Raya terbangun dan gelagapan, ia melihat jam di atas meja di samping tempat tidurnya. Ia belum menyelesaikan rajutan sweater untuk Aska. Raya segera meraih sweater yang setengah jadi di atas mejanya.
"Kenapa...sweaternya sudah selesai? perasaan aku tadi ketiduran dan belum sempat merajutnya lagi?"
"Ibu yang meneruskan rajutanmu, sweater itu untuk tuan muda itu kan?"
"Ibu...." Raya berlari memeluk ibunya dan menciumi pipi ibunya dengan senang.
"Oh ya ibu buatkan kue tart cokelat untuk tuan muda itu, siapa namanya?"
"Aska bu"
"Iya Aska....berikan padanya kue buatan ibu. Oh ya cepat dandan sana lalu ke pesta"
Raya terdiam dan termenung memandang ibunya. Bagaimana mau ke pesta kalau ia tidak mendapat undangan dari Aska.
"Tidak bu, aku akan memberikannya besok saja"
"Kenapa besok? kau sudah susah payah merajut kenapa malah di berikan besok?"
"Ayo cepat, biar adikmu yag mengantar dengan motor"
Raya duduk di depan meja rias sederhana miliknya. Tidak ada perlengkapan make-up disana. Hanya ada bedak, sebuah lipstik dan sisir serta parfum murah yang ia beli di dekat toko kue ibunya.
Raya menyapukan bedak tipis-tipis ke wajahnya dan menata rambutnya dengan rapi. Ia mengeluarkan sebuah dress putih selutut berlengan pendek. Raya bergegas membungkus kado untuk Aska dan pergi di antar adiknya.
Sesampainya di depan pintu gerbang rumah Aska, Raya dan adiknya berhenti. Ia melihat jajaran mobil mewah terparkir di halaman rumah yang luas. Para tamu undangan terlihat berdatangan dan bisa di pastikan mereka dari kalangan atas. Amanda pasti juga hadir bersama keluarganya. Raya menyadari ia tidak mau menjadi bulan-bulanan di dalam.
"Pak bisa saya bertemu Bibi Huang?"
"Untuk apa?" tanya salah seorang keamanan disana.
"Saya ada perlu penting sekali"
"Sebentar" keamanan itu mencoba menelpon bibi Huang untuk meminta izin.
"Baiklah kau boleh masuk tapi lewat samping dan menuju dapur, selesai itu kau boleh pergi dari sini karena tidak termasuk tamu undangan tuan muda dan tuan besar"
"Baik" Semua tamu yang datang memang wajib memperlihatkan undangan mereka. Raya diantar keamanan tadi menemui bibi Huang yang terlihat rapi dengan baju chinanya. Ia duduk santai di halaman samping dapur sembari memegangi tongkatnya.
"Bibi, apa kabar?" sapa Raya pada bibi Huang.
"Gadis nakal, kenapa kau malah kemari dan tidak masuk ke rumah utama?!"
"Maaf bi, boleh saya minta bantuan bibi?"
"Bantuan apa?" kata bibi Huang dengan nada malas.
"Bi bisakah bibi berikan ini pada tuan muda" Raya menyerahkan bukusan kue tart buatan ibunya dan satu lagi berisi sweater yang ia rajut sendiri.
"Ku mohon bibi serahkan pada tuan muda, kalau begitu aku pulang dulu ya bi, terimakasih banyak..."
Bibi Huang memandang dua buah bingkisan di hadapannya. Ia membawa bingkisan itu masuk kedalam rumah utama.
Di ruangan itu sedang riuh karena acara potong kue telah tiba. Aska memberikan potongan kue pertama pada mamanya dan papanya. Lalu ia mengedarkan pandangannya mencari sosok bibi Huang. Aska akan memberikan potongan kue selanjutnya pada Bibi Huang yang sudah membantu merawatnya sedari kecil.
"Bibi ini untukmu" Aska segera menyuapkan kue itu. Semua bertepuk tangan, bibi Huang terlihat tersenyum dan menarik lengan Aska ke sudut ruangan.
"Seorang gadis menitipkan ini padaku" bibi Huang menyerahkan dua bungkusan kado dari Raya kepada Aska.
Rama dan Jordan melihat mereka dari kejauhan.
"Bibi Huang sedang apa?" tanya Jordan heran.
Rama hanya menggeleng, tapi Rama tahu sepertinya ada yang menitipkan sesuatu pada bibi Huang untuk Aska. Yang jelas orang itu pasti bukan tamu undangan di pesta Aska.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
susi 2020
😎😎
2023-11-26
1
alvika cahyawati
semoga pemberiannya ngk d buang ya sama tuan muda
2022-04-10
1