Keluarga Faina telah tiba disalah satu Restoran tempat pertemuan keluarganya dengan yah bisa dibilang calon suaminya.
"Ma, apa papa nggak akan datang?"ujar Faina berharap jika papanya datang dipertemuan keluarganya itu.
"Kamu tau kan papamu tak pernah perduli terhadap kalian, bahkan waktu Rangga menikah, susah sekali untuk membuatnya datang, dia lebih perduli terhadap istrinya dibandingkan kalian"ujar Nyonya Leli.
"yaudah, Faina ngerti"ujar Faina.
Faina tau betul bagaimana perasaan Mamanya itu, tak akan pernah ada orang yang ingin pernikahannya hancur karena hadirnya orang ketiga. Faina berharap bahwa yang terjadi kepada Mamanya tidak akan pernah ia alami.
"Maaf kami terlambat"ujar Seseorang yang Faina yakini itu adalah suara Nyonya Tasya.
"Tidak apa-apa kami juga baru datang"ujar Nyonya Leli lalu memeluk Nyonya Tasya.
Faina pun menyalimi Nyonya Tasya dan tuan Herman.
"Ini anak saya, namanya Reza"ujar Nyonya Tasya yang membuat Faina menatap Reza.
Pandangan mereka berdua pun bertemu, dan diantara mereka hanya Rezalah yang terkejut, sedangakan Faina dia memang sudah tau siapa calon suaminya bahkan dia pun sudah pernah bertemu dengan calon suami menyebalkannya itu.
Jangan bilang kalau Wanita sinting ini yang mau dijodohin sama gue, yaampun apa istimewanya dia batin Reza*.
"Ehem-ehem, nanti kalau udah nikah baru saling pandang-pandangan didalam kamar"ujar Nyonya Tasya yang membuat Faina, dan Reza mengalihkan pandangannya ketempat lain.
Mereka semua pun duduk kembali, dan langsung membahas tanggal pernikahan Faina, dan Reza.
"Mama senang sekali, sebentar lagi kalian akan menikah"ujar Nyonya Tasya.
"Iya, bahagianya melihat putriku bisa bersanding dengan putramu"ujar Nyonya Leli.
Acara pernikahan mereka akan diadakan Minggu depan. Faina, dan Reza sempat menolak karena bagi mereka itu terlalu cepat, tapi lagi-lagi mereka harus mengalah demi kebahagiaan kedua orang tua mereka.
"Ma,pa,tante, dan semuanya, bisa saya bicara berdua dengan Faina"ujar Reza.
"Silakan nak, tapi Fainanya jangan diapa-apain yah"ujar Nyonya Leli sambil mengedipkan matanya.
Idih siapa juga tertarik dengan modelan kayak Faina, batin Reza.
Mereka berdua pun memilih untuk jalan-jalan disekitar Restoran.
"Kenapa kamu menerima perjodohan ini?" tanya Reza.
"Karena Mama, kalau bukan karena Mama saya pasti akan menolak perjodohan ini"ujar Faina.
"Alasan. Saya tau kamu pasti sudah mengincar saya dari dulu kan, memang banyak perempuan yang mau bersanding dengan saya, tapi rencana kamu ini yang paling licik"ujar Reza.
"Hahahaha, inini orang yang bisa dibilang begitu kepedean, dengar yah kalau dari saya pribadi, ogah-ogah deh punya calon suami apalagi suami kayak lo, hih bisa mati berdiri gue"ujar Faina yang membuat Reza seperti direndahkan karena biasanya wanita yang mengejarnya.
"Lo fikir gue mau gitu punya istri kayak lo. cantikkan juga ayam daripada lo"ujar Reza.
"berarti mata lo itu katarak, sana lo periksa ke Dokter mata, hati-hati nanti lo ngira diri lo itu monyet kalau ngeliat cermin.hahahahah"ujar Faina terbahak-bahak.
"Kenapa lo nggak nolak aja sih perjodohan ini?" ujar Reza mengalihkan pembicaraan sebab dia tidak ingin Faina lebih mengejeknya lagi.
"Gue tanya sama lo, kenapa bukan lo aja yang nolak?"ujar Faina.
"Karena gue nggak mau buat Mama gue kecewa, dan Mama gue udah ngancem gue kalau gue nggak terima perjodohan ini maka gue juga nggak akan liat dia lagi"ujar Reza.
Kenapa tante Tasya sampai segitunya pengen gue bersanding sama anaknya yah? batin Faina
"we!!!, kesambet yah lo"ujar Reza meneriaki telinga Faina karena Faina melamun.
Faina pun langsung mengusap telinganya dengan sangat kesal.
"ihhk, gue males dekat-dekat sama lo, mending gue balik"ujar Faina lalu meninggalkan Reza.
Acara pertemuannya pun sudah selesai, dan keluarga Faina serta keluarga Reza sudah pulang kerumah masing-masing.
Saat sampai dirumahnya, Faina langsung masuk kekamarnya dan merebahkan tubuhnya diatas ranjangnya, sebab dia sungguh lelah hari ini.
Andai papa disini. Sudah 7 bulan aku nggak pernah ketemu sama papa lagi, Faina rindu papa batin Faina, dan air matanya jatuh membanjiri pipinya
Beginilah sifat asli Faina ketika dia sendiri, sangat rapuh. Setiap malam Faina selalu memikirkan Papanya, dan menahan rindunya. Sungguh Faina ingin sekali keluarganya kembali bersatu seperti dulu, tapi Faina yakin jika kemauannya yang satu itu tidak akan pernah bisa ia dapatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Nova Wirakusuma
sabar ya faina
2022-08-17
0
Suraida Nur Handini
jd ingat anakq sering tak antar k rmh papax tp istri barux yg nyuruh anak2 plg gk boleh nginep dsn 😭😭😭😭
2021-07-06
0
Devi Fathonah
hmm.. aku juga sedih fai dulu papa aku pas aku married dia ga ada.. bahkan sampai detik ini aja aku ga tau dia dmn entah masih ada atau enggak..
2021-06-28
1