Ashina Pov
Aku langsung mendorong tubuhnya dan membekap mulutku dengan tanganku sendiri, ini gila bahkan jika ada lebih dari gila! Oh astaga kenapa lelaki dihadapanku ini suka sekali mencium bibirku secara tiba-tiba?
Aku yang masih terkejut dengan tindakkan Lucien pun bergeming ditempat setelah mendorongnya, entah apa yang terjadi saat ini dalam situasi seperti ini. Apa Beta Grade melihat kejadian itu? Atau ada orang lain juga yang melihatnya? Astaga, rasanya aku ingin menghilang saja dari tempat ini.
"Kenapa kau selalu menciumku," kataku keluar begitu saja dari mulut tanpa sadar, dan mataku seperti berkaca-kaca sekarang.
Tak ada jawaban dari Lucien melainkan kesunyian yang mengisi, karena lama tak mendengar jawaban dari lelaki itu. Aku pun memberanikan diri menatapnya yang sedari tadi tengah menatapku dengan tatapan lekat dan dalamnya serta.... tatapan apa itu?
"Kenapa tidak menjawab pertanyaanku?" tanyaku lagi.
"Jangan pergi." Itu kata yang keluar dari mulutnya. Aku bertanya lain dan dia menjawabnya dengan pertanyaan yang berbeda, dasar!
"Ini bukan rumahku," ucapku lagi.
"Aku bilang jangan pergi!" paksanya dengan nada menekan.
"Siapa kau berani menyuruhku?"
"Atasanmu yang memiliki cafe tempatmu bekerja." Katanya dengan masih setia menatapku.
Aku sedikit tersentak dengan ucapannya. Seperti membungkam ucapanku yang akan keluar menentang, tapi apa yang dia katakan memang benar adanya. "Kau curang!" ucapku tak terima sekaligus rasa kesal tiba-tiba menyerang.
Terlihat jelas alisnya terangkat sebelah seolah ada yang heran dari ucapanku. "Curang dalam hal apa?" kata Lucien dengan wajah mengesalkan.
"Kenapa harus membawa soal pekerjaanku? Ini diluar pekerjaan kau mengerti?" ujarku membela.
"Benarkah? Aku kira akan tetap profesional walaupun diluar ruangan." Katanya dengan nada terkekeh, kini pandangannya beralih menatap kearah samping. Lalu menatapku kembali.
Aku menghembuskan nafas kasar. "Terserah!" geramku sambil bergerak mundur dari hadapannya berniat masuk kedalam mobil.
Lagi-lagi tanganku ditahan oleh Lucien. "Aku bilang jangan pergi! Ini perintah," ucap Lucien.
"Tapi aku ingin pulang dan kembali bekerja!" teriakku kesal kearah Lucien.
Karena teriakanku, akhirnya tanganku yang dia cekal terlepas begitu saja. Apa aku terlalu membentak saat ini? Terlihat wajah Lucien yang datar dan dingin menatapku.
Tanpa berbicara sepatah katapun Lucien meninggalkanku begitu saja, tentu aku yang melihat sikap dia merasa sangat bingung. Perasaan hatinya kenapa mudah sekali berubah? Tadi dia menyuruhku jangan pergi, tapi sekarang? Dia malah pergi dari hadapanku, huh dasar.
Dengan langkah kesal, aku berjalan menuju mobil yang sedari tadi sudah ditunggu oleh Beta Grade. Aku melangkahkan kakiku dengan menghentak-hentakkan dengan kesal dan dongkol, lalu masuk dan menutup pintu cukup keras.
Bodoh! Ini bukan mobilmu Shi! Kenapa aku seceroboh ini god?
"Ups, maaf aku tidak sengaja." Kataku dengan nada tak enak hati sudah melakukan tindakan itu kepada lelaki disamping kemudi mobil.
Beta Grade tersenyum tipis, lalu menggelengkah kepalanya pelan. "Tidak apa-apa, kau pasti kesal bukan diperlakukan aneh oleh Alpha Lucien? Kau harus terbiasa dengan sifatnya yang suka berubah-ubah." Ucap Beta Grade menjelaskan.
Mendengar hal itu aku langsung kikuk karena ucapan Beta Grade. "Kau melihat kejadian itu?" tanyaku dengan berhati-hati.
Beta Grade terkikik pelan. "Tentu saja aku melihatnya, kalian melakukan tindakan itu tepat dihadapanku. Ah tidak, maksudku disamping mobil ini," katanya dengan tawa pelannya. Huft, kenapa kedengarannya sangat menyebalkan?
"Hey bukan kita, tapi DIA! Alpha-mu!" jelasku mengoreksi kesalahan Beta Grade.
"Haha ya kau benar, Alpha Lucien lah pelakunya." Ujarnya yang kini berubah menjadi tawa keras.
