Pernikahan

Hari ini adalah pernikahan Erina dan Adrian. Dengan disaksikan beberapa orang, pernikahan di dalam rumah mewah itu pun berlangsung. Tidak ada pesta pernikahan, karena Adrian dan Erina hanya menikah siri saja.

Setelah penghulu dan tamu lainnya pulang, Adrian langsung pergi ke dalam kamar tempat Cintya berada. Ia duduk di samping Cintya sambil menggenggam erat tangannya. Sesekali ia menyeka sudut matanya.

"Aku berjanji, Cintya, hanya kau lah wanita yang ada di dalam hidup ku. Ku mohon cepatlah sadar, agar aku dan wanita itu segera berpisah.

Setelah puas menumpahkan keluh kesahnya, Adrian segera keluar untuk menemui Arga yang berada di dalam kamar yang sama dengannya. Memang, mulai hari ini, Erina dan Arga akan sekamar dengannya. Itu adalah permintaan dari sang ibu.

Terlihat Erina baru saja meletakkan Arga ke dalam box bayi setelah ia susui hingga tertidur.

Adrian melihat tubuh Arga yang semakin sehat dan berisi. Ini berkat Erina yang selalu memberikan ASI eksklusif pada Arga. Ia juga menjaga makanannya agar tetap menghasilkan susu yang banyak.

"Halo, Sayang, cepat besar, ya, jadilah kebanggaan ayah dan ibu." Adrian mengusap pipi.

Ia segera teringat akan sesuatu. Ia menoleh ke Erina yang juga sedang memandangi Arga.

"Jangan biasakan anakku untuk memanggil mu ibu. Panggil dengan pilihan lain," ucapnya dengan nada tegas dan tatapan tajam.

"Bagaimana kalau Bunda, Tuan."

"Apa kau tidak mengerti makna ucapkan ku? Aku tidak ingin Arga mengakui mu sebagai ibu!"

"Ba-baik, Tuan, saya akan membiasakan dia dengan panggilan bibi."

Tanpa menggubris ucapan Erina, Adrian pun segera keluar.

Di bawah, ia bertemu dengan ibunya, Heni.

"Adrian, mau kemana malam-malam begini?" tanya Heni saat melihat Adrian dengan pakaian rapi.

"Aku akan pergi ke rumah teman."

"Siapa?"

"Vicky."

"Bukankah ini malam pertama mu? Kenapa kau malah keluar dan menghabiskan waktu dengan teman begajulan mu itu."

"Dia bukan orang yang jahat. Hanya karena ia sekali tersangkut kasus, Ibu tidak bisa menganggapnya seperti itu. Dia sudah berubah."

"Ya, tapi ingatlah ini malam pertamamu." Heni kembali mengingatkan.

"Aku tidak peduli. Aku tidak mencintai wanita itu, ibu saja sana yang menemani dia." Adrian langsung pergi setelah mengatakan hal itu.

Heni hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah putranya.

"Kau selalu saja melawan Ibu sejak menikah dengan Cintya. Wanita itu sudah benar-benar membutakan matamu, hingga kesalahan-kesalahan yang pernah dia lakukan dulu pun selalu kau maafkan." Menatap kepergian Adrian dengan tatapan prihatin.

Setelah itu, Heni pergi ke kamar Adrian untuk menemui Erina.

"Ibu, ada apa?"

"Ini, Ibu ingin memberimu ini." Heni memberikan satu set perlengkapan kecantikan. Dari skin care, body lotion, hingga make up dan parfum."

"Bu, aku tidak akan sempat memakainya." Erina berusaha menolak.

"Bagaimana kau bisa menarik perhatian Adrian jika penampilan mu seperti ini?" Heni menatap Erina dari atas ke bawah.

"Apa? Menarik perhatian? Aku kan hanya ibu susu untuk Arga saja, Bu."

"Tidak, kau juga harus menarik perhatiannya. Dia itu laki-laki normal yang pasti membutuhkan kehangatan. Bila perlu, buat dia supaya cinta mati padamu. Jika kau tidak mau, maka Ibu akan membuatmu di penjara!"

"Jangan, Bu, aku mohon. Kasihan Arga."

Heni tersenyum. Ini yang ia suka dari Erina. Disaat seperti ini, Erina malah mementingkan Arga.

"Tidak masalah, Ibu bisa meminta ASI mu setiap hari di penjara."

"Tapi dia akan kehilangan kehangatan seorang ibu."

"Jadi, apa kau masih mempermasalahkan tawaran Ibu?"

Kini Erina menggelengkan kepalanya. Ia mengambil pemberian dari Heni. "Baik, Bu, aku akan mempercantik diriku."

"Bagus, jaga cucu dan anakku agar tetap bergantung padamu."

Setelah mengatakan itu, Heni pun pergi meninggalkan Erina yang begitu heran melihat sikap ibu mertuanya itu. Jelas-jelas dia punya menantu yang namanya Cintya, tapi ia malah menyuruh Erina menggoda Adrian. Pengusaha tampan dan kaya, namun sangat setia pada istrinya. Ah, pasti sulit, begitu pikir Erina.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***