska sebelum dia pergi"
"Tapi...."
"Sudahlah jangan ragu begitu, aku akan mengantarmu bertemu dengannya. Kita tidak tahu kapan ia akan kembali kemari"
Benar juga kata Rama, Raya tidak tahu kapan bisa bertemu kembali dengan Aska. Ia pergi sejauh itu untuk sekolah. Di perlukan waktu bertahun-tahun untuknya menyelesaikan pendidikannya nanti.
Mobil Rama membelok ke rumah Aska. Penjaga bilang Aska sudah di antar ke bandara. Rama ngebut menuju bandara mengejar Aska. Ia mengupayakan agar Raya bisa bertemu dengan Aska.
Aska memalingkan wajahnya, ia terkejut mendapati Raya dan Rama berdiri nan jauh di belakangnya.
"Pa sebentar, Aska mau pamitan sama teman" Aska berjalan pergi. Tuan Bram memandanginya.
"Siapa gadis itu ma?"
Nyonya Ariani melihat ke arah Rama dan Raya berdiri.
"Oh itu Raya pa teman sekolah Aska"
"Apa mereka dekat?"
"Setahu mama tidak, malah Aska suka mengerjai Raya. Mungkin Aska mau berpamitan dengan Rama pa"
"Oh benar juga"
Hanya hening diantara ketiganya. Raya terlihat lebih diam, entah apa yang sedang dipikirkannya.
"Heh ikan asin kau mau bicara apa?"
"Aku...selamat jalan Aska semoga lancar semua dan kau lebih sukses saat kembali nanti"
"Lebih baik kau berdoa juga untuk dirimu sendiri agar saat aku kembali nanti kau sudah menjadi ikan hiu bukan ikan asin lagi!...aku pergi dulu" Aska mengacak rambut Raya tanda berpamitan.
Rama dan Aska saling berjabat tangan dan berpelukan. Sementara Raya menatap keduanya. Ada perasaan kehilangan dan sedih di lubuk hatinya. Ia akan merindukan si tuan muda arogan itu untuk beberapa tahun kedepan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
fatmah nolly
cerita nya bagus tpi maaf kok aku blm dpt feel nya ya, kurang greget gitu, maaf ya KK penulis, ttp aku kasi like n favorit
2022-12-11
2
alvika cahyawati
aduh tuan muda lucu sekali panggilan nya ikan asin
2022-04-10
1