Kini ustad Rasyid sudah mengantar Riziq ke rumahnya. Riziq langsung merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya, wajahnya nampak pucat sebenarnya ustad Rasyid ingin sedikit memarahinya namun ia urungkan karna tak tega melihat adiknya itu.
"Sebaiknya kamu minum obat dulu" ucap ustad Rasyid sambil menyodorkan segelas air putih dan obat yang diberikan dokter dari klinic.
"Aang marah padaku ?" tanya Riziq sambil menatap kakaknya itu. Ustad Rasyid langsung menatap Riziq yang kini sedang berbaring lemah, ia ingin marah namun ia mencoba meredakan amarahnya.
"Aku tidak marah padamu."
"Lalu kenapa wajahmu menampakan kemurkaan, apa kau marah pada Aisyah ? " tanya Riziq, namun ustad Rasyid malah memalingkan wajahnya.
"Aku tanya apa aang marah pada uni Aisyah ? " tanya Riziq kembali.
"Kalau aku marah pada Aisyah memangnya kenapa ? " ucap ustad Rasyid.
"Ini bukan salahnya, aku yang memaksa minta ikut jadi kau jangan marah padanya" Tutur Riziq meyakinkan kakanya agar tak marah pada sahabatnya itu.
"Kenapa kau selalu buat masalah, bukankah aku sudah memperingatkan kalian, apa kalian lupa dengan hukumam yang belum kalian selesaikan. Hukuman yang kemarin saja belum selesai kalian malah bikin masalah baru" tutur ustad Rasyid. Riziq pun terdiam ia menyadari kesalahannya.
" Maafkan aku, aang boleh marah padaku aang juga boleh menghukumku tapi kumohon jangan marah pada Aisyah apalagi menghukumnya" tutur Riziq.
"Sepertinya Riziq sangat menyayangi Aisyah " Gumam ustad Rasyid dalam hati, ia langsung menyodorkan obat dan segelas air putih pada adiknya itu.
"Minumlah biar kamu cepat sembuh dan satu lagi kalau kamu mau pergi keluar pesantren kamu harus izin dulu " ucap ustad Rasyid.
"Tadi aku sudah izin sama ustad Azam, lagi pula tadi aku tidak ada pelajaran " ucap Riziq membela diri. Setelah meminum obat Riziq kembali merebahkan tubuhnya.
"Tidurlah istirahat" ucap ustad Rasyid sambil menyelimuti tubuhnya Riziq.
"Aang berjanjilah kau tidak akan marah pada Aisyah "ucap Riziq dengan suara parau.
Ustad Rasyid hanya membalasnya dengan senyuman.
Sementara dengan Aisyah ia nampak bingung dan hawatir dengan sahabatnya itu. la sudah mondar mandir kesana kemari, ia ingin sekali menemui Riziq di rumahnya, namun ia takut dengan ustad Rasyid, jangankan datang ke rumahnya menelpon saja ia tak berani. Umi Salamah yang melihat pun heran melihat putrinya yang sedari tadi nampak tak tenang. Perlahan umi Salamah mendekati Aisyah.
"Ada apa ? apa ada masalah, umi liat dari tadi kamu mondar mandir terus " tanya umi Salamah sambil mengelus kepalanya Aisyah.
Aisyah pun menceritakan kejadian tadi siang pada uminya itu, umi Salamah pun tersenyum.
"Tidak usah hawatir, ustad Rasyid pasti akan merawatnya, ia sangat menyayangi adiknya percaya sama umi" tutur umi salamah.
Aisyah terdiam ia mulai berpikir tenang.
"Do'akan saja biar Riziq cepat sembuh "
"Ia umi makasih " ucap Aisyah sambil tersenyum.
"Asalamualaikum" terdengar ucapan salam dari luar rumah.
"Waalaikumsalam" jawab Aisyah dan umi.
"Sepertinya ustajah Ulfi sudah datang" ucap umi Salamah sambil berjalan menuju depan untuk membuka pintu, ustajah ulfi sudah nampak di depan pintu dengan senyuman di wajahnya.
"Masuklah Aisyah ada di dalam"
Ustajah Ulfi masuk ke rumah mengikuti umi Salamah. Kini sudah nampak Aisyah yang tengah duduk di ruang tamu, ia sudah siap dengan pelajaran yang akan di berikan oleh ustajah Ulfi. Aisyah menampakan senyum nya pada ustajah Ulfi begitupun sebaliknya.
Ustajah Ulfi kini sudah duduk di hadapan Aisyah, sementara umi Salamah berlalu ke dapur untuk membuatkan minum.
"Saya denger kamu sedang menghafal surah Arrahman ya ? " tanya ustajah Ulfi.
"Ia ustajah saya sedang belajar menghafalnya, tapi baru sedikit yang sudah nempel di pikiran saya" jawab Aisyah. Ustajah ulfi pun tersenyum.
"Tidak apa - apa biar sedikit yang penting kamu sudah berusaha "
Umi Salamah pun datang membawa minuman.
"Di minum dulu ustajah, maaf saya tidak bisa menemani, saya ada perlu sebentar ke rumahnya Soleh." ucap umi Salamah.
"Tidak apa - apa umi terima kasih atas minumannya "
Setelah mengucap salam umi pun pergi ke rumah putranya itu.
"Mau saya ajarin menghafal surah Arrahman ? " tanya ustajah Ulfi.
"Tentu ustajah, saya akan sangat senang jika ustajah mau membantu"
Ustajah ulfi tersenyum ia langsung mengajari Aisyah beberapa ayat surah Arrahman beserta artinya, ustajah ulfi dengan sabarnya mengajari Aisyah menghafal dari ayat satu ke ayat yang lain. Aisyah nampak serius di buatnya meskipun ada beberapa ayat yang selalu salah di ucapkan Aisyah, namun ustajah ulfi dengan lembut mengajari Aisyah. Kini Aisyah sudah hafal beberapa ayat, ia tak patah semangat, bukan karna takut dengan ustad Rasyid, namun ia mulai senang bisa menghafal dan membaca Al quran. Setelah selesai ustajah ulfi pun pamit pulang.
"Karna pelajarannya selesai ustajah pamit dulu ya, nanti kita sambung lagi besok kamu jangan patah semangat kamu harus yakin kalau kamu bisa, asal kamu mau berusaha saja" tutur ustajah ulfi.
"Makasih ya ustajah ulfi" ucap Aisyah sambil tersenyum.
"Ya sudah saya pamit asalamualaikum"
"Waalaikum salam" jawab Aisyah.
Ustajah ulfi pun berlalu pergi. Kini tinggal Aisyah yang ada di rumah itu, ia kembali mengingat Riziq rasa hawatir nampak kembali di raut wajahnya.
"Ziq kamu baik - baik sajakan uni hawatir, ya allah sembuh kan lah sahabat kecilku itu beri dia kesembuhan amin "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Nuraeniy352
Rizik ngekorin uni Aisah karena dia lagi jagain jodoh'y....
2021-03-29
1
Pipit Sopiah
aku suka thor
2020-11-14
1
Ipah Cakep
maaf ralat thor bukan ustajah tapi USTADZAH. Semangat ya thor!!!😘
2020-06-10
10