Kim lupa kalau hari ini semua pekerja akan pulang untuk perayaan festival loy krathong, sehingga semua lampu di proyek itu sudah padam dan tak seorangpun sadar kalau Kim dan Aom masih berada disana...
"Astaga kenapa gelap sekali" gerutu Aom karena benar-benar tak ada pencahayaan sama sekali walaupun itu masih sekitar jam 7 malam...
"Kenapa aku bisa lupa kalau hari ini semua pekerja akan pulang untuk festival.. sial!" Umpat Kim
"ini salahmu karena terlalu lama memeriksa laporan itu tadi" ujar Aom sedikit kesal
"hey kenapa kau menyalahkanku? Aku tidak pernah memintamu untuk menungguku selesai.. bukannya tadi kau juga asik memperhatikan semua detail pembangunannya" Sahut Kim tak terima disalahkan oleh Aom...
"Ishhh... Menyebalkan sekali ini" gerutu Aom dan mulai melangkah, namun karena tak dapat melihat apapun ia tak sengaja membenturkan kakinya ke beberapa besi konstruksi itu sehingga kakinya terluka cukup banyak
"awww sakit sekali.." rintih Aom sambil memegangi kakinya yang mengeluarkan darah. Kim dengan sigap menghampirinya dan menggendongnya ke tempat yang lebih terang sambil membawa kotak P3K yang tergantung di dinding, di bantu sinar rembulan yang bersinar terang hari itu Kim dengan telaten membersihkan luka di kaki Aom dengan penuh perhatian, dan untuk pertama kalinya Aom melihat sisi lembut Kim hari itu.. ia tampak begitu khawatir dan sangat ofensif melindunginya serta merawatnya dengan lembut...
"Ah sial, kenapa bisa tak ada perban dalam kotak P3K ini? Kebodohan macam apa ini" umpat Kim kesal karena penunjang keselamatan kerja yaitu kotak P3K itu tak lengkap isinya. Lalu Kim membuka jasnya dan merobek kemejanya untuk dijadikan perban
"kenapa kau merobek kemejamu kim?.. tidak perlu seperti itu" ujar Aom speechless
"tidak.. lukamu cukup banyak dan sedikit dalam di kulitmu, harus diikat agar tak menimbulkan infeksi nantinya" ujar Kim sambil mengeratkan ikatan kain kemejanya itu ke luka Aom
"aw sakit sekali.." jerit Aom sambil mencengkram kuat lengan Kim yang ada di sebelahnya itu...
"Tidak apa-apa, ini hanya sakit sedikit" ujar kim. Saat selesai membalut luka Aom Kim menatap wajah Aom yang terpesona melihat banyak lentera yang berterbangan dan memberikan pemandangan yang indah saat itu...
Kim tersenyum melihat wajah Aom yang sangat senang saat menyaksikan gemerlap cahaya lentera kala itu...
"Kim lihatlah itu.. sangat indah.." seru Aom pada Kim membuyarkan lamunannya
"iya memang sangat indah.. apalagi kalau dilihat dari rumahku.. karena di bangun di perbukitan maka pemandangannya sangat indah.." ujar Kim ikut menyaksikan gemerlap cahaya itu, dan kini giliran Aom yang memandangi wajah Kim yang tersenyum melihat pemandangan indah itu. Seakan dirinya terhipnotis dan terserap oleh senyuman manis itu...
Bahkan selama hampir 3 bulan bekerja bersama, tak sekalipun ia melihat Kim tersenyum seperti ini.
Kim menoleh padanya Aom sedikit salah tingkah karena ketahuan memandangi wajahnya
"kenapa? Ada yang salah dengan wajahku?" Tanya Kim sambil menatap wajah Aom
"tentu saja ada.. aku baru pertama kalinya melihatmu tersenyum Kim" ujar Aom
"benarkah? Selamat kalau begitu hahaha" ujar Kim sambil tertawa membuat Aom semakin heran
"apa kita harus benar-benar berduaan baru kamu tidak akan bersikap dingin seperti biasanya Kim? Hahaha" ujar Aom
"oh ya? Memangnya aku sedingin apa?" Tanya Kim
"oih dia bertanya sedingin apa, kamu itu sedingin es di kutub Utara.. seperti ini" ujar Aom sambil mencoba menirukan ekspresi Kim
"hey aku tidak sejelek itu" protes Kim
"sudahlah ayo kita pulang hahaha" ujar Aom
"pulang? Bagaimana caranya? Pagarnya pasti sudah dikunci, aku pasti bisa pulang dengan memanjatnya tapi kamu bagaimana? Kakimu saja masih luka begitu" ujar Kim
"apa? Jadi kita tak bisa pulang?" Tanya Aom syok
"bukan kita tapi kamu" ujar Kim sambil berdiri
"hey tega sekali kamu mau meninggalkanku" seru Aom sambil berusaha bangun saat Kim melangkah menjauh
"awww sakit... dia benar-benar kejam" ujarnya sambil menitikkan air matanya karena takut sendirian di tempat gelap itu...
Tak lama Kim pun kembali sambil membawa air mineral yang ia ambil dari gudang bawah
"ini minumlah" ujar Kim sambil menyodorkan air mineral di tangannya
"aku pikir kamu pulang" sahut Aom masih terisak
"mana mungkin aku meninggalkan seorang gadis sendirian di tengah gelap malam ini tanpa seorangpun disisinya" ujar Kim sambil mengusap air mata yang membasahi pipi Aom...
Aom pun meminum air itu untuk menenangkan dirinya...
