Eighteen

Tubuh serasa patah, pegal, bahkan kepala rasanya sudah mau copot dari kawanan tubuh. Mengingat hari ini tiba-tiba devisi pendesainan harus bekerja extra.

Lisa menghempaskan tubuhnya keatas kasur, badannya terasa lengket namun tubuhnya terasa sulit dia gerakkan, akhirnya dengan wajah berminyak Lisa tertidur.

Bunyi ponsel Lisa tak juga membuat gadis itu terbangun dari tidurnya. Dia mengabaikan saja ponsel miliknya sampai ponsel itu mati tidak berdaya. Rasa lelah ini benar-benar harus terbayar dengan cara tidur.

🍃🍃🍃

Suara ketukan pintu membuat Dantu berlari terburu-buru untuk membukakan pintu itu.

"Non Sesil, apa kabar non?"

"Baik bi hihihi... Ada koko tidak ya?"

"Belum kembali dari kantor non, mari silahkan masuk non."

Sesil mengamati rumah itu dengan seksama, rumah ini benar-benar belom ada perubahan sejak dia pergi meninggalkannya tiga tahun lalu.

"Non Sesil mau minum apa?"

"Air hangat aja bi, "

"Tunggu sebentar ya!"

Sesil membalas dengan senyuman, dia mulai menelusuri kembali rumah itu. Dia tak melihat perubahan dari isi rumah ini.

"Non, ini minumnya,"

"Bi, koko biasanya pulang jam berapa?"

"Biasanya jam segini udah kembali sih non, mungkin bentar lagi den Ael akan sampai."

Sesil mengangguk mengerti, tak masalah kan dia menunggu koko yang sangat dia rindukan itu.

Pintu tiba-tiba saja terbuka menampilkan sosok Daffa dengan wajah lelahnya. Sesil melemparkan senyumannya dan segera berlari meraih lelaki itu.

"Koko, Sesil kangen!"

"Sesil, kok jam segini ada disini? Kapan sampainya?" tanya Daffa sedikit terkejut melihat keberadaan Sesil.

"Tadi pagi, malam ini aku kesini karna udah kangen koko. Lagian mami sama papi ada urusan jadinya aku disuruh kesini deh," ujar Sesil sedikit manja.

"Kamu ya sudah gede masih aja manja,"

"Sama koko sendiri tak jadi masalahkan?"

"Hemm, yaudah aku mau mandi dulu. Kamu sudah makan? "

"Belom, "

"Yaudah, kamu ke meja makan duluan, ntar koko nyusul ya."

"Oke, siap kapten!" teriak Sesil

🍃🍃🍃

Daffa mengamati sekitar rumah, dia jadi kepikiran Lisa, dimana gadis itu? Tumben sekali tak menampakkan batang hidungnya.

Daffa berjalan menuju kamar Lisa, dan betapa terkejutnya dia melihat Lisa terkapar lelah, sepertinya dia tidur pulas dan belum mandi.

Daffa merapikan tas milik Lisa dan membuka sepatu milik gadis itu, dia mulai mengangkat tubuh Lisa dan membenarkan posisi tidur Lisa.

"Bagaimana bisa gadis ini tidur nyenyak dengan keringat begini? "

"Apa sebaiknya gua bangunin aja? Lagian sepertinya dia juga belum makan malam."

"Lisa, Lisa, Lisa heh bangun..." Daffa sedikit mengoyang tubuh Lisa, agar gadis itu terbangun.

"Erghh..." Gumam Lisa tak jelas

Lisa memutar sedikit tubuhnya mencari kenyamanan. Daffa terus memperhatikan Lisa.

"Lis bangun,"

"Erghh..." lagi-lagi Lisa hanya membalasnya dengan gumaman.

"Lis bangun dong,"

Daffa mencondongkan sedikit tubuhnya untuk membangunkan gadis itu. Seperti dugaannya gadis ini benar-benar sulit diprediksi.

