Senyum Daffa sedari tadi masih menghiasi bibirnya, entah bagaimana bisa rasanya melihat Lisa membuat hatinya merasa hangat.
"Daf, lo gapapa? " tanya Reno yang tiba-tiba saja memasuki kamar Daffa.
"Iya, gua gapapa. Oh iya, lo yang nyuruh Lisa buat jagain gua disini? "
"Ho'oh habisnya gua gak tau mau hubungin siapa lagi."
"Makasih Ren."
"Kayak sama siapa aja lo ngomong. "
Daffa mengingat-ingat kembali bisikan seseorang yang dia yakini itu Lisa, hal itu membuat lelaki itu tersenyum.
"Lo senyum? Kenapa? " heran Reno melihat Daffa yang terlihat aneh.
"Emang kalo gua senyum salah? Lo kadang aneh deh. "
"Yaiya sih, tapi lo ngapain senyum tiba-tiba? "
"Ehm... Gimana sama proyek tadi berhasil? "
"Berhasil dong, lo gk salah pilih gua Daf. " ucap Reno membanggakan dirinya.
"Kalo lo gk bisa gua andalin, gua udah pecat. " tukas Daffa sambil bergerak menjauhi Reno.
"Sial!! "
🍃🍃🍃
Lisa berjalan menuju ruangannya untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda, dan sialnya dia tadi belum sempat menyelesaikan makaannya. Sekarang perutnya sudah berdemo minta diisi tapi mau gimana lagi Lisa terpaksa menahan lapar, ini udah jam kerja bukan jam makan siang lagi. Rara yang melihat Lisa sudah kembali segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Lisa.
"Lis, tadi kenapa sampai di panggil pak Reno? Dan keliatannya kalian cukup dekat. "
"Aku juga gk tau kenapa pak Reno malah panggil aku, padahal aku karyawan baru. "
"Lo di panggil untuk apa? "
"Jagain Daffa." Jawab Lisa seadanya
"Hah? Seriusan lo jagain pak Daffa?" teriak Rara dengan kuat hanya untuk memastikan bahwa telinganya tidak salah dengar.
"Iya. "
"Wahh... Lo beruntung banget Lis, " puji Rara bangga
"Beruntung gimana? "
"Ya beruntung, bisa lihat wajah tampan pak Daffa secara langsung. "
Lisa memegangi kening Rara, dia terkejut dengan temannya ini. Apanya yang beruntung? Kalau melihat Daffa secara langsung, dia juga bisa kan?
"Ihhh... Apaan sih Lis? "
"Aku takut kamu sakit, " jawab Lisa polos
"Sakit gimana? Jelas-jelas gua sehat gini. " ucap Rara cemberut
"Habisnya kamu ngomong gitu, kamu juga kan bisa lihat pak Daffa secara langsung. "
"Astagahh... Lo polos atau pura-pura polos sih Lis? " tanya Rara seraya memegangi kening Lisa.
"Maksudnya? Kok aku gk paham ya? "
"Maksud gua, lo beruntung karna bisa liat wajah tampan pak Daffa lebih dekat ketimbang kami-kami ini. "
"Itu yang kamu maksud aku beruntung?"
Rara menangguk seraya melipat kedua tanggannya didepan dada. Hal itu membuat kening Lisa membentuk kerutan.
"Aneh ya kamu. Udah yok kerja, bentar lagi pak Reno balik. "
"Pak Reno udah balik kali, malah udah naik keruangan pak Daffa, emang lo gk liat? "
"Ehh... Seriusan? Kok aku gak liat, "
"Masa? "
"Iya "
"Bodo. " Ucap Rara seraya tertawa dan berjalan meninggalkan Lisa.
"Ihh, Rara kampret. " maki Lisa kesal melihat temannya itu tertawa.
🍃🍃🍃
Daffa memperhatikan Lisa yang sedang membereskan barang-barangnya. Tampaknya gadis itu akan pulang.
"Lis, gua duluan ya, bye!! " ujar Rara seraya melambaikan tangannya pada Lisa.
"Iya hati-hati. " sahut Lisa dan kembali merapikan mejanya.
Lisa menatap keatas melihat gorden yang sepertinya baru saja ditutup. Seulas senyum terbit diwajahnya.
"Kalo diingat-ingat lagi, Daffa kok makin ganteng aja ya hihihi... Dia udah punya cewek belum ya? " gumam Lisa seraya berpikir.
"Ngapain lo senyum sendiri?" ujar seorang lelaki yang cepat mengakrabkan dirinya pada Lisa semejak gadis itu bergabung di tim pendesainan.
