"Ayo cepat sedikit Raya" ibu Raya sibuk di dapur menata kue pesanan. Kali ini kuenya terlihat istimewa rasanya juga sangat enak. Raya mencicipi beberapa kue kering buatan ibunya itu.
"Kuenya sedikit berbeda bu..."
"Kue ini pesanan nyonya Ariani"
"Siapa nyonya Ariani?"
"Itu konglomerat yang sering muncul di televisi, yang suaminya pengusaha besar, siapa ya ibu lupa namanya"
"Kenapa nyonya Ariani bisa pesan kue-kue ini ke ibu? toko kue mahal dan enak kan banyak bu"
"Kemarin mobilnya nyonya Ariani mogok di depan toko kue ibu. Pas sopirnya ngecek mobil, nyonya Ariani mampir ke toko kita terus nyicipin kue dan suka sama rasanya. Orangnya baik sekali ramah nggak kayak kebanyakan orang kaya"
"Nih jangan banyak tanya lagi, anterin kuenya ini alamatnya"
"Siap....." Raya membawa bungkusan kue-kue kedalam tas cantik yang sudah di persiapkan khusus oleh ibunya. Raya jadi penasaran seperti apa nyonya Ariani yang di bicarakan ibunya.
Raya menghentikan sepedanya di depan pagar rumah yang menjulang tinggi. Ia menatap sekeliling rumah itu yang pasti sangatlah luas.
Sekarang raya bingung bagaimana ia bisa masuk kedalam rumah itu. Bel pagar tinggi itu tak terlihat. Seorang penjaga rumah lengkap dengan seragamnya membuka pintu pagar.
"Ada yang bisa di bantu?"
"Ini pak saya mau bertemu nyonya Ariani"
"Ada keperluan apa?"
"Mau mengantar pesanan kue"
Aduh seram sekali wajah orang ini, galak.
"Sebentar saya bertanya dulu pada nyonya"
"Baik...."
Raya menunggu di depan pintu gerbang rumah mewah itu. Tiba-tiba ada sebuah mobil membunyikan klakson dan mengagetkan Raya.
Seorang penjaga yang berbeda langsung keluar membuka lebar pintu gerbang itu.
"Silahkan tuan muda"
Tuan muda? sombong sekali, apa dia anak dari pemilik rumah ini.
"Nyonya menyuruhmu masuk kedalam" Raya segera menuntun sepeda bututnya memasuki pekarangan rumah yang sangat luas. Rumah itu lebih mirip penginapan atau hotel berbintang.
Halamannya sangat asri dan tertata rapi. Di samping rumah terdapat kebun bunga mawar yang sangat cantik.
Penjaga mengantar Raya memasuki rumah utama. Nyonya rumah sedang bersantai di sofa ruang tamu.
"Hai....siapa ini?" tanya sang nyonya pemilik rumah.
"Saya Raya nyonya, ibu meminta saya mengantar kue pesanan nyonya"
"Benar aku pesan ke ibumu beberapa jenis kue" Seorang pelayan yang masih muda menghampiri Raya dan mengambil alih tas kuenya.
"Ayo duduk dulu Raya, kau kemari naik apa?"
"Sepeda nyonya"
"Anak baik, kau membantu jualan ibumu ya...., Rum tolong buatkan minuman ya untuk tamu saya"
"Baik nyonya" pelayan yang di panggil Rum itu segera pergi menjalankan tugas dari majikannya.
Sementara si tuan muda yang baru saja tiba di rumah sedang duduk di ruang makan. Bibi Huang menemaninya makan siang.
"Tamunya mama siapa bi?"
"Kurang tahu, tuan muda habiskan dulu makanannya"
"Iya bibi kenapa brisik sekali, lagipula mengambilkan makan sebanyak ini memangnya aku sapi"
"Tuan muda memang mirip sapi"
"Apa? dasar orang tua...." Aska mengomel tapi tetap menghabiskan makan siangnya. Ia dan bibi Huang seperti tikus dan kucing kalau bertemu tapi keduanya saling menyayangi.
"Bi aku mau lihat tamunya mama"
"Tunggu tuan muda...."
"Apa lagi aku kan sudah menhabiskan makanku" Aska ngeloyor ke ruang tamu, ia terkejut melihat siapa yang berada di sana bersama mamanya.
"Ma..."
"Eh Aska...sudah selesai makan siangnya?"
Raya terkejut da hampir menyemburkan jus jeruk yang sedang ia minum. Aska memandangnya dengan sinis.
Kenapa si kampungan ini bisa berada di rumah bersama mama.
"Dia...." Raya tidak bisa berkata-kata. Ia tidak menyangka yang di temuinya di depan gerbang tadi adalah mobil Aska. Pantas saja tengil dan semena-mena.
Ternyata dia adalah tuan muda di istana ini, pantas saja gayanya selangit.
"Aska, mama ada kue enak sekali kamu coba gih"
"Untuk apa dia disini ma?"
"Kalian saling kenal?"
"Iya nyonya kami teman satu kelas"
"Eh enak saja teman, siapa yang kau anggap temanmu?! kampungan.."
"Teman satu kelas, Raya kamu jadi sekolah di tempatnya Aska?"
"Iya nyonya saya dapat beasiswa"
"Beasiswa? hebat sekali kamu Raya"
"Ma....berhenti meemuji dia! gadis kampung ini tidak layak masuk ke sekolahku!"
"Aska kenapa kamu bicaranya begitu? minta maaf sama raya..."
"Tidak perlu nyonya, tidak apa-apa. Saya pamit dulu karena masih harus membantu ibu mengantar pesanan"
"Baiklah Raya lain kali kita ngobrol lagi ya..."
"Mama....kenapa mama harus ngobrol sama dia?"
"Karena kamu sibuk dengan teman-teman kamu sayang jadi mama kesepian"
Aska berbalik dan berjalan pergi. Ia sempat melirik Raya dengan sinis. Aska berdiri di balkon kamarnya di lantai dua. Ia memandangi Raya yang baru saja keluar dari rumah utama dan menuntun sepeda bututnya keluar pekarangan rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Mentari.f.v
mampir kak, jika berkenan mampir di novel ku judulnya 3 Serangkai
2022-05-12
0
alvika cahyawati
ya allah kasihan km raya selalu di hina dan d rendahkan yg sabar ya
2022-04-10
4