"Koko..." teriak Sesil didepan pintu kamar Lisa, membuat Lisa yang semula tidur nyenyak tersentak dan terbangun.

Daffa menutup matanya geram mendengar suara Sesil yang sebesar toa. Lisa terdiam mencermati apa yang sedang terjadi. Dia melihat seorang gadis kecil berdiri didepan kamarnya dan melihat tepat didepan wajahnya ada sosok Daffa.

"Woow... Ngapain ko?" tanya Lisa terkejut namun suaranya masih terdengar lembut.

"Mau bangunin lo bangke,"

Lisa menarik selimut menutupi wajahnya, astagah apa yang dipikirkan oleh gadis itu. Dia tadi sudah mengira kalo Daffa baru akan arghh sudahlah itu semua hanya khayalan.

Daffa menarik selimut Lisa membuat rok Lisa tersingkap naik keatas, buru-buru Daffa membuang pandangannya. Teriakan Sesil membuat Daffa segera berjalan dan menutup mulut Sesil.

"Cepat mandi, gua tunggu makan dibawah," ujar Daffa sambil menarik Sesil keluar dari kamar Lisa.

Lisa baru saja tersadar dengan situasi yang terjadi. Segera gadis itu berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

🍃🍃🍃

Daffa membuka bekapan tangannya dari mulut Sesil, akhirnya gadis itu bisa bernapas lega.

"Fiuhh... Ihh, koko apa-apaan sih?" gerutu Sesil kesil.

"Bisa diem gak, suara lo kuat banget kek toa,"

"Iiiihh, harusnya aku yang nanya ke koko, kok bisa ada cewe dirumah koko?" tanya Sesil penasaran.

"Dia dititipin,"

"Halah, mana mungkin cewek sebegitu besar dititipin. Kalo tadi anak kecil mungkin saja," cerocos Sesil membuat Daffa pusing.

"Lo masih kecil, jadi gk usah banyak tanya."

"Tadi koko udah bilang kalo aku itu udah gede, kenapa sekarang koko bilang Sesil anak kecil? Koko kok gk konsisten banget sih!" bentak Sesil kesal.

"Sesil, suara mu itu loh kuat banget,"

"Mau gimana lagi? Tuhan udah ciptain suara Sesil kayak gini," ujar Sesil tak terima

Daffa semakin pusing menghadapi Sesil, dia bahkan sangat bingung bagaimana bisa Sesil bisa sepandai ini bicara.

"Sesil, nanti koko jelasin. Sekarang kamu diem dulu ya, koko pusing. Ntar koko beliin coklat ya, jadi jangan banyak tanya ya sayang?" rayu Daffa

"Beneran?" tanya Sesil memastikan.

Daffa mengangguk tersenyum dan mengelus lembut rambut panjang milik Sesil. Daffa mengajak Sesil menuju meja makan dan menyiapkan makanan untuk gadis itu.

"Tapi ko, Sesil masih penasaran loh,"

"Penasaran karna apa?"

"Tadi koko mau ngapain kakak itu? Koko mau nyium ya, sementang kakak itu lagi tidur!"

Daffa tersedak minuman karna ucapan Sesil, dari mana gadis kecil ini tau bicara seperti itu.

Lisa yang tidak sengaja mendengar itu jadi terdiam, dia juga penasaran kenapa Daffa ada tepat didepan wajahnya tadi.

"Sesil ngomong apa sih? Mana mungkin koko cium dia, emang Sesil rela?"

"Enggak, koko itu milik Sesil. Kakak tadi gk boleh koko cium," ujar Sesil semangat.

Daffa tersenyum dan mengelus kembali rambut gadis kecil itu. Dan meminta gadis itu kembali melanjutkan makannya.

"Ekhemm..."

Suara milik Lisa membuat Daffa membatu, arghh... Dia salah ucap sudah bukan? Daffa kembali mengekspresikan kembali wajahnya seolah tidak ada terjadi apa-apa.

