Faina membuka matanya perlahan dan yang pertama kali yang dia lihat adalah bi Sinta.
"Non udah baikan?" tanya bi Sinta saat mata Faina terbuka.
"Iya, bibi kok bisa disini?" ujar Faina.
"Ini saya antarin makanan buat non, kata dokter maghnya non kambuh"ujar bi Sinta.
Kemana Reza?, batin Faina sambil melihat kearah pintu.
"Den Reza sedang berbicara dengan dokter yang menangani non didepan" ujar bi Sinta karena dia tau pasti majikannya itu gengsi jika bertanya tentang suaminya.
"Saya tidak mencarinya kok bi"ujar Faina.
"Menyusahkan saja kau ini, uangku harus keluar lagi kan" ujar Reza yang tiba-tiba datang dikamar Faina.
"Bilang saja berapa semua utangku, aku akan transfer ke rekening mu besok"ujar Faina.
"15 juta" ujar Reza.
"What, lo gila yah!!" ujar Faina teriak.
"Bisa nggak sih lo nggak usah teriak-teriak kayak gitu, kuping gue jadi budek nih"ujar Reza sambil memegang kupingnya.
"Kenapa utang gue bisa sebanyak itu?" ujar Faina.
"Lo lupa atau pura-pura lupa, temen lo pernah nabrak mobil gue, harganya 10 juta, lo juga pernah pingsan dikantor gue dan harganya 2 juta, dan sekarang lo juga pingsan dan keluarin uang gue sejumlah 3 juta, jadi semua totalnya 15 juta" ujar Reza.
"Tapi kan gue istri lo, udah tanggung jawab lo dong buat memenuhi semua kebutuhan gue, termasuk kalau gue sakit, lo juga yang bayarin"ujar Faina.
"Ok kalau kayak gitu, 3 bulan ke depan gue nggak akan kasih lo nafkah, anggap aja itu untuk lunasin utang lo"ujar Reza.
"Tap,,,"ujar Faina ingin protes tapi ucapannya terpotong oleh ucapan Reza.
"Udah nggak usah banyak bicara, sekarang mending lo makan aja tuh nasi, dan jangan pingsan lagi karena nanti utang lo bertambah" ujar Reza lalu keluar dari kamar Faina sebelum Faina berbicara lagi.
"Sabar non" ujar bi Sinta.
"Majikan bibi itu udah gila"ujar Faina kesal.
"Yaudah non, bibi keluar yah, nanti kalau non butuh apa-apa non bisa langsung panggil bibi" ujar bi Sinta.
"Iya bi" ujar Faina lalu mengambil makanannya dan mulai memasukan makanannya satu persatu dalam mulutnya.
Setelah kepergian bi Sinta, Faina pun makan dengan lahapnya karena dia benar-benar sudah sangat lapar.
Esok pun tiba.
Faina terbangun dari kamarnya dan bergegas ke dapur, tapi saat melewati kamar Reza, Faina seperti mendengar Reza sedang berbicara.
Itu Reza ngingau atau sedang menelfon sama orang lain, atau bisa jadi dia kesurupan, batin Faina lalu dengan pelan dia membuka pintu kamar Reza, untung pintu kamar itu tidak Reza kunci.
Ternyata Rega sedang mengigau nama Nisa lagi dan itu berhasil membuat Faina kesal dan moodnya menjadi buruk.
"Jangan pergi Nisa, aku sayang sama kamu, Nisa, Nisa"ujar Reza mengigau.
Ada apa sih dengan perasaan gue, masa gue sakit hati dengar dia ngigau nama cewek lain, batin Faina lalu bergegas keluar dari kamar Reza sebelum Reza terbangun.
Saat Faina Keluar dari kamar Reza, dia bertemu dengan bi Sinta didepan pintu kamar Reza.
"Bi Sinta"ujar Faian terkejut.
"Non kok kaget gitu liat bibi" ujar bi Sinta.
"bi, bibi jangan bilang sama Reza yah kalau saya masuk kamarnya"ujar Faina.
"Memangnya kenapa non?" tanya bi Sinta.
"Dia bisa berubah jadi singa bi kalau tau saya masuk diam-diam dalam kamarnya"ujar Faina yang membuat bi Sinta tertawa.
"Iya non, saya nggak akan bilang kok sama den Reza, non tenang aja"ujar bi Sinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Vanny Kaunang
Jadi ga greget sampai sini ceritanya
2021-08-19
0
Yen Margaret Purba
ceritanya ga diperlebar yah asik faina reza disitu2 aja,
ga ada pelebaran ceritanya
2021-04-21
0
Nelly Noor
faina ini banyak bicara
2021-02-03
3