Kini Aisyah tengah sibuk dengan masakannya di dapur rumahnya umi Salamah, ia mengiris bawang sambil menghafal surah Arrahman.
" Fabiayyi alaa irabbikuma tukadzdziban.
Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan"
Aisyah terus mengulang - ngulang hafalan tersebut.Umi Salamah tersenyum di balik pintu melihat Aisyah yang terus berusaha dengan hafalannya meskipun ia sedang memasak. Perlahan umi Salamah mendekati Aisyah.
" Mau umi bantu untuk menghafalnya ? "
Aisyah tersenyum ia sangat senang jika uminya mau membantu.
Tiba - tiba mereka mendengar suara ucapan salam dengan di ikuti suara ketukan pintu. Mereka pun menjawab salam secara bersamaan.
" Waalaikumsalam "
" Biar umi yang buka " pinta umi Salamah.
Umi membuka pintu rumah tidak lama kemudian ia menghampiri Aisyah.
"Aisyah ustajah Ulfi sudah datang , temui dulu ya " pinta umi Salamah. Aisyah kini menghentikan aktifitasnya di dapur, ia langsung menemui ustajah Ulfi. Ustajah Ulfi terkejut melihat Aisyah.
" Aisyah " ucap ustajah Ulfi.
Aisyah hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
"Kalian sudah saling kenal ? " tanya umi Salamah.
" Kami pernah bertemu sebelumnya. Aisyah ini keponakannya bi Ratna kan " ucap ustajah Ulfi sambil tersenyum.
" Ia Aisyah ini keponakannya bi Ratna tapi sekarang Aisyah adalah putrinya umi " ucap umi tegas. Ustajah Ulfi tersenyum kembali sambil menatap Aisyah.
Kini untuk pertama kalinya ustajah Ulfi mulai mengajar pelajaran agama pada Aisyah. Aisyah begitu cerdas dalam memahami pelajaran yang di berikan ustajah Ulfi.
Ustajah ulfi selalu bertutur lemah lembut hingga Aisyah merasa nyaman dengan guru prifatnya itu.
Setelah hampir satu jam setengah mengajar Aisyah kini ustajah pamit untuk pulang.
" Saya pulang dulu ya besok saya kemari lagi, kamu anak yang cerdas Aisyah, kamu cepat tanggap memahami pelajaran yang saya berikan " ucap ustajah Ulfi, ia merasa tidak begitu sulit mengajar pada Aisyah yang menurutnya sangat cerdas.
" Makasih ya ustajah ulfi sudah mau mengajar agama pada saya "
Ustajah Ulfi tersenyum sambil mengelus lembut kepala Aisyah, lalu mencium tangannya umi Salamah.
" Saya pamit ya asalamualaikum " ucap ustajah Ulfi sambil berlalu pergi.
" Waalaikumsalam " jawab Aisyah dan umi Salamah.
* * * * * *
Malampun tiba, kini Aisyah dan umi Salamah sedang duduk di teras depan rumah, sambil menunggu kiyai Husen pulang umi pun mengajarkan sedikit ilmu pada Aisyah.
" Dengar Aisyah seorang perempuan harus bisa menjaga kehormatannya, ia harus bisa menutup aurat jangan sampai terlihat oleh yang bukan haknya " tutur umi Salamah.
Aisyah terdiam menundukan wajahnya, ia teringat waktu masih tinggal di kampung ia belum menggunakan hijab meskipun penampilannya sopan tapi waktu itu ia belum berhijab sampai ahirnya bi Ratna membawanya ke pesantren.
Kini penampilannya sangat tertutup dengan gamis dan jilbab syar'inya, ia merasa percaya diri akan hal itu.
" Seorang perempuan harus bisa menjaga kehormatannya jangan sampai ia membuka hijabnya di depan laki - laki yang bukan suaminya, yang bukan hak nya. Aisyah kelak cepat atau lambat kau pasti akan menikah, saran umi carilah laki - laki yang bertanggung jawab yang bisa jadi imam yang baik untukmu. Jangan mencari laki laki yang hanya ingin merenggut kesucianmu, tapi carilah laki laki yang menganggapmu suci untuk di sentuh, kamu tau siapa dia? dialah suamimu dialah yang berhak atas dirimu, carilah laki - laki yang mencintaimu karna Allah. " tutur umi Salamah.
Aisyah tersenyum mendengar pertuturan uminya.
" Coba sekarang umi tanya sama kamu laki - laki seperti apa yang menurut Aisyah pantas menjadi seorang suami ? " tanya umi Salamah
"Hmmm "
Aisyah mulai berpikir .
" Menurutku laki - laki yang pantas jadi seorang suami itu harus sebaik nabi Muhamad saw. Setampan nabi Yusuf as dan sekaya nabi Sulaiman as " jawab Aisyah. Membuat uminya tersenyum lebar mendengar jawaban putrinya itu.
"Apa masih ada laki - laki yang seperti itu di jaman sekarang ? " tanya umi Salamah sambil tersenyum.
" Sayang nya gak ada umi...
" Buat aku sih yang penting dia bisa jadi imam yang baik " jawab Aisyah.
" Jodoh Allah yang mengatur sekuat apapun kita menginginkan yang sempurna tapi kalau Allah berkata lain lantas bisa apa kita, terima saja jodoh yang Allah berikan jika dia kurang baik berusahalah menjadikannya baik dan jika dia baik berusahalah menjadikannya untuk lebih baik lagi " tutur umi Salamah.
Tiba - tiba kiyai Husen datang .
" Asalamualaikum "
" Waalaikumsalam " jawab umi Salamah dan Aisyah. Umi dan Aisyah pun mencium tangannya kiyai Husen.
Kiyai Husen tersenyum melihat istri dan putri angkatnya menyambutnya di depan rumah.
" Kalian berbincang apa sepertinya abi liat kalian begitu asik ngobrol " tanya kiyai Husen yang kini ikut duduk bersama Aisyah dan umi Salamah di teras depan.
" Kita hanya mengobrol biasa " jawab umi.
" Aisyah semoga kamu betah tinggal di sini , abi senang liat umi kamu bisa tersenyum bahagia "
Aisyah pun tersenyum mengangguk. Sebenarnya ia sangat canggung dengan kiyai Husen, namun karna kiyai Husen begitu baik dan lembut seperti istrinya, jadi Aisyah lupa akan rasa canggungnya. Kini ia mengambil minum untuk kiyai Husen.
" Minum dulu abi pasti capek kan baru pulang. " ucap Aisyah sambil menaruh segelas teh manis di hadapannya kiyai Husen. Membuat sepasang suami itu tersenyum .Mereka merasa beruntung bisa punya anak angkat seperti Aisyah.
" Terima kasih Aisyah. "
" Umi mau dibikinin minum juga ? " tanya Aisyah.
" Tidak usah " jawab umi Salamah sambil tersenyum, ia sangat senang melihat Aisyah yang begitu perhatian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Jusmiati
senang banget Thor bacanya....🤗🤗🤗
2021-04-21
1
Pravangasta Waninghiu
bnr2 inspiratif ceritanya
2021-03-25
1
Nurul Aliyah
aisyah ma riziq
awalny q bca ZAHIRA UNTUK YUSUF
d stu q ngefans ma karakter rizir n aisyah
trnyata da kisahnya
seru n mmbuat ketawa
2020-12-02
3