"Eh, kakak mari makan." ajak Sesil

"Em... Gadis kecil ini pintar sekali menutupi perbuatannya," batin Lisa kesal namun Lisa tetap memasang senyuman diwajah miliknya.

Lisa menarik kursi disebelah Sesil, dia memicingkan matanya melihat Daffa, namun Daffa tampak tak perduli. Lisa menahan rasa kesal didalam dadanya.

Daffa menaikkan sebelah alis matanya seperti bertanya kenapa gadis itu melihatnya seperti itu. Lisa membalasnya dengan senyuman kikuk.

"Kakak, sudah berapa lama tinggal disini?" tanya Sesip disela-sela mereka makan.

"Em, seminggu yang lalu."

"Wuhh, sudah lama. Kakak pacar koko Ael ya?"

Lisa menyemburkan makanan miliknya tepat kebaju milik Daffa, membuat lelaki itu menatapnya tajam.

"Sori, sori, sori aku gak sengaja."

Lisa segera meraih tissue selembar dan membersihkan baju Daffa. Daffa menghempaskan tangan milik Lisa dengan kasar.

"Gua bisa sendiri, kalian lanjut aja makannya."

Daffa meninggalkan Lisa dan Sesil berdua di meja makan, Sesil tiba-tiba merasakan canggung.

"Heheh... Tak usah dijawab kak, aku kekamar ya!" pamit Sesil dan segera berlari meninggalkan Lisa sendiri.

Lisa mengerutu kesal, " Ahh... Bagaimana ini? Daffa pasti kesal dan jijik samaku,"

Dengan langkah gontai Lisa berjalan menuju tangga, napsu makannya tiba-tiba saja hilang. Dalam pikirannya hanya memikirkan bagaimana kelanjutannya hidup bersama Daffa.

"Gapapa Lis, kamu bisa tahan hanya 5 hari lagi semangat, " ujar Lisa menyemangati dirinya sendiri.

🌾🌾🌾

Lis'R Story 💏

Terpopuler

Comments

Herta Siahaan

Herta Siahaan

duh Lisa.... Umur segitu sih bukan anak kecil lagi tpi terlalu ceroboh dan nggak ada elegan nya dikit pun. gimana Daffa mau penasaran lah kami sosor terus

2023-02-06

0

lihat semua
Episodes
1 One
2 Two
3 Three
4 Four
5 Five
6 Six
7 Seven
8 Eight
9 Nine
10 Ten
11 Eleven
12 Twelve
13 thirteen
14 Fourteen
15 fifteen
16 Sixteen
17 Seventeen
18 Eighteen
19 Nineteen
20 Twenty
21 Twenty One
22 Twenty two
23 Twenty Three
24 Twenty Four
25 Twenty Five
26 Twenty Six
27 Twenty Seven
28 Twenty Eight
29 Twenty Nine
30 Thirty
31 Thirty One
32 Thirty Two
33 Thirty Three
34 Thirty Four
35 Thirty Five
36 Thirty six
37 Thirty seven
38 Thirty Eight
39 Thirty Nine
40 Fourty
41 Fourty One
42 Fourty Two
43 Fourty Three
44 Fourty Four
45 Fourty Five
46 Pengenalan Tokoh
47 Fourty Six
48 Fourty Seven
49 Fourty Eight
50 info doang hahaha
51 Fourty Nine
52 Fifty
53 Fifty One
54 Fifty Two
55 Fifty Three
56 Sorry
57 Fifty Four
58 Fifty-Five
59 Fifty-Six
60 Fifty-Seven
61 Fifty-eight
62 Fifty-Nine
63 Sixty
64 Sixty-One
65 Sixty-Two
66 Sixty-There
67 Sixty-Four
68 Sixty-Five
69 Wedding Day
70 Dia Milikku Seutuhnya
71 Sato Junior ?
72 Rumit
73 Rapuh
74 Moodyan
75 Ciuman Pertama RD
76 Jadilah Milikku
77 Tidak sabar ingin bertemu
78 Deven
79 Kenyataan
80 Cukup
81 Welcome Baby Sato
82 He's duplicate his Dad
83 Hal yang seharusnya dilakukan
84 Jangan ditanya lagi
85 Lain hari saja
86 Cute Baby
87 Pregnant
88 Diary Lisa
89 Memantaskan diri
90 Wanita untuk Dave
91 Teman lama
92 Dio
93 Belum saatnya
94 Febry's Wedding
95 Ini salahku
96 Jangan katakan itu
97 Solusi
98 Bolehkah aku memelukmu?
99 Sampai bertemu di kehidupan selanjutnya
100 Benda Keramat
101 This's day wedding DR
102 Malam panjang
103 Lakukanlah
104 Dave, kamu kenapa?
105 Aku akan Menunggu
106 Persiapan
107 Seaengil Cukkae
108 Keysia
109 Pusat perhatian
110 Rafael ?
111 The Last
112 Bye!
113 Otw 500k viewers
114 infooo
115 Ada yang baru!!!!
Episodes

