Sesampainya di Moon Stone Pack, Lucien langsung membuka pintu mobil dan keluar sambil menggendong gados tersebut dengan tergesa. Langkahnya menyusuri rumah sakit Moon Stone Pack untuk diperiksa.
Langkah nya yang besar membuat Lucien cepat sampai dirumah sakit Pack. "Dokter Andrew!" teriak Lucien saat didepan rumah sakit. Tidak ada tanggapan, "hei kalian dimana!" teriaknya lagi menaikkan intonasinya.
Setelah itu barulah datang Dokter Pack yang biasa dipanggil dengan Dokter Andrew beserta salah satu suster dirumah sakit tersebut.
"Alpha Lucien," kata Dokter Andrew sambil membungkukkan sedikit tubuhnya memberi hormat, begitu pun dengan suster disampingnya.
"Bantu gadis ini!" ucap Lucien seperti memerintah.
"Siapa gadis ini?" tanya Dokter Andrew.
"Kau terlalu banyak bertanya. Aku menyuruhmu untuk memeriksa gadis ini, bukan memberikanku pertanyaan!" gerutu Lucien kesal.
"Maafkan saya. Mari masuk." Kata Dokter Andrew mempersilahkan.
Dengan cepat Lucien membawanya masuk kedalam ruangan rumah sakit. Dibaringkannya perlahan tubuh gadis tersebut diatas tempat tidur, tubuh Lucien mundur beberapa langkah untuk memberi ruang kepada perawat dan dokter untuk mengecek.
Lucien masih memperhatikan tanpa berkedip sekalipun saat melihat gadis tersebut tengah diperiksa oleh dokter. Selang beberapa saat, tepukkan dibahunya mengejutkan lelaki tersebut.
"Maaf sudah membuatmu terkejut, Alpha. Aku hanya ingin memberi tahu jika gadis itu baik-baik saja. Tunggu dia sadar dan semuanya akan membaik." Jelas Dokter Andrew kepada Lucien.
Lelaki tersebut hanya mengangguk, lalu menyuruh Dokter Andrew meninggalkannya sendiri bersama gadis tersebut diruangan. Dokter Andrew dan salah satu perawat mengangguk lalu pamit sambil membungkukkan sedikit badannya hormat.
Dirasa mereka sudah keluar dari ruangan. Langkah Lucien mendekat kearah tempat dimana gadis itu terbaring, dilihatnya lamat-lamat. Entah mengapa ada perasaan aneh menyergap perasaannya.
Tangan Lucien tanpa sadar mengulur kedepan wajah gadis itu. Anak rambut milik gadis tersebut sedikit dipinggirkan oleh tangan Lucien agar tak menghalangi wajah pucat gadis itu.
Sedikit pergerakan ditunjukkan oleh tubuh gadis itu, membuat Lucien tersentak kaget dan langsung menarik kembali tangannya yang berada dikepala gadis itu.
Dengan cepat Lucien langsung keluar dari ruangan itu dan meninggakan gadis tersebut sendiri diruangan rumah sakit. Langkahnya dengan cepat kembali kerumahnya karena makan malam juga akan segera dimulai.
"Kau sudah pulang, Luc? Beta Grade bilang kau membawa seorang gadis, benarkah itu?" tanya Luna Ashley saat melihat anak pertamanya sudah pulang.
"Ayolah Mom, aku baru saja pulang. Belum beres-beres dan ganti baju, omong kosong yang diucapkan Beta Grade itu." Jawab Lucien dengan wajah yang lusuh.
"Mommy hanya bertanya saja. Mengapa kau jadi sangat cerewet seperti itu," sindir Luna Ashley.
"Sudah turunan." Kata Lucien datar.
"Turunan siapa?" tanya Luna Ashley dengan bingung.
"Luna Ashley Stormi, siapa lagi Mommy ku jika bukan anda Luna." Ujar Lucien terkikik pelan lalu dengan cepat melangkah kan kakinya menuju kamar atas, dirinya takut jika kena cubitan maut sang Ibu.
"Lucieenn!" teriak Luna Ashley menggema diruangan.
Alpha Drey, Mars dan Venus yang baru keluar dari kamar nampak bingung kenapa perempuan tersebut berteriak keras.
"Kau kenapa berteriak malam-malam?" tanya Alpha Drey bingung. Tidak lupa Mars dan Venus ikut mengangguk menyutujui pertanyaan Ayahnya.
"Kalian lihat? Anak dan kakakmu? Huuh,menyebalkan!" kata Luna Ashley kesal sambil melipatkan kedua tangannya didepan dada.
Alpha Drey mendekati Luna Ashley lalu mengelus pundaknya agar tenang kembali. "Sudahlah, ayo duduk. Makanan akan segera dihidangkan." Ucap Alpha Drey sambil menuntun Luna Ashley duduk dimeja makan.
