Sisi Baik

"Malam ini aku akan tidur di sini," ucap Adrian yang langsung membuat Erina berhenti mencium pipi Arga.

"Kenapa? Apa kau keberatan? Ini kamarku." Adrian memperjelas maksudnya.

"Tidak, aku tidak keberatan. Ini kamarmu, kau yang berhak."

"Kalau begitu pastikan kau menjaga Arga dengan baik karena aku akan terus mengawasi mu sekarang."

Erina tersenyum sambil mengangguk. Ia tidak perlu khawatir karena selama ini ia menjaga Arga dengan baik. Sekarang saja pun, Arga terlihat sangat tenang saat berada di gendongannya.

"Hei, apa kau mendengarkan aku?" Adrian menatap Erina yang seperti sedang mengacuhkan dirinya.

"Aku dengar." Erina masih tidak menoleh.

"Lalu kenapa tidak menatapku saat aku berbicara?"

"Karena aku ingin selalu menatap Arga. Melihat wajahnya saja rasanya sangat tentram dan nyaman."

"Jangan lupakan bahwa dia adalah anakku."

"Iya, aku mengerti. Kalau kau sudah selesai, aku ingin mengajak Arga ke taman belakang sebentar."

"Kenapa?" Adrian terlihat heran.

"Aku selalu membawanya setiap jam empat sore ke taman belakang. Menikmati indahnya bunga-bunga, udara yang mulai menyejuk. Hanya setengah jam saja."

"Apa dia menyukainya?"

"Kau bisa melihatnya jika mau." Beralih menatap Arga. "Arga sayang, ayo kita ke taman belakang ya."

Bayi mungil itu terlihat tersenyum dan mencoba menggapai wajah Erina yang langsung disambut tawa oleh Erina.

Erina pun membawa Arga menuju taman belakang. Di sana, ia duduk dan memerhatikan bunga-bunga indah. Sedangkan Arga yang hanya bisa berada di gendongan Erina menatap wajah ibu susunya dan juga langit di atasnya.

"Lihat, indah sekali, kan? Siapa anak tampan?" Erina bermain dengan tangan mungil Arga. Ia juga sesekali mengusap wajah mulus itu dan tersenyum senang.

"Oh, jadi Arga suka ke sini?" Adrian tiba-tiba datang dan duduk di samping Erina.

"Sebenarnya, aku yang membawanya ke sini, dan dia menyukainya."

"Ya, itu maksud ku." Adrian beralih menatap hamparan bunga di tengah kebun tepat di depan mereka.

"Dia memang harus dibiasakan melihat yang indah-indah. Berada di dalam rumah terus akan membuatnya gampang bosan."

"Apa kau sedang menceramahi ku? Apa karena aku tak tahu apapun tentang anakku?" Adrian menoleh, menatap datar.

"Maaf, bukan itu maksud ku. Sebagai ayah, tentunya kau sudah tahu apa yang dia sukai dan tidak sukai."

"Bicara soal itu? Kenapa kau sangat menyayangi Arga?"

Erina terkekeh mendengar ucapan Adrian. "Tidak ada alasan untuk menyayangi seorang bayi mungil seperti ini. Bayi tanpa dosa, yang aroma mulutnya adalah aroma surga, bayi lucu dan menggemaskan." Mengusap pipi Arga yang ternyata saat ini sedang tertidur.

"Apa yang terjadi jika anakmu masih hidup? Apa kau akan tetap menjadi ibu susu Arga?"

"Tentu saja. Jika aku bisa merawat keduanya, kenapa tidak. Anak adalah anugerah, merawat mereka adalah suatu kenikmatan. Mungkin kita akan sering bergadang, kelelahan, tapi itu tidak akan lama. Seiring bertumbuhnya seorang bayi, maka satu persatu rasa lelah akan menghilang."

"Kenapa anakmu meninggal?"

Kali ini pertanyaan Adrian membuat Erina langsung terdiam.

"Apa aku baru saja menyinggung perasaan mu?"

"Tidak, hanya saja kejadian itu kembali terlintas di pikiran ku. Semua hanya karena masalah waktu. Jika aku dibawa ke rumah sakit tepat waktu, pasti aku akan bersama dua bayi lucu sekarang ini."

"Setidaknya, dia akan menjadi penuntun mu di akhirat kelak. Itu yang pernah aku baca di sebuah artikel."

"Terima kasih."

"Terima kasih untuk apa?" Adrian menatap heran.

"Mendengarnya membuat perasaan ku lebih tenang."

Adrian tersenyum tipis.

"Sudah setengah jam. Ayo, masuk ke dalam," ujar Adrian.

Erina mengangguk, lalu mereka berjalan ke dalam rumah bersamaan.

*****

Dini hari, Adrian yang sedang tidur tanpa sengaja terbangun karena mendengar rengekan Arga. Ia mengucek matanya dan menatap box bayi Arga. Erina sedang menenangkan Arga yang sepertinya sedang kehausan.

"Sabar, ya, Sayang. Bunda tahu kau pasti haus. Ayo, sini, kita ke ruangan biasa." Erina membawa Arga ke ruang menyusui. Perlahan tangisan Arga mulai meredup.

"Apa tadi katanya? Bunda? Apa ibu yang menyuruhnya?" gumam Adrian.

Tak lama berselang, Erina kembali dari dalam ruang menyusui. Ia terlihat sedang menggendong Arga dengan sedikit menggerakkan tubuhnya. Ia bersenandung untuk menidurkan bayi yang sudah kenyang itu.

"Berikan padaku, biar aku saja yang menidurkannya ." Adrian menghampiri Erina yang sedari tadi tidak menyadari bahwa dirinya sudah terbangun. Itu karena Erina terlalu fokus pada Arga.

"Tidak, sebaiknya kau istirahat, biar aku saja. Kau pasti butuh istirahat cukup untuk bekerja besok. Aku bisa mendapatkan tidur di siang hari, sedangkan kau tidak."

"Tapi aku ingin membantu. Baiklah kalau begitu, berikan aku waktu setengah jam saja. Dan itu berlaku untuk hari-hari selanjutnya. Jangan buat aku terlihat seperti ayah yang payah." Adrian masih memaksa.

Erina pun mengerti, ia menyerahkan Arga pada Adrian, sementara dirinya duduk di atas sofa. Menunggu giliran jika Adrian tidak bisa menidurkan Arga.

Namun, baru beberapa menit ia duduk, matanya telah tertutup dengan dengkuran halus. Ia tertidur karena ini kali keempatnya Arga bangun sejak tidur dari pukul delapan malam.

Arga sudah tertidur, dan Adrian pun meletakkannya di atas box bayi. Ia beralih menatap Erina yang ternyata sedang terlelap di atas sofa.

Ia pun menggendong Erina ke atas ranjang, lalu menyelimutinya sambil berbisik, "terima kasih."

Setelah itu, ia pun kembali tertidur. Satu hal yang mungkin ia lupakan sekarang. Sebelum tidur, ia tidak ke kamar Cintya dan mengucapkan selamat malam seperti malam-malam sebelumnya.

Terpopuler

Comments

Dewa Dewi

Dewa Dewi

😘😘😘😘😍😍😍😍

2024-02-20

1

Netty Lahat

Netty Lahat

haha mudah kali Adrian melupakan Cintya Adrian...adrian

2023-11-08

0

rama

rama

itulah mengapa posisi ibu sangat mulia dalam islam

2022-08-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!