Updated 115 Episodes

1
One
2
Two
3
Three
4
Four
5
Five
6
Six
7
Seven
8
Eight
9
Nine
10
Ten
11
Eleven
12
Twelve
13
thirteen
14
Fourteen
15
fifteen
16
Sixteen
17
Seventeen
18
Eighteen
19
Nineteen
20
Twenty
21
Twenty One
22
Twenty two
23
Twenty Three
24
Twenty Four
25
Twenty Five
26
Twenty Six
27
Twenty Seven
28
Twenty Eight
29
Twenty Nine
30
Thirty
31
Thirty One
32
Thirty Two
33
Thirty Three
34
Thirty Four
35
Thirty Five
36
Thirty six
37
Thirty seven
38
Thirty Eight
39
Thirty Nine
40
Fourty
41
Fourty One
42
Fourty Two
43
Fourty Three
44
Fourty Four
45
Fourty Five
46
Pengenalan Tokoh
47
Fourty Six
48
Fourty Seven
49
Fourty Eight
50
info doang hahaha
51
Fourty Nine
52
Fifty
53
Fifty One
54
Fifty Two
55
Fifty Three
56
Sorry
57
Fifty Four
58
Fifty-Five
59
Fifty-Six
60
Fifty-Seven
61
Fifty-eight
62
Fifty-Nine
63
Sixty
64
Sixty-One
65
Sixty-Two
66
Sixty-There
67
Sixty-Four
68
Sixty-Five
69
Wedding Day
70
Dia Milikku Seutuhnya
71
Sato Junior ?
72
Rumit
73
Rapuh
74
Moodyan
75
Ciuman Pertama RD
76
Jadilah Milikku
77
Tidak sabar ingin bertemu
78
Deven
79
Kenyataan
80
Cukup
81
Welcome Baby Sato
82
He's duplicate his Dad
83
Hal yang seharusnya dilakukan
84
Jangan ditanya lagi
85
Lain hari saja
86
Cute Baby
87
Pregnant
88
Diary Lisa
89
Memantaskan diri
90
Wanita untuk Dave
91
Teman lama
92
Dio
93
Belum saatnya
94
Febry's Wedding
95
Ini salahku
96
Jangan katakan itu
97
Solusi
98
Bolehkah aku memelukmu?
99
Sampai bertemu di kehidupan selanjutnya
100
Benda Keramat
101
This's day wedding DR
102
Malam panjang
103
Lakukanlah
104
Dave, kamu kenapa?
105
Aku akan Menunggu
106
Persiapan
107
Seaengil Cukkae
108
Keysia
109
Pusat perhatian
110
Rafael ?
111
The Last
112
Bye!
113
Otw 500k viewers
114
infooo
115
Ada yang baru!!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!