Sebenarnya dalam hati kecil aku, aku ingin memaafkan dia. Tapi dia harus menerima pelajaran dari apa yang sudah dia lakukan kepadaku, karena ini bukan pertama kalinya dia melakukan hal ini. Sudah dua kali dia melakukannya, karena menyakiti bukan DejaVu, tapi sudah kebiasaan.
Penyakit hati..
Sementara itu di kantor lagi rame-rame nya gosip tentang pernikahan manajer kita Reza, apa iya,? dia tidak pernah mengatakan hal itu kepadaku.. Dan aku ga akan percaya kalo bukan dia yang mengatakannya langsung kepadaku. Tapi kenapa ko sakit ya,?? o
Oooo Tuhan dadaku terasa nyesek, walaupun itu cuma sekedar gosip, dan akhirnya di jam istirahat orang yang lagi tranding topic di kantor datang menghampiriku. Dia tersenyum manis melihatku..
"Tidak makan,?" tanya nya kepadaku sambil terus memandangi wajahku
"Lagi ga mood makan," jawab ku sambil memandangi wajahnya, ku balikkan badanku dan menyimpan bolpointku "Aku dengar kabar" Reza mandangiku, tanganku digenggam erat olehnya "Apa benar kamu akan nikah,?" tanyaku pelan, Reza melepaskan tanganku, dia berbalik dan raut wajahnya pun sedikit berubah "kenapa,?" tanyaku menimpali
"Aku tidak mau bahas ini dikantor," dia beranjak dan meninggalkanku "Nanti aku antar kamu pulang" dan Reza pun akhirnya meninggalkanku.
Berarti benar apa yang dikatakan orang orang itu, Tuhan aku harus kehilangan orang yang baru dekat sama aku. Disaat aku mulai membuka hati, di saat yang sama juga aku harus menerima kenyataan dan sakit hati. Aku beranjak dari tempat dudukku dan pergi ke balkon, disini pertama kalinya aku dekat dengan dia, Reza. Dia yang menghiburku untuk pertam kali, di saat aku lagi membutuhkan orang yang benar-benar memperhatikanku.
Tak terasa air mataku pun mengalir deras, kenapa aku tidak bisa menerima kenyataan ini. Padahal aku sama Reza tidak ada hubungan apapun, tapi aku merasakan rasa sakit yang sangat dalam. Mungkin aku terlalu egois dengan perasaan yang aku miliki terhadapnya.
"Apa kamu menangis,?" tiba tiba suara itu terdengar dibelakangku, suara yang sama yang aku dengar saat aku menangis dulu. Aku berbalik dan dengan cepat menyeka air mataku
"Engga, ngapain nangis," jawabku sambil memaksakan diri untuk tersenyum ke arahnya. "Ngapain kamu kesini,?" tanyaku kepadanya
"Aku lihat tadi kamu ga ada di mejamu, dan aku tahu kamu pasti menghilang dan pergi ke balkon." Reza menghampiriku dan memelukku "Maafkan aku" dia berbisik di telingaku suaranya terdengar sengau, tanpa ku sadari aku meneteskan air mataku, dada ini terasa sangat sesak.
"Kenapa semua ini harus terjadi kepadaku,?" Reza terus memelukku, dia terus meminta maaf kepadaku.
Hari ini kita berdua Izin pulang cepat, kita berdua pergi ke puncak, aku mengajak Reza ke tempat yang sama waktu aku ditinggalin Langit waktu itu, dan sekarang aku yang meminta Reza untuk berteriak. Kita berdua harus melupakan semuanya, menganggap kita tidak mempunyai hubungan apapun karena memang sebenarnya kita tidak pernah ada komitmen apapun.
"Maafkan aku buat semuanya, aku terlalu berani.." ujar Reza tiba tiba, "Padahal aku tau aku akan begitu sangat menyakitimu, tapi perasaan ini lebih besar dari segala egoku, aku tidak bisa membohongi diriku sendiri kalo aku begitu sangat menyangi mu Bunga" aku terdiam menunduk mendengar apa yang Reza katakan kepadaku. "Setelah menikah nanti aku akan pergi dari Bandung," aku memandanginya.