"Kepo banget," ejek Lisa
"Serah lo, emang cewek suka rada aneh gk ketebak,"
Lisa hanya mengedikkan bahunya tak peduli. Dia masih belum menyangka dapat pekerjaan, bertemu seseorang yang sangat ingin dia temui. Tuhan benar-benar baik banget.
"Lis, lo belum pulang? " tanya Deven yang memperhatikan Lisa sedari tadi seperti memikirkan sesuatu.
"Ini udah mau pulang Ven, "
"Rumah lo dimana? "
"Dii... " ucapan Lisa terpotong karna tiba-tiba saja Reno dan Daffa berjalan mendekati mereka.
"Sore pak! " ucap Deven sedikit membungkuk melihat bosnya itu.
"Ehmm...."
"Sore pak! " ucap Lisa dengan senyuman.
"Sore."
Daffa belalu cepat, berjalan dengan sorot mata tajam yang membuat orang takut melihat lelaki itu. Sementara Reno hanya memberikan senyuman manisnya kepada kedua karyawan itu.
"Biasanya pak Daffa emang gitu ya? "
"Iya Lis, cuek, dingin plus biasanya kalo kata anak kantor sih dia itu gk pedulian. Tapi walaupun gitu, hampir semua karyawan cewek disini selalu terkagum-kagum sama dia. " Jelas Deven seraya memperhatikan Lisa yang manggut-manggut.
"Lo sendiri kagum gak? " tanya Deven penasaran.
"Aku? Enggak biasa aja, "
Bohong, bohong, bohong yang benar saja! Lisa udah menaruh hati pada lelaki itu sejak lama bahkan sebelum dia kenal sosok asli lelaki itu.
"Bagus deh, "
"Bagus gimana? "
"Setidaknya masih ada wanita kantor ini yang waras, " kekeh Deven, membuat Lisa ikut tersenyum walau dalam hati dia memaki ucapan Deven.
"Pulang yuk, "
"Yaudah yuk. "
Daffa masih saja stay didepan kantornya, entah apa yang membuat lelaki itu masih belum menjalankan mobilnya, bahkan Reno saja mungkin sudah sampai dirumahnya.
"Perasaan mereka kok lama banget didalam? Apa mereka punya hubungan ya? "tanya Daffa pada dirinya sendiri.
"Astagah Daf, lo mikir apa sih? Lagian Lo ngapain disini? Gilak lo Daf, " ucap Daffa membuat dia sendiri tersadar.
Daffa mengeleng-gelengkan kepalanya dan seketika mengalihkan pandangannya melihat kedua sosok yang sedari tadi dia tunggu. Entah mengapa Daffa menanti mereka keluar dari kantor besar itu.
"Bareng aja Lis, gua lagi gak ada kegiatan dirumah, jadi bisa anter lo dulu. "
"Yakin? " tanya Lisa
"Iye, "
Tanpa pikir panjang Lisa langsung mengiyakan ajakan Deven, daripada naik ojol sayang dong duitnya, selagi ada yang nawarin kenapa tidak?
Daffa memperhatikan kedua sosok itu yang baru saja meninggalkan kantornya.
"Hebat banget, baru sehari kerja udah punya pacar aja. Kayaknya gua salah letakin Lisa di devisi yang sama, " ujar Daffa kesal sendiri.
Daffa mencoba tidak peduli lagi dan segera menjalankan mobilnya meninggalkan area kantor.
"Huft ... Gua kenapa kepikiran mulu sam tu cewek?"
Daffa mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, dalam pikirannya semua mengenai Lisa sangat tidak asing baginya.
"Argh..." geram Daffa
🍃🍃🍃
Lisa baru saja sampai dirumahnya, namun dia melihat sebuah koper besar. Apa yang terjadi? Hal itu membuatnya merasa khawatir, dia segera mencari keberadaan Mentari.
"Kak, itu koper yang didepan bukannya koper kakak? " tanya Lisa ketika melihat Mentari sedang bersantai ria disofa.
"Iya, itu koper kakak. "
"Kenapa kak? Emang kita mau pindah? Bukannya rumah ini udah kakak beli ya? " tanya Lisa beruntun.
"Sekarang kamu mandi dulu deh, ntar kakak jelasin. "
"Tapi..."
"Udah deh, mandi dulu sana. " perintah Mentari, membuat Lisa mau tak mau harus mau.
Sepanjang jalan menuju kamarnya, Lisa terus saja memikirkan apa yang terjadi. Kenapa tiba-tiba koper Mentari berada diruang tamu.
🌾🌾🌾
Lis'R Story 💏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Ardiofael
kalo suka senyum-senyum sendiri itu tanda suka. cowok mah sok gengsii
2020-05-29
2