Suara azan pun berkumandang di masjid besar pesantren. Semua santri putra serentak pergi ke masjid itu. Sebagian ada yang berjalan santai, dan sebagian lagi ada yang berlarian.
" Allahuakbar allahuakbar "
Azan zuhur pun berkumandang merdu di masjid besar itu. Seketika itu Aisyah langsung menutup kantin untuk sementara, ia dan bi Ratna bersiap - siap menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim. Setelah mengambil wudhu mereka pun menjalankan salat zuhur.
Setelah selesai salat, Aisyah pun kembali membuka kantin karna sudah waktunya para santri beristirahat, banyak para santri wati yang jajan di kantinnya bi Ratna. Aisyah begitu sangat sibuk meskipun ia teringat akan janjinya menemui ustad Rasyid di aula. Ingin izin tapi tak tega melihat bibinya sibuk sendiri di tengah keramaian kantinnya. Aisyah menjadi gelisah sendiri, bi Ratna pun menyadari akan hal itu.
" Kenapa wajahmu gelisah seperti itu Aisyah ? apa ada masalah. ? " Tanya bi Ratna.
Aisyah agak sedikit ragu untuk menjawab.
" Sebenarnya aku ada janji bi. " Ucap Aisyah ragu.
" Janji ? janji sama siapa ? " Tanya bi Ratna kembali. Aisyah malah terdiam, tidak mungkin ia terus terang kalau dia akan menemui ustad Rasyid, namun di sisi lain ia tak mau membohongi bibinya.
" Sebenarnya aku mau menemui teman baruku " Ucap Aisyah ragu.
" Teman baru ? " ucap bi Ratna penuh tanya, ia ingin menanyakan dari mana Aisyah mengenal teman barunya namun ia urungkan.
" Ya sudah, kalau urusannya penting pegilah " Ucap bi Ratna.
" Aku tidak mungkin meninggalkan bibi sendirian di kantin , apalagi kantinnya sedang rame. " Tutur Aisyah, ia tak tega melihat bibinya sibuk sendirian namun ia juga takut kalau ia tak menemui ustad Rasyid maka Riziq akan kembali di hukum.
" Memangnya tidak apa - apa bi kalau aku pergi ? " tanya Aisyah. Bi Ratna malah tersenyum.
" Pergilah sebentar lagi juga jam istirahat akan berahir. "
Aisyah pun tersenyum. Setelah mengucap salam ia pun langsung pergi ke aula untuk menemui ustad Rasyid. Di tengah perjalanan ia pun kebingungan, pasalnya ia belum tau lokasi aula ada di sebelah mana, hingga ia melihat seorang santri putra yang sedang berjalan tidak jauh di tempat ia berdiri. Santri putra itu adalah Yusuf ( 10 th ) dia adalah putranya ustajah Ulfi. Perlahan Aisyah pun mendekatinya.
" Asalamualaikum " Aisyah mengucap salam pada Yusuf.
" Waalaikum salam , ada apa kak ? " tanya Yusuf.
" Kamu tau gak aula di sebelah mana ? kalau boleh kakak minta di anterin kesana " Ucap Aisyah meminta Yusuf untuk mengantarkannya ke aula. Yusuf mengangguk dan langsung mengantarkan Aisyah ke aula.
Sesampainya di sana.
" Ini ka aulanya " tunjuk Yusuf pada Aisyah.
" Makasih ya hmmmm, siapa namamu ? " Tanya Aisyah.
"Yusuf ka "
"Makasih ya Yusuf " ucap Aisyah.
Setelah kepergian Yusuf, Aisyah pun perlahan mendekai pintu aula yang sudah terbuka. Ada rasa ragu dan takut menyelimutinya namun ia coba untuk memberanikan diri.
"Asalamualaikum " ucap Aisyah sambil berdiri di ambang pintu yang sudah terbuka, ia pun melihat ustad Rasyid dan sebagian ustad lainnya sedang duduk beristirahat di aula tersebut.
" Waalaikum salam " jawab mereka serempak. Aisyah masih mematung di ambang pintu ia masih takut untuk masuk.
" Masuklah " Pinta ustad Rasyid. Aisyah enggan untuk masuk pasalnya di ruangan itu hanya ada laki - laki semua.
" Siapa dia ustad Rasyid ? " tanya ustad yang lain. Ustad Rasyid hanya menjawab dengan senyuman.
"Oh jadi namanya ustad Rasyid " Gumam Aisyah dalam hatinya.
" Masuk lah " Pinta ustad Rasyid kembali. Perlahan Aisyah melangkahkan kakinya masuk ke aula.
"Duduklah ." ucap ustad Rasyid. Kini Aisyah sudah duduk di hadapan ustad Rasyid, jarak mereka sekitar 1, 5 meter. Sementara yang lain berjarak jauh di belakangnya ustad Rasyid.
Aisyah benar - benar takut akan keberadaannya. Sekarang ia begitu canggung dan gugup. Ustad Rasyid menatap Aisyah yang kini hanya menunduk saja menciptakan suasana hening di aula.
"Siapa namamu ? " tanya ustad Rasyid melumerkan suasana.
"Aisyah " jawab Aisyah dengan terbata.
"Ada hubungan apa kamu sama Riziq ? " Tanya ustad Rasyid dengan nada tak suka. Aisyah bingung harus menjawab apa ia benar - benar takut.
"Kenapa ia bertanya seperti itu, memangnya apa hubunganku sama Riziq, ia bertanya seolah -olah aku adalah tersangka " gumam Aisyah dalam hatinya. Ia jadi bingung sendiri apalagi melihat ustad Rasyid yang menatapnya tajam meminta jawaban.
" Dia adalah adik saya " jawab Aisyah bingung, ia takut kalau ia jawab Riziq adalah sahabat kecilnya, itu akan merupakan suatu kesalahan ia takut kalau seorang santri putra tidak boleh berteman dekat dengan seorang perempuan yang bukan sodaranya.
Ustad Rasyid mengeryitkan keningnya, ia masih bingung dengan jawaban Aisyah.
membuat Aisyah ragu dengan jawabannya barusan.
" Apa ada yang salah dengan jawabanku barusan, ya allah kenapa dia begitu menakutkan seperti ini " Gumam Aisyah dalam hatinya.
Rasa kagumnya terhadap ustad Rasyid yang di anggapnya sempurna itu kini melebur sudah, yang ada kini ia begitu ketakutan di buatnya.
" Kenapa tiba -tiba ustad Rasyid yang begitu tampan bisa berubah menjadi menyeramkan seperti ini, apalagi sorot matanya seperti mau merobek mulutku " Ucap Aisyah dalam hatinya.
"Riziq adikmu ? " Tanya ustad Rasyid dengan sorot mata menusuk, membuat Aisyah ragu untuk menjawab.
" Sepertinya aku salah menjawab, raut wajahnya begitu tak suka padaku. Riziq tolong uni, uni seperti sedang disidang dengan kesalahan yabg begitu patal. " gumam Aisyah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Anvi
masih menunggu cerita fawaz dengan sabar. btw bakalan di up gak sih kak, pindah aplikasi juga tak masalah yang penting ada kelanjutannya
2025-02-03
0
susi 2020
😲😲🙄
2023-07-21
1
susi 2020
🤔🤔🤔
2023-07-21
1