Kecewa

Sudah beberapa hari ini, Cintya tidak keluar dari kamarnya. Bahkan makanannya diantar ke kamar oleh suster. Adrian juga beberapa hari ini sudah membujuk Cintya, namun, jangankan merespon, mendengar saja pun Cintya tidak mau.

Erina dan Adrian juga tidur terpisah. Erina pindah ke kamar lain membawa perlengkapan Arga karena Arga memang belum bisa lepas darinya.

Erina dan Adrian sedang sarapan pagi bersama.

"Aku belum menjelaskan pada Cintya bahwa kau adalah ibu susu Arga. Kau juga punya jasa dalam hidup Arga," celetuk Adrian.

"Sebaiknya biarkan aku tinggal sendirian di tempat lain. Satu atap dengan madunya, pasti membuat Cintya semakin sedih."

"Erina, sudah berapa kali aku mengatakan ini padamu, aku tidak akan menceraikan mu. Berikan aku waktu untuk memberi pengertian pada Cintya."

"Tapi aku tetap tidak mau menjadi duri dalam pernikahan kalian." Erina menatap Adrian dengan mata berkaca-kaca.

"Aku tetap tidak akan membiarkan itu terjadi. Jangan pernah berpikir kau bisa pergi begitu saja dariku. Aku akan terus mengejarmu jika kau berani pergi dari rumah ini. Aku sudah selesai. Aku pergi dulu." Adrian mencium kening Erina.

"Sepulang bekerja, temui ustaz, tanyakan padanya bagaimana cara menjadi suami yang adil dan amanah. Aku juga akan membujuk Cintya."

Ucapan Erina membuat Adrian tersenyum senang. Ia mengangguk dengan cepat. Setelahnya, ia pun pergi. Tak lupa ia mengetuk pintu kamar Cintya dan berpamitan dari luar.

Setelah Adrian pergi, Erina mengambil Arga yang sedang bersama pelayan. Dengan menggunakan Arga, pasti Cintya mau membuka pintu.

"Cintya, tolong buka pintunya, Arga ingin bertemu." Beberapa ketukan didaratkan Erina di pintu kamar Cintya.

Dan benar saja, tak berselang lama, perawat membuka pintu dan keluar.

Erina masuk dan duduk di sofa kamar itu. Cintya tersenyum melihat Arga.

"Sayang, ini MAMA," ucap Erina pada Arga. Ia menekankan kata MAMA pada kalimatnya. Sepertinya ia ingin memperkenalkan Cintya terlebih dahulu pada Arga, barulah waktu akan membuat Arga menyayangi Cintya layaknya seorang ibu.

"Ama." Arga mencoba menirukan panggilan Erina pada Cintya tadi.

"Iya, MAMA."

"Ma,,,ma."

"Yeayyy, benar." Erina bertepuk tangan dan membuat Arga tertawa sambil mengikuti gerakannya juga.

Cintya tersenyum melihatnya. Ia merasa terharu karena Arga mau memanggilnya Mama.

"Apa kau membawanya kemari agar aku bisa memaafkan mu?"

"Tidak, aku hanya ingin agar Arga dapat mengenal ibu kandungnya. Aku tidak pantas mendapatkan maaf darimu karena aku telah melukai hatimu," ucap Erina lirih.

"Benarkah kau dipaksa menikah dengan Adrian?"

"Benar." Erina mengangguk pelan.

"Kenapa kau tidak menolak?"

"Almarhum suamiku berhutang pada Adrian, dan Arga membutuhkan ASI."

"ASI?" Cintya mengernyitkan dahinya.

"Saat itu aku juga baru kehilangan anakku yang baru lahir. Maka sebagai timbal baliknya, Aku menyusui Arga, dan hutang suamiku lunas. Tapi ibu tetap memaksa dan aku tidak berdaya. Maafkan aku, Cintya, aku tidak bermaksud menyakiti hatimu." Erina menatap Cintya penuh harap.

"Lalu kenapa kau bisa hamil? Kalian saling jatuh cinta bukan? Jika tujuan awal mu hanya menyusui Arga, kau tidak perlu menggoda suamiku." Cintya menatap sinis. Hatinya begitu emosional.

"Semua terjadi begitu saja. Maafkan aku, Cintya."

"Kau juga pasti memanfaatkan Arga, kan? Kau tidak benar-benar menyayanginya. Kau hanya ingin supaya Adrian terkesan padamu."

"Tidak, Cintya. Aku sangat menyayangi Arga dengan tulus. Dua tahun aku menyusuinya, memeluknya, menciumnya sebelum tidur, mana mungkin aku tidak menyayanginya."

"Aku tidak percaya. Pasti kau sengaja melakukan itu agar merebut Adrian dariku. Kau memanfaatkan Adrian yang berhati baik, Kan?" Kini mata Cintya berkaca-kaca. Terlihat tanda kekecewaan pada wanita yang ada di depannya ini.

"Cintya, dengarkan aku. Aku tidak,,,,"

"Pergilah, dan jangan pernah memanfaatkan Arga lagi untuk bertemu denganku atau menggoda Adrian. Kalau pada dasarnya pelakor, tetap saja pelakor," ucap Cintya tanpa menoleh.

Dengan perasaan sedih, Erina pun pergi dari kamar itu. Nyatanya membawa Arga pun tidak membuat Cintya luluh. Malah semakin membuat Cintya marah dan kecewa.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

Cyntia takut cinta Adrian akan berpaling

2024-02-19

2

Netty Lahat

Netty Lahat

dasar Cintya emang selama 2 th kamu bisa menyusui Arga dan lagi apakah Adrian akan bisa menahan hasrat Nina ninu kamu kan koma Adrian itu laki² normal hadeh egois sekali Cintya

2023-11-08

1

Yuli Eka Puji R

Yuli Eka Puji R

ehh ga sadar diri udh di urus anaknya juga

2022-12-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!