"Mengapa tak menjawab? Aku salah berbicara lagi?" tanyanya semakin memajukan bibirnya.
Namun hal tak terduga yang dilakukan Lucien secara mendadak membuat gadis tersebut melototkan matanya. Ya, Lucien tiba-tiba memajukan tubuhnya semakin dekat dengan gadis itu, wajahnya menghapus jarak diantara mereka. Hingga akhirnya ciuman secara mendadak terjadi begitu saja.
Lucien yang tak tahu sedang berpikir seperti apa, tiba-tiba saja tubuhnya tanpa sadar ingin mencium bibir gadis tersebut. Keduanya sama-sama diam, namun kedua bibir mereka masih menempel. Hingga akhirnya tangan kanan gadis tersebut refleks menampar pipi Lucien.
Plakk!
Tamparan mulus mendarat dipipi Lucien, seketika Lucien memundurkan badannya menjauh dari gadis tersebut.
"Kau lancang!" teriak gadis tersebut sambil mengusap kasar bibirnya. Sementara Lucien bergeming ditempat.
"Kau mencuri ciuman pertamaku yang aku jaga untuk suamiku kelak! Kau lelaki cabul!" katanya lagi dengan mata berkaca-kaca, menandakan jika gadis tersebut tengah menahan air matanya.
"Aku tidak sadar melakukan hal itu." Ujar Lucien membuka suaranya namun dengan posisi masih bergeming ditempat.
"Tidak sadar katamu? Dasar lelaki brengsek!" ucapnya lalu terisak.
"Hei jaga ucapanmu!" geram Lucien sambil menunjukkan jarinya.
"Memangnya kau siapa? Kau saja tidak menjaga sopan santunmu kepada seorang wanita!" kata gadis tersebut tak ingin kalah.
Lucien mendengus kesal, lalu berbalik meninggalkan ruangan tersebut. Diluar ruangan, Beta Grade masih berada ditempat tersebut. Beta Grade langsung bangkit dan membungkukkan badannya hormat.
"Apa ada masalah didalam, Alpha?" tanya Beta Grade.
"Gadis tak tahu malu," kata Lucien berdecih.
Beta Grade menaikkan sebelah alisnya bingung. "Apa maksudmu?" ucapnya.
Lucien melirik kearah Beta Grade, lalu telunjuknya mengarah kearah pintu ruangan dimana gadis tersebut dirawat. "Kau tahu gadis itu? Tidak tahu malu, bukannya mengucapkan terimakasih sudah menyelamatkan nyawanya tetapi dia malah menamparku." Oceh Lucien kesal.
Beta Grade terkikik pelan, namun hal itu membuat Lucien melototkan matanya kearah Beta sekaligus temannya ini. "Mengapa kau malah tertawa? Senang melihat Alpha-mu ditampar oleh gadis itu?" kesal Lucien.
Tawa Beta Grade mereda sesaat. "Aku tahu sifatmu Luc, gadis itu tidak akan melakukan hal itu jika kau tidak melakukan hal aneh." Kata Beta Grade yang sudah mengenal seluk beluk Alpha nya ini.
"Aku hanya tidak sengaja menciumnya." Ujar Lucien terang-terangan membuat Beta Grade terkejut lalu tertawa begitu keras.
"Hahaha ya ampun, kau bilang itu tidak sengaja?" tanya Beta Grade sambil tertawa lantang.
"Kecilkan suara tawamu Grade, ini perintah seorang Alpha!" kata Lucien dengan tatapan tajamnya.
Seketika gelak tawa Beta Grade senyap dengan cepat. "Maafkan saya Alpha." Ujarnya sambil menahan tawa.
"Kau ini membuatku kesal saja!"
"Tapi Alpha..." ucapan Beta Grade diputus oleh Lucien.
"Luc!" koreksinya.
"Ah ya, maksudku Luc, bagaimana mungkin kau tidak sengaja melakukan hal itu kepada gadis asing yang baru ditemukan kemarin malam? Atau jangan-jangan itu---" ucap Beta Grade menebak-nebak.
"Jika yang kau pikirkan adalah seorang Mate untukku, aku tidak yakin soal itu! Oh ayolah anggap saja ini adalah ulah Wolfku!" kata Lucien membela dirinya sendiri.
Sedangkan Zerky yang menjadi kambing hitam Lucien melolong kesal didalam sana. "Dasar Alpha bodoh! Kau mengkambing hitamkan namaku yang tak tahu apa-apa ini!"
"Aku berkata sesuai fakta! Tidak usah mengelak." Jawab Lucien.
Sementara Beta Grade menyelidik Lucien lewat matanya yang sedari tadi bergerak gerik kesana kemari. "Apa yang sedang kau sembunyikan, Luc?" tanya Beta Grade.
"Huh? Tidak ada. Aku ingin mengerjakan sesuatu diruanganku, kau urusan saja gadis menyebalkan itu." Kata Lucien.
