Lisa memandang rumah yang ada disamping rumah om nya itu. Perhatian Lisa tertuju pada bel yang ada tepat disamping pintu gerbang itu.
Tin tong...
Pintu gerbang itu segera terbuka membuat Lisa mengeratkan bingkisan yang ada ditangannya.
"Cari siapa mbak? "
"Pak Aelnya ada pak? "
"Ada mbak, silahkan masuk! "
"Terimakasih pak, "
"Sama-sama mbak. "
Lisa berjalan menuju pintu utama rumah itu, rumah ini sama besarnya dengan rumah om Gio. Lisa segera mengetuk pintu itu.
"Iya mbak? "
"Pak Ael ada? "
"Lagi dikamarnya mbak, mbak siapa? "
"Saya Lisa mbak, saya keponakan om Gio sama tante Lestari. Tadi tante suruh saya mampir mau ngasih ini mbak, "
"Ooo... Buk Lestari toh, yaudah masuk aja mbak. "
"Gausah mbak, saya mau ngantor juga, saya titip aja boleh? " tanya Lisa mengingat waktu tinggal 15 menit lagi.
"Lah gak jadi jumpa den Ael mbak? " tanya perempuan itu, sepertinya usianya sekitar 30-an.
"Lain kali aja ya mbak, takut telat. Soalnya bos saya agak galak heheh..." kekeh Lisa mengingat sosok Daffa.
"Wess... Makasih ya mbak, ntar aku sampein ke den Ael, "
"Yaudah, aku permisi ya mbak. "
"Ngeh... Makasih mbak, "
Lisa segera melangkahkan kakinya keluar, dia tidak ingin mengikuti saran tantenya itu, dia malu kalau harus nebeng sama seseorang yang belum dikenalnya sama sekali.
🍃🍃🍃
Daffa menuruni tangga rumahnya menuju meja makan, dilihatnya ada bingkisan disana. Segera lelaki itu membuka dan melihat kue itu.
"Den, itu dari buk Lestari, " ujar Danti ketika menyiapkan sarapan untuk tuannya itu.
"Iya tau bik, trus yang nganterin kue ini kemana? " tanya Daffa sambil memakan kue itu.
"Udah pergi den, katanya takut telat ke kantor bos nya galak. "
Daffa mengerutkan keningnya, bos dikantor itu kan dia, apa iya dia galak? Dia sudah tau mengenai keponakan Lestari, sebelumnya tadi Lestari sudah menelponnya, kalo keponakannya nganterin kue dan ingin berangkat bareng ke kantor karna kebetulan keponakan Lestari satu kantor dengannya.
"Kenapa den? Kue nya gk enak? " tanya Danti melihat tuannya itu mengerutkan kening.
"Enak seperti biasanya. Tadi keponakan tante Lestari cowok apa cewek bik? " tumben sekali Daffa kepo begini, biasanya dia tidak terlalu peduli.
"Cewek den, "
Daffa hanya mengangguk, setelah makan kue dia merasa perutnya sudah kenyang.
"Bik, makan aja deh. Aku udah kenyang, nanti ajak pak Supro juga ya, "
"Ngeh den... "
Daffa segera menyampirkan jasnya ke tangan dan mengambil tasnya.
🍃🍃🍃
Daffa melewati setiap staf kantornya, dia melihat Lisa sedang bercanda ria dengan Deven, tapi dia tidak peduli akan hal itu, dia belum punya waktu buat mikirin cara minta maafnya kepada gadis itu.
Deven dan Lisa segera memberi hormat kepada Daffa dan berakhir seperti biasa cuek dan tidak peduli.
"Geram lama-lama liat tuh cowok, kalo aja dia gk bos, udah malas aku nyapa dia, "geram Lisa
"Wkwkkw, masa sih? Cewek kantor sini walau dicueki juga tetap muja, " goda Deven, dia ingin melihat reaksi gadis itu.
"Ihhh... Apaan udah macem di FTV sama novel aja, " sewot Lisa
"Kan cewek gitu, sukanya yang bening-bening. "
Lisa menatap Deven yang masih tertawa, Lisa memicingkan matanya memberi tatapan membunuh pada laki-laki itu.
"Kenapa? "tanya Deven sambil meneguk ludahnya susah payah.
"Denger ya, cewek emang suka yang bening termaksud gue juga suka hahah, " tawa Lisa pecah ketika melihat wajah Deven.
