Duka

"Anakkuuuuuuuu." Erina meraung-raung di atas makan kecil yang masih basah. Anaknya yang baru saja ia lahirkan lewat operasi Caesar meninggal dunia karena keracunan air ketuban.

Dengan kondisi lemah, ia mendatangi makam bayinya yang berada di belakang rumah sakit, tempat ia melahirkan.

"Bahkan ibu belum sempat memelukmu, Nak. Kenapa kau secepat ini meninggalkan Ibu. Beberapa bulan lalu ayahmu yang pergi, dan sekarang malah kau yang pergi meninggalkan Ibu."

Erina terus memeluk nisan bayi perempuannya yang ia namai putri.

Setelah puas menangis, Erina pun pergi dari sana untuk kembali ke ruangannya. Di depan gerbang makam, seorang pria memakai pakaian dokter sedang menunggunya.

"Jangan terlalu bersedih, kelak dia akan menjadi penolong mu di akhirat," ucap sang dokter yang diketahui bernama Dani. Ia memberikan tisu pada Erina.

"Terima kasih," ucap Erina sambil mengusap air matanya dengan tisu yang diberikan Dani.

"Sekarang kembali ke ruangan mu. Kau belum pulih," ujar Dani.

"Maaf sudah merepotkan mu." Erina tertunduk sambil melangkah menuju ruang rawatnya.

"Tidak masalah, justru aku yang minta maaf karena gagal menyelamatkan mu. Kalau saja aku datang tepat waktu, pasti semua ini tidak akan terjadi."

Dani menatap Erina sedih. Ia masih ingat, saat pagi tadi mendapatkan telepon dari Erina yang merupakan sahabatnya sejak kecil. Erina meminta tolong karena akan melahirkan.

Dani datang saat itu juga. Namun, jalanan yang macet dan mobilnya yang tiba-tiba mogok, membuat Erina terlambat dibawa ke rumah sakit hingga akhirnya anaknya harus meninggal.

"Mungkin ini memang takdirku. Ditinggalkan oleh dua orang yang aku sayangi dalam waktu yang berdekatan." Erina lagi-lagi menyeka air matanya.

"Aku turut berduka atas apa yang menimpa suamimu. Aku tidak menyangka dia akan meninggal secepat ini."

"Ini memang sudah nahasnya, Feri meninggal terkena serangan jantung setelah mengetahui perusahaan mengalami kebangkrutan, dan aku harus melunasi sisa hutangnya yang sangat banyak itu. Lima juta dollar bukanlah jumlah yang sedikit. "

"Erina, terimalah bantuan ku untuk melunasi semua hutang suamimu. Aku akan mengajukan pinjaman ke rumah sakit ini atau ke Bank," tawar Dani.

"Tidak, Dan, jangan lakukan itu. Aku tidak ingin membebani mu. Apalagi kau punya istri dan anak yang harus kau nafkahi. Jangan buat istrimu membenciku lebih dalam lagi."

Dani terdiam. Ia mengerti maksud Erina. Sudah beberapa kali, Sisil istrinya melabrak Erina karena ia sering membantu Erina dalam hal finansial. Sisil cemburu karena perhatian Dani berlebihan pada Erina. Padahal, Dani melakukan hal itu karena ia adalah sahabat dekat Erina.

"Erina, bagaimana kalau kau jadi istri keduaku. Aku berjanji akan bersikap adil padamu. Sisil juga tidak akan tahu. Dengan begitu kau tidak perlu hidup dengan kesendirian seperti ini." Dani menatap Erina lekat. Entah sejak kapan ia sudah menggenggam kedua tangan Erina.

"Apa maksud mu, Dan? Kau bukan menolong ku. Kau malah akan membuat ku berada dalam masalah besar. Lagipula kita sahabat, bagaimana bisa kau mengatakan hal itu." Erina menatap tidak percaya pada Dani. Ia melepaskan genggaman tangannya dari Dani saat itu juga. Sebuah tatapan tajam pun menjurus pada Dani.

"Bukan itu maksud ku. Aku melakukan hal ini agar aku bisa terus memantau mu. Aku sudah berjanji pada Feri, bahwa setelah dia, akulah orang yang harus menjagamu."

"Tidak, lupakan hal ini. Aku baru saja kehilangan bayiku, dan kau malah menawarkan hal tidak masuk akal seperti ini."

"Maafkan aku, Erina. Aku hanya ingin terus melindungi mu. Itu janjiku pada Feri."

"Aku mengerti. Tapi, bukan hal seperti itu yang harusnya kau lakukan. Sekarang dan seterusnya kita tetap sahabat, tidak lebih. Aku juga wanita, aku tidak mungkin menyakiti perasaan sesama wanita. Sisil pasti akan terluka dengan ini semua."

"Baiklah, maafkan aku."

"Maafkan aku juga jika aku memarahi mu. Aku harap kau mengerti dan,,,, ahhh." Erina meringis kesakitan sambil memegangi dadanya.

"Ini pasti karena kau tidak menyusui. Sebaiknya kau pompa saja ASI mu. Alatnya ada di dalam," ujar Dani.

Erina mengangguk, ia pun langsung masuk ke dalam ruangannya dan memompa ASI nya dengan alat yang sudah tersedia di dalamnya.

Terpopuler

Comments

cinta semu

cinta semu

kemana keluarga Erina selain suami ny 🤔🤔

2024-02-21

1

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

Erina menyedihkan sekali nasib mu..

2024-02-19

0

Fay

Fay

mampir baca thor 👍

2024-02-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!