"Benarkah menyebalkan? Jika dilihat lagi, gadis itu memiliki paras yang--" Beta Grade yang belum selesai berbicara, namun pukulab dikepala belakangnya membuat Beta Grade mengaduh kesakitan.
"Diam kau!" geram Lucien. Sedangkan Beta Grade nampak bingung sekaligus ingin sekali tertawa karena Alpha nya ini seperti anak polos yang tengah bimbang dengan perasaannya.
"Baiklah, aku akan menjaganya tenang saja. Kau pergilah, jika ada sesuatu aku akan memberi kabar kepadamu," ucap Beta Grade dengan senyuman tipis.
Lucien hanya menganggukkan kepalanya, kakinya bergerak selangkah. Lalu matanya menoleh kembali kearah pintu ruangan tersebut, lalu berdecak kesal dan melangkah cepat meninggalkan rumah sakit Pack tersebut.
Dirasa Lucien sudah melangkah jauh dari rumah sakit. Beta Grade kembali tertawa mengingat tingkah laku teman kecilnya yang sudah menjadi Alpha Moon Stone Pack tersebut.
"Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan Luc, aku harap kali ini Moon Goddess memberikan Mate yang tepat untukmu." Ujar Beta Grade dengan nada rendah.
Lelaki tersebut masuk kedalam ruangan, dia mendapati gadis misterius tersebut tengah memakan buah yang tersedia diatas nakas samping tempat tidur. Seolah merasakan kehadiran seseorang, gadis tersebut langsung menoleh kearah Beta Grade yang melangkah mendekatinya.
"Tenang, aku tidak akan macam-macam denganmu." Kata Beta Grade saat melihat raut wajah gadis tersebut seperti waspada dengan kehadirannya.
"Siapa kau! Kau pasti teman lelaki tadi yang cabul itu kan?" ucap gadis tersebut was-was.
"Ya aku temannya, tetapi sifat kami berbeda. Tenanglah, perkenalkan namaku Beta Grade." Ujar Beta Grade memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.
"Beta? Seperti cerita dongeng yang pernah aku baca, tetapi aku lupa dongeng apa yang terdapat nama Beta," kata gadis tersebut mengoceh dan tak menjawab perkenalannya.
"Kau tak ingin memperkenalkan dan membalas jabatan tanganku?" tanya Beta Grade sedikit kesal.
"Ah maaf, aku Ashina Seraphine. Panggil saja Shina." Jawab gadis bernama Ashina tersebut sambil membalas jabatan tangan Beta Grade.
"Nama yang bagus, bolehkah aku bertanya mengenai dirimu?" kata Beta Grade dengan nada hati-hati.
"Untuk apa?" tanya Ashina.
"Begini, kau ditemukan oleh temanku yang tadi, kau ingat? Dia yang menyelamatkan mu dari serangan serigala kemarin malam," ucap Beta Grade bercerita.
"Lalu?"
"Apa kau penduduk dihutan itu? Atau kau tersesat dihutan?" tanya Beta Grade.
"Aku tersesat dihutan, karena aku kabur dari rumah setelah bertengkar dengan Ibuku." Kata Ashina sambil menundukkan kepalanya.
Beta Grade bisa menangkap nada sedih dari Ashina. "Ah, berarti kau ini manusia?" tanya nya lagi.
Ashina mengangkat kepalanya, tangan kanannya mengusap sudut mata Ashina yang tergenang air mata. "Tentu saja aku manusia. Memangnya kau apa? Makhluk astral? Alien?" kata Ashina sedikit heran.
"Hah? Tentu saja tidak, maksudku.... Ah sudahlah, kau istirahat saja. Siang nanti temanku akan kembali kemari, mungkin akan sama sepertiku, me-nanyakan dirimu." Ucap Beta Grade.
"Teman cabulmu?" tanya Ashina. Beta Grade hanya mengangguk kaku walaupun dia sedikit merasa aneh jika Lucien disebut teman cabul.
"Aku tidak ingin bertemu dengannya." Kata Ashina menolak.
Beta Grade menghela napasnya. "Mau tak mau, kau harus mau. Karena kau Nona sedang berada diwilayah nya. Permisi." Ucap Beta Grade diakhiri dengan dirinya berpamitan.
Setelah tubuh Beta Grade tak nampak diruangan itu, Ashina termangu mengingat ucapan Beta Grade tadi.
"Karena kau sedang berada diwilayah nya."
"Wilayah apa yang dia maksud?" tanya Ashina entah pada siapa.
*°TO BE CONTINUE°
**Hi guys, maaf telat hehe. Semoga suka, jangan lupa kasih like, vote dan comment biar author semangat up. Kalo ada typo tegur aja, kritik dan saran aku terima😁❤️
See you next part guys🐺***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
likes 👍
2020-10-05
0
Triiyyaazz Ajuach
lucien lucien ditabok melulu sama cwek hehehe
2020-05-12
0
Alvina Nana
ayo Thor smangat
2020-04-14
1