"Sialan lo, gua kira lo marah. "
"Buat apa? Omonganmu emang fakta kok, ya emang benar aku sempat suka liat pak Daffa yang cool, cakep, tapi liat dia cuek gitu lama-lama aku risih juga," jelas Lisa berbohong, padahal dalam hati dia selalu meronta-ronta ketika melihat Daffa. Ternyata cinta yang sudah lama itu masih tertanam dalam hatinya.
"Bagus deh Lis, biar kami cowok-cowok jomblo punya gebetan juga dikantor ini, "ucap Deven santai
"Kamu jomblo? " tanya Lisa heran, masa iya cowok setampan Deven jomblo, aneh gk tuh?
"Iya... "
"Waduh, pemilih kali ya kamunya? "
"Enak aja, emang belum ada aja yang cocok, "
"Alasan klise para cowok jomblo, "
"Lah emang benar, "
"Bodo, aku mau kerja ahh. Pak Daffa udah liatin dari atas tuh, " ujar Lisa sambil berjalan ke tempat duduknya.
Deven memutar tubuhnya, seketika tubuhnya menegang melihat Daffa yang memberi pelototan tajam padanya, segera dia melangkahkan kaki menuju mejanya.
"Kampret lu Lis gak ngasih tau gua, "
"Aku juga baru liat kali, "
Deven memasang wajah kesal menatap Lisa, tapi Lisa tampak tak perduli dengan laki-laki itu.
🍃🍃🍃
Daffa dan Reno menuruni tangga, melewati staf yang sedang merapikan meja masing-masing dan bersiap untuk makan siang.
"Kalau mau bercanda atau ngobrol tau tempat dan waktu." Tegas Daffa dengan nada dingin ketika dia melewati Deven, membuat laki-laki itu diam seribu bahasa.
Daffa melewati Lisa dan Rara dengan wajah dingin, tak sedikit pun Daffa melirik kedua gadis itu.
"Waduhh... Pak Daffa kok makin seram aja, "celetuk Rara bergidik ngeri
"Hah? Makin seram? Biasanya gk gitu ya? " tanya Lisa polos
"Ngak. Kalo yang tadi itu namanya seram banget, untung juga kita gk dimaki. "
"Hah? Apa sampai separah itu?"
"Iya, Lis. Mood Pak Daffa benar-benar gk bisa diajak kompromi. Coba saja dia sedikit senyum, Gua yakin deh semua cewek disinu bakal makim kesem-sem sama pak Daffa," jelas Rara semangat
Melihat kedua gadis itu bergosip, Deven berjalan mendekati mereka.
"Pak Daffa ngomong apa? " tanya Rara kepo
"Lo ditegur Lis? " tanya Deven menghiraukan Rara
"Ditegur apanya, orang dia main lewat aja, " jawab Rara
"Tadi pak Daffa bilang apasih? " tanya Rara semakin kepo
"Gak ada, "
"Lo sama sarapnya kek pak Daffa. Eh, enggak deh, Lo sendiri yang sarap soalnya pak Daffa masih cakep jadi dosa kalau bilang pak Daffa sarap. Maafpin calon istrimu ini ya pak Daf," Celoteh Rara yang membuat Deven dan Lisa mengeleng kepala mereka.
"Khawatir gua sama sahabat lo ini,"
"Aku juga sebenarnya khwatir Ven,"
"Khawatir apaan lo berdua?"
"Khawatir kalo lo bentar lagi gila," ujar Deven tanpa merasa berdosa.
"Apa Lo bilang? " tanya Rara murka
"Aishh... Kok, malah berantem sih kalian?"
"Kesal liat cowok gila ini," adu Rara pada Lisa yang menatap bodoh kedua sahabatnya itu.
"Bodo!!! "
"Ihh... Nyebelin banget sih, yuk Lis kantin aja."
Lisa bertambah bingung melihat kedua temannya ini, Daffa yang cuek kenapa mesti mereka yang berkelahi?
Rara segera menarik salah satu tangan Lisa dan membawa gadis itu segera menjauh dari Deven. Mau tak mau Deven segera mengikuti kedua gadis itu.
"Ngapain lo ikut-ikut?"
"Gua gk ngikuti elo, gua mau makan bareng sama Lisa,"
Hendak memprotes Lisa segera menengahi perkelahian Deven dan Rara.
"Lama-lama kalian berjodoh loh,"
"Idih, ogah banget." ujar Rara dan berjalan lebih cepat.
"Ck..."
🌾🌾🌾
Lis'R Story 💏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
re
Makin dekat rumah tetanggaan
2021-08-27
0
Ranie Ajj
lanjut baca....visualny mana author biar bs d bayangin hmmhmmm
2020-09-14
2
ARSY ALFAZZA
balada ABG remaja
2020-08-16
2