Tak berselang lama, makanan keluar untuk disajikan. Bertepatan juga dengan Lucien yang sudah berganti pakaian dengan baju santai. Beta Grade dan Gamma Erick ikut makan malam bersama keluarga Anderson.
"Beta Grade," panggil Luna Ashley sambil melirik kearah Beta Grade berada.
"Iya Luna, ada apa?" tanya Beta Grade dengan nada sopannya.
"Bukankah kau tadi sore berkata padaku jika Lucien membawa seorang gadis di Pack ini?" kata Luna Ashley sambil menyantap makanannya.
Sedangkan Alpha Drey hanya diam saja untuk menyimak terlebih dahulu apa yang diucapkan istrinya tersebut. Beta Grade melirik sekilas kearah Lucien, seolah memberi isyarat apa yang harus dia jawab.
Saat melihat Beta Grade menatapnya, Lucien langsung memberikan tatapan tajam dan membunuh kearah Beta Grade. Bisa dilihat jika Beta Grade langsung kaget dan sedikit raut wajah takut.
Pandangannya menatap kembali kearah Luna Ashley. Setenang mungkin dia menyembunyikan ketakutannya. "T-tidak Luna, aku hanya bergurau saja." Kata Beta Grade sedikit gugup.
"Benarkah seperti itu?" tanya lagi Luna Ashley sambil melirik kearah anak pertamanya.
"Mom." Seru Lucien.
"Luc, Mommy hanya bertanya." Kata Luna Ashley sewot.
"Aku akan memberikan kalian Luna yang terbaik. Tenang saja!" ujar Lucien sambil mendengus kesal.
"Aku bisa membaca pikiranmu kak, jangan lupakan itu. Aku tahu apa yang sedang kakak pikirkan saat ini," ucap Venus sambil tersenyum jahil.
Memang benar, Venus memiliki kekuatan membaca pikiran seseorang. Mungkin karena kekuatan dari Luna Ashley yang menjadi Queen Luna.
Lucien melotot kearah adiknya. "Jangan mencari masalah padaku!" peringat Lucien.
"Aku membaca jika kau memang sedang---" ucapan Venus terpotong karena Lucien langsung membekap mulut adiknya tersebut.
"Diamlah!" bisik Lucien pelan.
"Lepaskan kembaran ku!" sahut Mars yang berada disampingnya.
"Dia juga adikku." Seru Lucien.
Mereka bertiga akhirnya berantem seperti anak kecil yang tengah merebut adik kesayangannya. Namun bedanya, Venus dianggap adik yang super ngeselin.
"Berheti! Kalian ini sudah besar, kenapa berantem seperti anak kecil seperti ini? Jika mau bertarunglah!" Cerca Alpha Drey marah kepada anak-anaknya.
Seketika mereka berhenti, lalu duduk ditempat duduknya masing-masing. "Maaf Dad, Mom, semuanya." Ujar mereka serempak.
"Makan malam selesai, kalian kembali kekamar. Tidak ada yang boleh keluar dari Pack ini tanpa sepengetahuan Mom, Dad ataupun penjaga disini. Mengerti?" kata Alpha Drey panjang lebar.
"Yaaa," jawab mereka lagi serempak.
Mereka meninggalkan meja makan, namun sebelum kembali kekamar. Seperti biasa mereka berpamitan tidur kepada Luna Ashley dan Alpha Drey.
Lucien melirik kearah Beta Grade dan Gamma Erick. "Kalian harus memantau gadis tersebut, keluargaku jangan ada yang diberitahu dulu. Mengerti?" ucap Lucien melalui Mindlink kepada mereka berdua.
"Baik Alpha." Jawab mereka.
"Satu lagi, jika gadis itu sudah bangun. Suruh salah satu Omega untuk mengantarkannya makanan, dan beritahu aku jika sudah siuman." Ucapnya lagi. Lucien melihat Beta Grade dan Gamma Erick mengangguk kearahnya. Lalu Lucien melangkah masuk kedalam kamar.
Tubuh tegas Lucien terbaring ditempat tidur berukuran king size tersebut. Kembali, pikirannya mengarah kepada gadis yang ditemukannya tadi.
"Zerky, apa kau merasakan apa yang aku rasakan juga?" tanya Lucien kepada Wolf nya tersebut melalui Mindlink.
"Aku masih belum merasakannya Luc, tetapi aroma tubuhnya. Membuatku sedikit tenang." Jawab Zerky.
"Apa yang kau maksud?" kata Lucien.
"Sepertinya gadis itu..."
*°TO BE CONTINUE°
**Hi guys!! Lucien back😁 hayo kenapa hayo wkwk. Kalo mau tau jangan lupa tinggalin like vote dan comment nya biar author semangat up😍❤️
See you next part guys🐺***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Mampir lagi kak, semangat 😊
2020-10-15
0
ARSY ALFAZZA
likes
2020-10-05
0
Triiyyaazz Ajuach
ehem ehem itu mate pengganti utkmu lucien
2020-05-12
1