"Apa harus kamu meninggalkan Bandung,?" tanyaku kepadanya, Reza mengangguk pelan, sambil tertunduk dia melepaskan cincin yang dia pake dijari manisnya
"Simpan ini buat aku," ujarnya "Aku harap ini bisa mengobati semuanya, bisa menjadi kenangan yang terindah buat kamu, aku tidak akan melupakan kamu, hal sekecil apapun akan selalu aku ingat," dia tetap memelukku erat.
Ya Tuhan apakah dia benar benar akan meninggalkanku selamanya,? tidak akan ada Reza yang akan menghiburku, harus bagaimana aku,? serasa kehilangan sebelah tanganku. Tiba-tiba hujan turun deras sekali, Reza membawa ku ke dalam mobilnya. Kita berbincang lama sekali, berbicara dari hati ke hati, dan selalu berjanji untuk tidak akan melupakan satu sama lain. Reza memutarkan lagu untukku..
Waktu yang salah
Fiersa Besari
Jangan tanyakan perasaan ku
Jika maupun tak bisa beralih
Dari masa lalu yang menghantuimu
Karena sungguh ini tidak adil
Bukan maksudku ku menyakitimu
Namun tak mudah tuk' melupakan
Cerita panjang yang pernah aku lalui
Tolong yakinkan saja raguku
pergi saja engkau pergi dariku
Biar ku bunuh perasaan untukmu
Meski berat melangkah
Hatiku hanya tak siap terluka
Beri kisah kita sedikit waktu
Semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa yang tepat di waktu yang salah
.......
........
........
Sepenggal lagu yang lirik nya kena banget ke hati aku, tapi sudahlah ini memang jalan kita, kita berdua ditakdirkan untuk tidak bersatu, mungkin di lain saat ataupun dilain waktu kita bertemu dengan keadaan yang berbeda.
Karena sudah larut malam aku mengajak Reza pulang, walaupun sebenarnya aku juga masih ingin berlama-lama dengannya, akhirnya kita sampai di rumah, seperti biasa dia hanya mengantar ku nyampe depan rumah. Terima kasih buat semuanya. kisah kita yang singkat hanya akan kita kubur dalam dalam hati kita dan perasaan kita.
Aku masuk ke dalam rumah perasaan ku campur aduk, antara senang dan sedih, tapi...... Lihat siapa yang datang lagi ke rumah aku, ngapain lagi sich,? Alma lagi, lagi dan lagi dia datang ke rumahku, dan mungkin kali ini akua memang harus menghadapinya. Aku duduk di hadapannya, dia melihat ke arahku matanya tampak sembab, tetapi tidak bisa mengurangi rasa benciku kepadanya. Dan aku juga tidak mau memulai pembicaraan.
"Gue kesini buat minta maaf sama Lo," akhirnya Alma mengutarakan apa yang ingin dia katakan kepadaku, setelah terdiam cukup lama.
"Maaf,?" tanyaku kepadanya. Alma mengangguk pelan, sepertinya dia tidak berani melihat ke arahku. "Maaf, ya bukannya aku ga mau maafin kamu, untuk saat ini aku lagi butuh sendiri, ga mau diganggu, dan kamu tau itu,?" aku memandanginya dan beranjak pergi dari tempat dudukku. "Coba kamu pergi ke rumah sakit, rawat cowok mu baik baik tidak usah datang kesini, tidak usah nginjekin kaki kamu ke rumah aku lagi, karena itu ga penting." aku masuk ke dalam rumah dan membiarkan Alma sendirian di depan rumah. Aku lihat dia masih menunduk tak dia angkat kepalanya, terdengar suara dia sedang menangis menyesali semua perbuatannya.
Tak lama mamahku keluar dan menghibur dia, kurang baik apalagi sich keluarga aku,? anaknya udah disakitin tetap aja dibantuin.
Tak apalah aku disebut ratu tega juga, karena memang aku setega itu, mereka sendiri yang membuat aku menjadi jahat, mereka juga yang memancing kemarahanku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
🤍
Mampir akak dan membawa boom like
2021-07-22
1
Pendek🎭pesek
mampir disini udah aku kasih like rate
2020-11-11
1
Heera Ya
uda aku boomlike sampe sini ya kak
sukses selalu utk karyanya
2020-10-29
1