Aska tertegun setelah bibi Huang memberitahu Raya menitip kado ulang tahun untuknya. Tapi Aska segera kembali ke dalam kegembiraan pesta. Mama dan papanya terlihat berdansa sangat romantis.
Amanda menghampiri Aska dan mengajaknya berdansa. Rama dan jordan juga terlihat berdansa dengan yang lain.
Aska berdansa dengan Amanda, tapi pikirannya tidak lepas dari Raya. Amanda terlihat sumringah. Tamu undangan bertepuk tangan untuk mereka.
Selesai pesta Aska bergegas pergi ke kamarnya dan membuka kado dari Raya. Yang pertama ia buka adalah berisi kue tart cokelat. Aska mencolek kue itu sedikit dan memakannya.
Rasanya enak sekali, pasti kue itu buatan ibu Raya.
Aska melanjutkan membuak kado yang satunya. Ia terkejut mengamati sweater berwarna biru laut. Aska memandanginya lalu mecoba memakainya. Ukurannya pas dengan badannya tidak kebesaran dan juga tidak kekecilan. Rasanya hangat, Aska menyukai rajutan itu.
"Wah bagus sekali, dari siapa ini?" Nyonya Ariani masuk kedalam kamar putranya sembari menyerahkan segelas teh hijau hangat untuk Aska.
"Bukan dari siapa-siapa, mama kenapa tidak mengetuk pintu dulu?"
"Oh maaf, eh kenapa ada kue lagi disini?" nyonya Ariani mencoba sedikit kue itu. Ia terlihat senang.
"Enak sekali kuenya, dari siapa ini?" Aska terlihat gelagapan menjawab pertanyaan mamanya.
"Oh mama tahu pasti dari Raya, iya kan!"
Wajah Aska memerah, entah kenapa ia tersipu ketika mamanya menyebut nama gadis itu. Aska segera berpaling dan menyembunyikan wajahnya dari sang mama.
"Mama cepat keluar, Aska mau ganti baju dulu"
"Baik...baik, mama akan menelpon ibu Raya, oh ya kenapa kau tidak mengundang Raya?"
"Ah mama cepat minggir" Aska mendorong pelan mamanya keluar kamar dan menutup perlahan pintu kamarnya.
"Ada apa ma?" Tuan Bram terlihat menghampiri istrinya.
"Oh ini pa teman Aska ada yang terlewat tidak di undang"
"Benarkah? kalau begitu kirim kartu ucapan permintaan maaf dan beri bingkisan untuk teman Aska itu"
"Nanti mama atur..papa istirahat dulu" keduanya berjalan menuju kamar untuk beristirahat.
***
"Kau memberikan sesuatu pada Aska kemarin?" Rama tiba-tiba bertanya pada Raya saat bertemu di parkiran sekolah.
"Ah tidak, mana mungkin aku memberinya hadiah. Ia bahkan tidak memberiku undangan"
Wajah Raya tertunduk, ia mencoba menyembunyikannya dari Rama yang terus memandanginya.
" Aku tidak berkata kau memberinya hadiah. Sepertinya kalian sudah berbaikan?"
"Berbaikan?! yang benar saja. Ia bahkan tidak bertegur sapa denganku sama sekali" Raya terlihat salah tingkah.
Aska terlihat datang dengan mobil sportnya. Ia turun dari mobilnya dan tetap memakai kacamata hitamnya. Aska berjalan dengan cuek melewati Rama dan Raya.
"Itu kan kau lihat sendiri, seperti apa dia"
"Lalu siapa yang menitipkan kado untuknya kemarin?"
"Mungkin kekasihnya"
"Tidak, setahuku Aska tidak pernah pacaran"
Dia tidak pernah pacaran? yang benar saja. Bukankah banyak gadis cantik dari keluarga mapan ingin menjadi kekasihnya?.
"Kenapa kau melamun?"
"Oh tidak, hanya heran saja"
"Heran, kenapa Aska tidak pacaran?"
Raya hanya tersenyum tidak menjawab. Ia tidak ingin Rama beranggapan ia terlalu penasaran soal Aska.
"Aska tipikal pria muda yang kaku dan arogan, tapi dia setia. Dengan kami sahabatnya saja dia setia, karena itu mungkin dia sedang mencari seseorang yang pas menurutnya"
Raya mengangguk, Ia berpisah dengan Rama di depan kelasnya. Karena kelas mereka berbeda. Raya masuk kedalam kelas. Ia melihat Aska sedang menatapnya. Entah kenapa jantungnya berdebar kuat sekali seolah akan terjatuh dari dadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
susi 2020
😍😍😍
2023-11-26
0
alvika cahyawati
waah Kayaknya aska udah ada rasa nich jgn2
2022-04-10
0