Oke, sekarang aku sudah sangat kesal melihat situasi ini. "Bisakah kita pergi sekarang, Beta Grade?" tanya dengan sesopan mungkin dan senyum semanis mungkin walaupun mataku menatapnya dengan tajam.
"Oh, tentu saja Nona Ashina." Jawab Beta Grade sambil berusaha meredakan tawanya.
Lalu tak butuh waktu lama mobil pun berjalan dan keluar dari wilayah itu, aku berusaha mengatur deru nafasku dan merilekskan tubuhku dengan menyandar ditempat duduk. Mataku menatap sekitaran hutan yang benar-benar lebat, mungkin saat ini tidak ada unsur seram. Tapi, saat malam hari? Aku tidak ingin membayangkan hal itu!
"Apa dihutan ini terdapat banyak binatang buas Beta Grade?" tanyaku sambil menoleh kearah Beta Grade yang tengah serius mengemudi mobil.
"Tentu saja, namanya juga hutan." Kata Beta Grade.
Jawaban Beta Grade seolah membuatku terlihat benar-benar sangat bodoh saat itu. "Ah ya kau benar, aku salah bertanya," ucapku kikuk.
Beta Grade kembali terkekeh pelan, "aku juga punya pertanyaan untukmu," kataku.
Lelaki itu menoleh kearahku sesaat sebelum kembali memusatkan pandangannya kedepan. "Apa?" serunya.
"Kenapa kau bisa dipanggil Beta? Padahal tanpa nama Beta pun kau sudah terlihat sangat keren dengan nama Grade." Ujarku.
"Beta itu adalah pangkat atau sering disebut tangan kanannya para Alpha, kau sedang memujiku Nona? Hati-hati saja nanti Alpha Lucien akan marah jika mengetahui hal ini." Katanya sambil tertawa.
Aku akui jika Beta Grade tipikal orang yang mudah bergaul dan mudah diajak berbicara tanpa adanya rasa canggung walaupun baru pertama kali bertemu. "Kenapa dia harus marah? Lagian dia tidak bersama kita saat ini," ocehku dan tak terasa mobil sudah keluar dari dalam hutan dan kembali kekota.
"Kau belum memberiku alamat rumahmu, dimana harusku antarkan?" tanya Beta Grade.
"Ah aku lupa, setelah jalan ini kita akan bertemu pertigaan. Kau belok kearah kanan dan akan menemukan rumah terkecil dikota ini." Jawabku memberi petunjuk.
"Baiklah," katanya lalu kembali serius menatap jalanan. Tak terasa mobil berhenti tepat didepan rumah yang berisikan kekerasan, namun tidak ada tempat lain untukku saat ini.
"Terimakasih sudah mengantarkanku pulang," kataku dengan ramah dan senyuman manis.
"Tidak masalah, aku senang telah membantumu." Seru Beta Grade tak kalah ramahnya.
Aku yang sudah turun dari mobil dan kaca mobil Beta Grade turunkan. "Kau belum menjawab ucapanku tadi," ucapku.
"Yang mana?" tanya Beta Grade bingung.
"Apa Lucien benar-benar mendengar percakapan kita dimobil tadi?" seruku penasaran.
Beta Grade menganggukkan kepalanya. Lalu jari telunjuknya mengarah kesebuah microphone kecil terpasang tersembunyi dibagian atas mobil. Aku benar-benar terkejut melihat hal itu, astaga kenapa aku ceroboh berkata gamblang seperti tadi.
"Kalau begitu aku pergi dulu, senang bertemu denganmu Nona. Aku harap kita akan bertemu lagi," pamit Beta Grade dengan senyuman khasnya. Lalu mobil hitam itu berbalik arah dan melaju pesat meninggalkan pekarangan rumahku.
Masih berada didepan rumah, aku merutuki setiap perkataanku tadi. Memang tidak ada yang aneh, tapi jika Lucien yang berpikiran aneh bagaimana?
Ah kenapa aku jadi memikirkannya? Toh, kita juga tidak akan pernah bertemu lagi dan menjalani hidup seperti biasa. Oke, lupakan Ashina, lupakan lelaki menyebalkan yang sudah mencuri first kiss mu sebanyak dua kali itu!
***To be continued......
Hi guys, up dong hehehe siapa yang kangen? Jangan lupa kasih like vote dan comment ya biar author semangat up. Kritik dan saran author terima kok😊 maaf kalo ada typo heheh
See you next part guys🐺***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Pooh
wahh ashina terciduk🤣🤣🤣
2020-10-06
0
ARSY ALFAZZA
👍
2020-10-05
0
Triiyyaazz Ajuach
hehew tercyduk dech
2020-05-12
0