Raya kembali menata kue-kue pesanan nyonya Ariani. Kali ini lebih banyak lagi jumlahnya karena akan ada acara di rumah besar itu.
Jika aku kesana aku akan bertemu Aska lagi. Apa dia akan memarahiku seperti kemarin saat aku kerumahnya. Tapi dia juga memeperbaiki sepedaku, dasar tidak bisa ditebak!.
"Raya kenapa malah melamun? ayo cepat"
"Iya bu...."
"Oh ya ganti bajumu ibu sudah siapkan baju yang bagus"
"Kenapa harus ganti bu? bajuku ini juga bagus"
"Raya hari ini di rumah besar itu ada acara, nyonya bilang kau diminta membantunya kan"
Baiklah aku ganti baju dulu"
Raya mengganti bajunya dengan dress pendek selutut dan berlengan panjang. Dress bermotif bunga-bunga berwarna merah muda itu sangat pas di badannya yang kecil Ia terlihat manis.
Raya bergegas mengayuh sepedanya yang berisi muatan tas-tas kue. Ia segera menuju rumah besar.
Sesamoainya disana Raya berdiri menunggu di depan gerbang, keamanan sedang meminta izin pada nyonya rumah. Pintu gerbang itu terbuka ia melihat mobil-mobil mewah berjajar di halaman. Raya melihat seorang pria bersama nyonya Ariani. Sepertinya itu sang tuan rumah.
Si tuan muda tengil itu mewarisi ketampanan dan karisma ayahnya rupanya.
"Nyonya memintamu untuk masuk dan langsung ke dapur"
"Baik..." Raya mengambil tas berisi kue dan susah payah membawanya ke dapur. Tasnya cukup berat kali ini. ibu memberi bonus tiga kaleng kue kering dan sebuat tart coklat.
"Selamat sore...." Raya memberi salam pada bibi Huang dan para pelayan yang sedang sibuk.
"Siapa kau?" tanya bibi Huang.
"Raya, nyonya Ariani yang memintaku datang, nyonya memesan kue-kue ini bi"
"Baiklah sekarang kau buka dan tata kue-kue itu di ....wadah itu" bibi Huang menunjuk sebuah meja lebar yang di sana berderet berbagai perabot cantik. Seperti toples kaca dan piring-piring"
Raya patuh dan menata semua kue kering ke dalam toples yang cantik, ia juga memotong cake pesanan nyonya Ariani ke atas piring hias.
Semua tamu undangan sudah datang, rumah utama terdengar ramai dengan obrolan yang diiringi tawa beberapa orang.
Pelayan sibuk semua menyiapkan hidangan untuk makan malam. Waktunya camilan di keluarkan. Pelayan membawa kue yang sudah disiapkan Raya.
"Bisakah kau membantuku membawakan ini?" Rum terlihat kesulitan karena ia sudah membawa nampan yang penuh makanan.
"Baiklah biar aku bantu"
Raya membawa nampan kecil mengikuti langkah Rum salah satu pelayan di rumah itu. Raya begitu terkejut memasuki ruangan luas itu. Orang-orang kaya disana semua mengenakan stelan jas resmi dan wanitanya terlihat anggun dengan gaun-gaun mereka.
Raya segera meletakkan piring yang ia bawa di nampannya. Saat itulah Aska melihatnya. Raya juga memandang Aska yang berdiri memegang segelas minuman. Aska terlihat tampan sekali dengan stelan jas hitam rapi.
Aska langsung mengalihkan perhatiannya karena disana ada Amanda yang keluarganya juga diundang di acara itu. Amanda mengenakan gaun terbuka berwarna hitam. Ia nampak berbicara dengan nyonya Ariani jadi tidak melihat keberadaan Raya.
Raya bergegas kembali kedapur, entah kenapa ia berdebar begitu melihat Aska tadi.
"Raya ini jus jeruk dan camilan untukmu, kau duduklah di sana" kata Rum sembari menunjuk meja kecil di dekat pintu keluar menuju halaman samping.
Raya menurut dan menikmati jus jeruk disana. Ia melihat koleksi tanaman di rumah itu dari yang sangat mahal, mahal dan lumayan mahal. Raya mengerti tanaman karena ia sering browsing dan membaca tanaman apa yang sedang hits.
"Kau mau mengambil tanaman mamaku?!" Suara Aska mengejutkan Raya yang sedang memegang salah satu bunga di pot.
"Kenapa kau ada disini?" Aska menarik kursi dan duduk disana. Ia mengamati baju yang di kenakan Raya. Gadis itu terlihat manis, berbeda dengan biasanya.
"Jawab..."
"Aku mengantar pesana kue nyonya Ariani"
"Kau bukan pelayan disini kenapa kau ikut mengantar makanan ke depan?"
"Aku hanya membantu Rum karena ia kesulitan membawa nampannya"
"Pulanglah!"
"Tuan muda kenapa anda ada disini? tuan besar mencari anda..." bibi Huang datang menghampiri Aska.
"Aku tidak mau, aku bosan di dalam"
"Tuan muda jangan membantah, ayo cepat nanti tuan besar bisa marah"
"Iya baik kenapa cerewet sekali. Bi suruh gadis ini pulang" bibi Huang melirik Raya yang berdiri mematung.
"Tidak bisa, nyonya mau bertemu dengannya selesai acara"
"Kenapa mama suka sekali sih bertemu gadis kampung ini!"
"Sudahlah tuan muda, ayo cepat masuk kedalam"
Aska kembali ke acara. Raya diam-diam mengamati tuan muda itu.
Dia pasti jenuh dan kesepian, terlihat sekali dari tingkahnya yang kekanakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments