Ashina terkejut, yang tadinya duduk sampingan dengan Lucien. Kini berdiri dan selangkah mundur dari hadapan Lucien.
"Kenapa?" tanya Lucien bingung.
"Ka--kau, kau pemilik cafe Fresia coffie?" kata Ashina dengan nada terbata-bata.
Lucien menaikkan sebelah alisnya. "Iya, kau mengetahui itu? Lalu mengapa kau terkejut akan namaku?" tanya Lucien masih dengan wajah bingungnya.
"Tentu saja aku mengetahuinya!" kata dia dengan nada sedikit dinaikkan, "karena aku seorang pegawai dicafe itu." Katanya lagi kali ini dengan memelankan suaranya.
"Benarkah? Ah aku tidak pernah memperhatikan setiap karyawanku--" ucapan Lucien yang belum selesai harus dipotong oleh Ashina.
"Tentu saja kau tidak pernah memperhatikan setiap wajah karyawanmu, perusahaan Anderson dimana-mana. Pasti banyak sekali wajah karyawan," kata Ashina.
Lucien mengangkat kedua bahunya acuh. "Tepat sekali! Lalu apa yang membuatmu terkejut?" kata Lucien dengan bangkit dari duduknya agar sama berdiri dengan Ashina.
"Ti-tidak, maksudku aku hanya terkejut saja bisa berhadapan langsung dengamu. Dan maaf aku sudah membentakmu kemarin dan juga menampar wajahmu." Ucap Ashina dengan nada penyesalan, dan sedikit menundukka kepalanya.
Lelaki yang menatap setiap gerak tubuh dan bibir Ashina menahan tawanya agar tak pecah. Sedangkan Wolf nya yaitu Zerky, menahan gemas gadis dihadapannya ini.
Namun dengan ide jahilnya yang tiba-tiba terlintas dikepala Lucien membuat lelaki tersebut tersenyum misterius. "Kau baru meminta maaf kepadaku setelah mengetahui siapa aku sebenarnya?" kata Lucien dengan nada dingin dan datar.
Mendengar suara lain dari Lucien membuat tubuh Ashina tersentak walaupun Lucien tak menaikkan suaranya, namun nada dingin dan datarnya membuat tubuh Ashina entah mengapa merasa terkejut.
"A-aaku tidak tahu soal itu, maafkan saya. Jangan pecat saya dari pekerjaan itu Pak Luc, jika kau memecatku maka Ibuku akan memarahi dan memukuliku lagi." Ungkap panjang lebar Ashina.
"Kau bilang apa tadi? Pak? Kau memanggilku dengan sebutan Pak? Hey aku tak setua itu!" ucap Lucien tak terima jika gadis dihadapannya ini memanggilnya seperti itu.
"Tapi bukankah itu lebih sopan daripada memanggil dengan nama langsung? kata Ashina.
Lucien terdiam sesaat, karena Zerky tengah berbicara dengannya. "Dia benar, mengapa kau marah saat dipanggil dengan sebutan Pak? Bukankah itu sudah terbiasa dikantor?" Ujar Zerky sama bingungnya.
"Kau tak usah banyak tahu! Diamlah!" kata Lucien lalu memutuskan Mindlink dengan sepihak.
"Kenapa kau hanya diam saja?" tanya lagi Ashina kepada Lucien.
"Tidak! Sudahlah, lupakan hal itu lagian aku tak akan memecatmu juga." Kata Lucien dengan gelagapan.
Mata Ashina seketika berbinar senang. "Benarkah? Terimakasih banyak, kau telah menyelamatkan hidupku dua kali," kata Ashina dengan nada bahagianya dan sesekali menundukkan badannya sopan.
"Kau tidak usah berlebihan seperti itu. Aku hanya menyelamatkan dari kemarahan Ibumu," ucap Lucien.
"Kalau begitu bolehkah kau mengantarku pulang? Aku tidak tahu jalan pulang dihutan ini, aku juga tidak masuk kerja hari ini pasti dimarahi oleh atasan." Ujar Ashina panjang.
"Haruskah aku yang mengantarkanmu? Dan haruskah kau pergi dari Pack ini?" tanya Lucien beruntun.
Alis Ashina terangkat sebelah. "Siapa lagi yang harus aku minta bantuan? Kepada Beta Grade kah? Tentu saja aku akan pulang, ini bukan rumahku." Jawab Ashina.
Lucien mengangkat kedua bahunya acuh, bukannya menjawab ucapan Ashina. Lelaki itu malah memilih pergi dari hadapan Ashina dan meninggalkan gadis itu sendirian.
"Kau mau kemana?" tanya Ashina sedikit berteriak.
"Kembali kerumah," jawab Lucien balas menaikkan suaranya.
"Tapi obrolan kita belum selesai, hei!" teriak Ashina, bukannya berhenti. Lucien malah terus berjalan didepan, "tunggu aku!" katanya lagi sambil mengejar langkah Lucien.
Karena langkah kaki Lucien yang dua kali lebih lebar darinya, alhasil membuat Ashina kewalahan untuk menyeimbangi langkahnya. Hal itu juga membuat Lucien cepat sampai dirumah sedangkan Ashina masih terlihat jauh dibelakang.
Badan Lucien sedikit menoleh kebelakang, matanya menangkap sosok gadis bertubuh kecil yang tengah berusaha lari cepat dengan sisa tenaganya. Sesekali Lucien tersenyum tipis melihat gadis tersebut berlari.
Namun karena jarak mereka semakin dekat, Lucien langsung mendatarkan kembali wajahnya bertepatan dengan Ashina yang sudah berada didepannya. Dengan nafas terengah-engah karena berlari cukup jauh dari rumah besar tersebut.
Ditengah-tengah mengatur nafasnya agar stabil kembali, Ashina mendongakkan kepalanya dan menatap kesal kearah Lucien. Sedangkan lelaki tersebut mengangkat alisnya berpura-pura bingung.
"Kenapa kau menatapku seperti kesal begitu?" tanya Lucien.
"Huh, kenapa kau meninggalkan aku sendiri disana? Aku sudah meneriakimu tapi tidak menghentikan langkahnya!" kesal Ashina dengan wahah memberengut.
"Benarkah? Aku tidak mendengarnya." Kata Lucien dengan berpura-pura, walaupun dihatinya ingin sekali memeluk gadis tersebut.
"Dasar pembohong!" ucap Ashina sambil menaruh kedua tangannya diatas dada.
"Mungkin saja," kata Lucien bodoamat.
"Menyebalkan!" ujar Ashina, lalu melangkah pergi dari hadapan Lucien.
"Kau mau kemana?" tanya Lucien saat Ashina pergi namun langkahnya tak masuk kedalam rumah.
"Bukan urusanmu." Jawab Ashina.
Tentu saja jawaban Ashina tadi membuat Lucien bergantian kesal, sedangkan Zerky lagi-lagi mentertawakan tingkah Human nya.
Disisi lain, Ashina terus melangkahkan kakinya untuk mencari keberadaan seseorang yang dia cari. Setelah beberapa menit mencari, akhirnya Ashina menemukan orang yang dicari sedari tadi.
"Beta Grade!" panggil Ashina kepada lelaki didepannya tersebut dengan melambaikan sebelah tangannya.
Beta Grade yang melihat Ashina dari jauh sedikit mengerutkan dahinya bingung. Namun langkah mereka sama-sama mendekat satu sama lain. Setelah mereka berhadapan, Beta Grade pun bertanya.
"Ada apa Nona Ashina?" tanya Beta Grade.
"Aku ingin meminta bantuanmu, boleh?" ujar Ashina dengan takut-takut.
"Jika aku bisa membantu, kenapa tidak?" kata Beta Grade dengan ramahnya. Tentu saja hal itu membuat Ashina mengembangkan senyuman senangnya dihadapan Beta Grade.
"Apa kau sibuk?" tanya Ashina, Beta Grade menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, "bagus, kalau begitu bolehkah kau mengantarkanku pulang?" lanjutnya lagi.
"Pulang? Kau ingin pulang hari ini?" tanya Beta Grade sedikit terkejut namun berusaha tak menampakannya.
"Ya, kenapa aku harus berlama-lama disini? Ini bukan rumahku, lagian aku harus bekerja." Jawab Ashina.
"Ah kau benar," kata Beta Grade sambil menggaruk kepalanya yang tiba-tiba merasakan gatal. "Kalau begitu aku akan meminta izin kepada Alpha terlebih dahulu." Katanya lagi.
"Seharus itukah?" kata Ashina dengan polosnya.
"Tentu saja Nona, mari ikut denganku." Ucap Beta Grade sambil melangkah terlebih dahulu didepan Ashina.
Gadis tersebut menghela nafasnya pasrah, lalu langkahnya mengikuti Beta Grade dari belakang. Setelah beberapa saat Ashina kembali lagi didepan rumah tersebut.
Mereka memasuki rumah itu dan bertemu dengan Lucien yang sedang sibuk dengan laptopnya. "Alpha Lucien," panggil Beta Grade sambil membungkukkan badannya sedikit dengan sopan.
Lucien menghentikan aktifitasnya dan mendongakkan kepalanya. "Ada apa?" tanya Lucien sambil melirik kearah Beta Grade lalu bergantian menatap Ashina disampingnya.
"Nona Ashina ingin berpamitan denganmu," jawab Beta Grade.
Mendengar ucapan itu Lucien yang kembali mengetik dilaptop harus berheti lagi dan menutup laptop tersebut. "Sekarang?" kata Lucien.
Mereka berdua mengangguk serempak, namun Lucien seperti tidak menerima jika gadis tersebut meninggalkan Pack ini. Hatinya berkata seperti itu, namun egonya memilih membiarkannya saja. Bimbang, itu yang dia rasakan.
***To be continued....
Hi guys, maaf ya up nya lama😭 semoga suka deh jangan lupa like vote dan commentnya biar author semangat up🤗❤️
See you next part🐺***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
👍🤧
2020-10-05
0
Triiyyaazz Ajuach
hehew abang lucien nggak rela ya ditinggal pulang ashina hhhh
2020-05-12
0
Vina Elvina
yeeeeh semnagat thor...
2020-04-22
0