Disetiap pertemuan pasti ada perpisahan, hari yang ditunggu pun akhirnya tiba, hari ini tepat tanggal 20 bulan April Reza melangsungkan pernikahannya, tak kudapati surat undangan untukku, dia benar-benar tidak mengundangku ke acaranya.apa dia benar benar tidak ingin aku melihatnya untuk terakhir kalinya,? dikantor pun hanya aku yang tidak menyiapkan apa apa buat dia, karena aku benar benar ga tau..
"Kado apa yang kamu bawa nanti bunga,?" tanya seorang teman kepadaku. Aku hanya tersenyum dan tertunduk melihat cincin yang aku pakai pemberian dari Reza."Laaahhh malah tersenyummmm."
"Nanti aku titip saja sama kamu" temanku terlihat bingung, "Aku ga di undang," jawabku sambil tersenyum...
"Padahal kamu orang terdekatnya,? kenapa tidak diundang ya,?" tanya temannku kebingungan
"Entahlah, tidak apa apa, aku juga ikut bahagia, karena pada akhirnya dia menikah juga,!"
"Iya juga sich,,, ya sudah aku pergi dulu ya," ujar temanku sembari berlalu..
Aku tersenyum sendiri. Sekarang aku sendiri, tidak tahu sama apa yang harus aku lakukan. Tetapi hidupku harus tetap berjalan, dengan dia ataupun tanpa dia sekalipun, yakin aku bisa melalui semuanya.
Di sudut kantor aku berdiri sambil menunggu copyan ku beres, terlihat olehku mobil Reza di sebrang jalan. Sedang apa dia disana,? padahal kan harusnya dia ada di acara resepsi pernikahannya. Tak lama copyan ku beres, aku langsung kembali ke meja tempatku bekerja, betapa kagetnya aku Reza sedang duduk di tempat kerjaku, dia tersenyum cengengesan.
"Biasa saja kali ngeliatnya," tiba-tiba dia melontarkan kata-kata seperti itu.
"Ich kamu gila apa, ngapain juga kamu kesini,? dicariin mempelai wanita tau, nanti" Reza menarik nafas dalam-dalam dan dia tersenyum, "Sana pergi ichhhhh...." usir ku sambil menarik tangannya
"Jahat banget sich kamu," Reza merengek kepadaku
"harusnya juga kamu ga kesini, argghhhh" teriakku pelan, Reza hanya menertawankanku, "Apa kamu mau nanti aku yang disalahin,?"
"Ichhh ketakutan amat sich kamu, aku juga kesini sama orang tua aku ko,," aku mengerutkan kening "Iya karena ada sesuatu yang harus dibawa disini" jelas dia
"Ooooooooooooooohhhhhhhhhhh"jawabku.
"Ya sudah kamu baik baik disini ya, jangan sampai kamu kangen sama aku, wkwkwkkwkwk" ujar Reza sambil pergi meninggalkan ku.
Dasar orang gila!!!.
Sabar.... Sabar aku mengelus-elus dadaku, ada-ada saja, masa iya sich kok bisa pengantin pria keluyuran,? aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum.
Astaga..
Kelakuan Reza itu kadang bikin aku tertawa sendiri, dan yang tidak aku habis pikir, di hari pernikahannya pun dia masih tetep datang menemui aku.
Dasar!!!!!!!! Dasar!!!!!
Aku kembali melanjutkan pekerjaan aku. Rasanya sepi ga ada dia, apalagi dia benar-benar mau pergi dari Bandung.
Ech ech coba apa yang kulihat dibawah laci meja kerjaku, sebuah kado berwarna pink. Siapa yang ngasi ini sama aku,? lalu ku lihat ke sekeliling tidak ada siapa siapa.
Aku buka perlahan, betapa kagetnya saat ku buka isinya adalah kalung inisial namaku, ada secarik surat didalamnya..
"Maafkan aku......
Reza"
Astaga buat apalagi dia memberikan ini semua,? padahal kalau boleh jujur dan boleh aku memilih, yang aku inginkan itu aku hanya butuh dirinya bukan hadiah-hadiah seperti ini. Ada dia saja sudah cukup buat aku, tapi semuanya tidak akan pernah terjadi dan tidak akan pernah kudapatkan dia seutuhnya.
Dia sudah menjadi milik orang lain, sudah cukup ku nikmati semua perasaan ku hanya didalam hati saja. Biarkan dia menjadi masa lalu yang indah yang pernah aku dapatkan sepanjang hidupku.
Aku menghela nafas panjang, aku bertekad untuk melupakan semua kenangan yang aku miliki dengan Reza termasuk juga Langit.. Aku ingin melupakan mereka berdua dan menjalani kehidupanku selanjutnya.
Aku berjalan sendiri menyusuri koridor kantor, aku asyik dengan review drama yang aku tonton di handphone ku tanpa memperhatikan orang orang di sekelilingku, mobil jemputan aku belum datang, aku duduk sendiri di dekat pos satpam. Tiba-tiba ku dengar suara knalpot motor yang suaranya ga asing ditelingaku, dan benar saja siapa yang aku lihat. Langit....
bukannya dia sakit ya,? mau ngapain dia kesini,? tanyaku dalam hati.
"Ayo, aku anter pulang," Tiba-tiba dia mengajakku pulang
"Ngomong sama aku,?" tanyaku dengan sikapku yang masih dingin terhadap nya. Langit tidak menjawab pertanyaanku, dia hanya memandang ke arah ku. Dan pada akhirnya mobil jemputan ku datang, aku langsung menghampirinya dan meninggalkan Langit sendirian.
"Maaf ya," ujarku "Aku bisa pulang sendiri, dan aku terbiasa sendiri," ujarku sambil tersenyum sinis kepadanya.
Mau ngapain lagi sich ni orang, malas aku melihatnya, penyakit ga tegaan aku nanti keluar kalo melihatnya terus. Makanya aku ga mau berlama lama melihat kearahnya. Aku ga mau masuk ke lubang yang sama untuk kesekian kalinya.
Walaupun sebenernya nya rasa sayang ini lebih besar dibandingkan apapun. Tetapi entah kenapa kejadian tentang kemaren yang menyangkut Alma terlalu menyakiti hati aku, aku belum bisa melupakannya. Apalagi saat ku lihat Alma ada di rumahnya, benar-benar tidak bisa aku maafkan. Aku merasa di bohongi.
Dan sekarang aku benar-benar merasakan arti sebuah perpisahan yang sebenarnya, dan itu tidak ingin aku hadapi sendirian.
Keesokannya di kantor aku lihat Reza sedang membenahi ruangannya, apa benar dia akan pergi dari Bandung,? aku langsung berlalu pergi ke tempatku tanpa memperhatikan lagi apa yang dia lakukan, aku terlalu takut sakit hati..
Secarik kertas terselip dibawah laptopku, dari Reza yang berisi permohonan maaf dari dia dan pamitan sama aku, aku menghela nafas panjang dia benar benar pergi dan akan meninggalkan ku. Dia tidak mau lagi menemui ku, karena dia anggap dengan menemuiku itu artinya dia memberikan sebuah harapan kepadaku.
Dan itu benar..
Dan itu kenyataan..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Pendek🎭pesek
mampir lagi
2020-11-11
0
Ahmad Yunus Saputra
udah mampir nih
2020-04-29
0