Bekerja dari pagi hingga sore dengan pekerjaan kasar membuat Joni merasa sangat lelah dan ingin rasanya ia berhenti sejenak dan mengistirahatkan tubuhnya, namun itu semua hanyalah sebuah angan-angan saja. Joni harus tetap bekerja keras di tambah tuntutan Arumi agar bisa membelikan hadiah untuk sang mama.
“Mas, ulang tahun mama besok, dan sampai sekarang mas belum membelikan apa-apa buat kado mama.” Ucapan yang terus saja di dengar Joni, yaitu kado, kado, dan kado tidak ada topik lain yang untuk membuka pembicaraan.
“Ya aku tahu, tapi aku belum mendapatkannya, kamu tenang saja, aku besok pasti mendapatkan hadiah buat mama.” Joni tak ingin berdebat dengan Arumi dan ia hanya bisa berkata ia, walaupun sebenarnya belum terpikirkan hadiah apa yang akan ia berikan.
Joni menatap wajah ayu Arumi yang selama ini ia akui sebagai seorang istri tapi tak pernah ia sentuh, bahkan ia lebih sering tidur dengan Ayana ketimbang dengan Arumi.
Sampai sekarang pun Arumi tak keberatan dengan sikap Joni, dan tak mempertanyakan alasannya.
“Hari sudah malam, lebih baik kamu istirahat, besok pagi aku antar kalian dulu ke rumah mama, dan aku akan menyusul setelah selesai bekerja, sekarang pergilah ke kamar nanti aku menyusul.” Arumi pun meninggalkan Joni seorang diri yang masih duduk di teras dan di temani secangkir kopi hitam buatan Arumi.
Joni mengambil ponselnya dari dalam saku dan menghubungi Akas untuk sesuatu, setelah itu ia pun ikut masuk dan istirahat.
Keesokan harinya, dengan mengunakan motor butut miliknya, Joni mengantarkan Arumi dan ayana ke rumah orang tuanya. Sesampainya di sana bukanya sambutan atau apa, yang ada malah jadi bahan tertawaan ipar-iparnya yang ada di rumah tersebut.
“Lihatlah, menantu paling miskin, ternyata masih punya muka untuk datang ke rumah ini.” Ucap Ardian menantu kedua keluarga Santoso.
“Sudah miskin, gak punya malu, masih sok-sokan mampu menghidupi Arumi, apa kamu gak kasihan melihat Arumi ikut menderita gara-gara kamu yang terlalu miskin. Kalau aku jadi kamu, lebih baik aku lepaskan dia dan biarkan dia kembali hidup seperti semula.”
“Oya, bang Bily, Abang bilang si sampah ini bekerja jadi OB lagi, membuat malu keluarga saja. Tapi memang itu perkerjaan yang cocok buat dia, jadi tulang bersih-bersih” Ucap Adrian lagi.
Joni hanya membalas penghinaan mereka dengan tersenyum,” apa salahnya aku menjadi seorang OB, itu pekerjaan halal dan uang yang di dapat dari hasil keringatku sendiri, itu lebih membanggakan bang daripada hanya berharap warisan orang tua seperti kalian.”
“Kurang ajar kamu...” ucap Ardian ingin menghajar Joni namun di tahan oleh Raka dan Bily.
Joni pun memilih pergi meninggalkan mereka dan berlanjut untuk bekerja.
Setelah mendapat ejekan dari ipar-iparnya, lagi-lagi masalah datang dan ini terjadi di kantor tempat Joni bekerja. Tiba-tiba saja Marcel memanggil Joni untuk datang ke ruangannya, Hendra dan beberapa karyawan yang sudah mulai akrab dengan Joni pun nampak kuatir.
“Jon, kamu ada ngelakuin kesalahan apa sampai pak bos memanggilmu?” tanya salah satu karyawan.
“Heeeh, pasti ada sesuatu kalau tidak mana mungkin pak bos memanggil kamu kalau tidak melakukan kesalahan.”
“Aku gak tahu juga mbak, aku rasa semua pekerjaanku sudah benar dan gak tahu juga sih, lebih baik aku ke ruangan bos dulu biar tahu ada bos memanggil.”
Sebenarnya Joni sangat tidak ingin bertemu dengan Marcel, setiap melihat wajahnya bawaannya Joni selalu ingin marah, namun untung saja Joni masih bisa mengendalikan amarahnya.
Saat sampai di ruangan Marcel Joni langsung di tuduh mencuri perhiasan yang ia simpan di laci. Tuduhan itu langsung di lontarkan tanpa menyelidikinya terlebih dahulu.
“Sekarang lebih baik mengaku atau aku akan penjarakan kamu. Disini hanya kamu yang bisa keluar masuk ruangan ini dan kamu pasti tahu dimana letak perhiasan tersebut.” Cecar Marcel saat mengintrogasi Joni.
“Saya tidak mengambil apa-apa pak, saya berani bersumpah saya gak pernah mengambil sesuatu yang bukan milik saya, walaupun saya hanya orang miskin tapi saya tidak pernah punya niatan untuk melakukan hal tersebut, mungkin bapak lupa meletakkannya atau sudah bapak kasihkan pada orang.” Jawab Joni membela diri.
“Maksudmu, menuduh aku yang teledor, menyimpan barang berharga sembarangan. Siapa yang sudah mempekerjakan orang seperti kamu di kantor ini, seorang pencuri di pekerjakan di kantor besar seperti ini, sama saja ingin merusak reputasi perusahaan dengan adanya seorang pencuri. Lebih baik mulai sekarang kamu keluar dari kantor ini, kamu aku pecat.”
“Tapi pak saya benar-benar butuh pekerjaan ini dan saya benar-benar tidak mencuri, bapak tidak bisa menyalakan saya langsung karena bapak tidak punya bukti kuat untuk menuduh saya.”
"Apa kamu tahu harga perhiasan yang hilang itu tiga kali lipat gaji karyawan, apa kamu mau gajimu aku potong setiap bulan untuk mengganti perhiasan ku yang hilang."
“Pak saya ini hanya seorang OB, kalau bapak memotong gaji saya, bagaimana saya bisa menghidupi anak dan istri saya, tolong pak, beri saya kesempatan selama saya belum terbukti mencuri.”
“Baiklah aku beri satu kali kesempatan, jika bukti-bukti yang ada menjurus ke kamu, Persiapkan dirimu untuk masuk Penjara” Marcel pun mengusir Joni keluar dari ruangannya.
“Sialan kamu Marcel, mentang-mentang aku seorang OB kamu bisa-bisanya menuduhku dengan seenaknya. Akan ku buktikan semua tuduhan mu itu hanya karangan saja, supaya aku bisa kamu pecat dengan mudah.”gumam Joni lalu kembali bekerja.
_TBC
✔️ JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Thaa Natha
lanjut aja thour
2023-10-20
0
Wiwin Anwar
itu bapak nya joni kok diam diam bae
2023-03-30
1
Wislan Thu Wislan
huuh bkin naik tensi aja thor
2022-09-30
0