"Sebaiknya kita masuk kedalam, walaupun tidak ada kaca jendelanya dan ruangannya sedikit sempit, setidaknya disana tidak akan sedingin disini" ujar Kim sambil memapah tubuh Aom untuk membantunya berjalan...
"ini pakailah" ujar Kim memberikan jasnya pada Aom
"tapi kamu hanya pakai kemeja Kim.. nanti kamu kedinginan, tidak usah" ujar Aom
"kau meragukan ku? Aku tidak selemah itu Aom" sahut Kim sambil menyelimuti tubuh Aom dengan jasnya dari depan
"kalau begitu pakai bersama saja" ujar Aom tersenyum sambil membuka jas itu dan mendekatkan dirinya dengan Kim lalu menyelimuti tubuh mereka berdua dengan jas itu...
Lama kelamaan karena mengantuk Aom pun tertidur di bahu Kim
"dia masih terlihat manis seperti dulu" gumam Kim sambil menggeser sedikit kepala Aom ke dadanya yg bidang lalu merangkulnya agar tak kedinginan...
Aom yg tidur semakin nyenyak tak sadar kalau ia memeluk tubuh Kim karena kedinginan malam itu...
Keesokan harinya sekitar pukul 6 pagi Kim sudah bangun terlebih dahulu, ia memandangi wajah Aom yang tidur begitu nyenyak dalam dekapannya itu...
Tak berselang lama tidur Aom terusik oleh sinar matahari yang menyeruak masuk melalui jendela tanpa kaca ruangan itu...
Saat ia mencoba mengumpulkan kesadarannya kembali saat bangun tidur Aom teringat bahwa dirinya sedang tidak berada di rumah tapi terkunci di bangunan proyek bersama Kim
"sampai jam berapa kamu akan terus memelukku Aom? Apa masih sedingin semalam pagi ini?" Goda Kim membuat wajah Aom memerah
"mmaaff Kim aku tidak sengaja" sahutnya sambil menjauhkan dirinya dari Kim namun ia lupa kalau kakinya sedang luka dan tak sengaja ia tekan
"awww sakit" rintih Aom
"ya jelas sakit lah Aom, lukamu kamu tekan sendiri begitu" ujar Kim langsung berdiri dan mengulurkan tangannya
"ayo kita turun" ujar Kim, Aom pun mencoba berdiri dengan bantuan Kim dan berjalan tertatih keluar dari ruangan itu...
Ketika berada di tangga Aom ragu akan menuruni anak tangga yang begitu banyak dengan kakinya yg terluka, ia berjalan di tempat datar saja sudah sakit apalagi kalau menuruni anak tangga ini pikirnya...
"Ayo cepat naik, anak tangga ini tidak akan berubah menjadi eskalator walaupun terus kau pandangi" ujar Kim berjongkok di depan Aom
"naik? Maksudmu Kim?" Tanya Aom heran
"mau di gendong ke bawah tidak? Sebelum aku berubah pikiran" ujar Kim
"tapi kan aku berat.." sahut Aom
"yasudah kalau tidak mau" ujar Kim sambil berjalan menuruni tangga itu mendahului Aom
"eee iiya Kim tunggu" ujar Aom menghentikan langkah Kim
"ayolah cepat sebelum aku benar-benar tidak mau membantumu untuk turun dari sini" sahut Kim...
Kemudian Aom naik ke punggung Kim, lalu Kim menggendongnya kebawah dan akan membawanya ke dalam mobilnya. Saat Kim terlihat keluar dari gedung itu para pekerja disana terkejut melihat bosnya ada di konstruksi sepagi ini sambil menggendong seseorang...
"Bos ada apa sepagi ini kemari? Apa ada masalah?" Tanya mandor konstruksi itu
"tentu ada, aku kemarin terkunci diatas" sahut Kim dingin
"astaga maafkan kecerobohan kami bos!" Seru mandor itu sambil bersujud di kaki Kim dan diikuti oleh semua pekerja
"sudah tidak usah dipikirkan, yang harus kalian pertanggungjawabkan adalah kenapa kotak P3K bisa tidak lengkap isinya? Kalian pikir melupakan hal sekecil itu bisa dibilang profesional?" Ujar Kim dingin seperti biasanya, semua karyawan itu tak ada yang berani menatap bosnya itu walaupun hanya karena kesalahan kecil yang mereka perbuat...
"maafkan atas kesalahan yang telah kami perbuat bos" ujar para pekerja itu serempak
"Jika sekali lagi kalian lalai aku tidak akan tinggal diam" ujar Kim kembali melangkah mendekati mobilnya...
Aom hanya diam mengamati semuanya, tanpa berani sedikitpun ikut campur dalam percakapan tadi...
Entah bagaimana tapi dari hari ke hari Aom semakin menyadari bahwa pengaruh Kim sangat luar biasa di setiap sudut negara Thailand ini...
Tak ada seorangpun yang berani secara langsung menentangnya. Walaupun banyak kelompok-kelompok mafia lain yang berusaha sembunyi-sembunyi untuk mengalahkan Kim dan menjatuhkan kekuasaan SDG...
____________
jangan lupa tinggalkan like dan komennya guys...
karena like, kritik dan saran kalian sangat berarti untuk pembelajaran bagi author kedepannya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 291 Episodes
Comments
Athaya
aom cinta pertama Kim,,,hore hore😘😘😘
2021-04-23
3
temok
berarti bener y aom cinta prtama kim dlu...
2021-03-19
2
guest1054251266
trnyta cinta pertamanya si kim adlh aom...
2021-02-22
3