Pagi itu Aska berangkat ke sekolah seorang diri. Jordan dan Rama tidak menumpang mobilnya. Di perjalanan Aska melihat kerumunan orang, sepertinya ada kecelakaan.
Ia menghentikan mobilnya karena lampu lalulintas berwarna merah. Aska iseng menoleh ke arah kerumunan itu. Di kejauhan Raya tertatih menuntun sepedanya yang rusak parah. Sepertinya ia baru saja di tabrak kendaraan lain.
Aska kembali konsentrasi pada kemudinya dan memacu mobil menuju sekolah. Ia duduk di parkiran terlebih dulu sebelum masuk kelas. Sekolah sudah sepi karena jam belajar mengajar sudah di mulai. Aska sengaja terlambat. Ia ingin tahu apa Raya masuk sekolah atau tidak.
Tak berapa lama Raya datang dan memarkir sepedanya yang reot di dekat pos keamanan. Ia tidak menghiraukan pertanyaan penjaga sekolah. Raya berjalan seperti orang linglung. Wajahnya sembab karena air mata.
"Hei apa yang terjadi pada sepeda bututmu itu?" Aska menyapa Raya. Gadis itu tidak mempedulikannya dan bahkan tidak memandang Aska sama sekali.
"Beraninya kau tidak menjawabku!" Aska mengejar Raya dan menarik lengan Raya. Raya menahan kesakitan sepertinya lengannya terluka parah.
"Kau kenapa?" Aska rerlihat cemas dan melepaskan pegangan tangannya di lengan Raya. Gadis itu mendongak menatap wajah Aska lalu jatuh pingsan.
"Hei kampungan kenapa kau tiduran disini?! bangun apa kau sudah gila?!" Aska mengguncang bahu Raya tapi tidak ada reaksi.
"Raya..."
Sepertinya dia pingsan karena kesakitan. Apa tadi saat kecelakaan dia mengalami luka parah?.
Aska berdiri dan hampir berjalan pergi meninggalkan Raya yang tergeletak di parkiran. Hanya saja ia tidak tega dan kembali lagi. Aska mengangkat tubuh Raya dan membawanya ke Uks.
Setelahnya Aska meninggalkan Raya di ruang Uks lalu masuk kelas untuk mengikuti pelajaran.
Akhirnya Raya tersadar, ia segera di beri obat pereda nyeri dan segelas minuman hangat.
"Sepertinya tanganmu terkilir cukup parah, lebih baik kau pergi ke rumah sakit"
"Iya...tapi boleh saya bertanya bu, kenapa saya bisa sampai disini? sepertinya tadi saya di parkiran"
"Kamu jatuh pingsan untung ada Aska yang menolongmu, ia menggendongmu kemari. Nanti berterimakasihlah padanya"
"Apa..... Aska? tuan muda itu?"
Raya terdiam ia mencoba mengingat kejadian tadi pagi. Saat berangkat ke sekolah sepedanya tertabrak sebuah mobil. Dan mobil itu kabur, susah payah ia membawa sepedanya sampai ke sekolah lalu ia pingsan di parkiran dan orang terakhir yang di temuinya memang Aska.
Siang itu Raya mencari Aska saat jam istirahat. Aska sedang bersama Jordan dan Rama di kantin sekolah yang sudah mirip restoran ternama itu. Raya tidak pernah ke kantin karena uang sakunya tidak cukup untuk sekedar membeli minuman ringan disana.
Semua memandang aneh saat Raya menginjakan kakinya di kantin itu. Ia melihat Aska sedang bersama teman-temannya. Raya berbalik dan menunggu nanti saja saat Aska sendirian ia akan mengucapkan terimakasih.
Raya berdiri di dekat toilet, ia melihat Aska tadi masuk ke toilet cowok. Ia pura-pura mengikat tali sepatunya saat ada yang lewat dan melihatnya. Tak berapa lama Aska keluar dari toilet.
"Tuan muda....." Raya muncul di hadapan Aska.
"Kau ini mengaggetkanku! ada apa kau disini? kau mengintip ya?!"
"Ah tidak ..aku hanya menunggumu"
"Untuk apa?!"
Aska melihat kanan kiri ia merasa risih berbicara dengan Raya. Ia takut ada yang melihat dan salah paham.
"Maaf aku merepotkanmu tadi pagi, terimakasih sudah menolongku"
"Sudahlah...lupakan saja. Lain kali jangan pingsan sembarangan. Atau kau sengaja biar aku mrnggendongmu?!"
"Tidak..." Raya menggeleng denga cepat.
Lagi pula mana ada orang pingsan terencana harus dimana. pasti ya sembarangan, dasar aneh.
"Pergilah ke rumah sakit obati lukamu, jangan mendekatiku lagi!"
Aska berjalan pergi, Raya memandang punggung Aska yang menjauh. Di toilet cowok rupanya ada Rama yang tidak sengaja mendengar percakapan keduanya tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Astria
ksmu takut suka ya 🙂
2023-06-06
0