Lisa mendudukkan dirinya disampingkakak Mentari yang sedari tadi mengonta-ganti channel televisi.
"Kak... " panggil Lisa membuat Mentari menoleh padanya.
"Makan dulu sana,"
"Udah entaran aja, aku mana bisa nafsu makan kalo kakak belum jelasin. " protes Lisa
Mentari segera memperbaiki cara duduknya dan memperhatikan adiknya itu dengan lembut dan tersenyum.
"Kakak mau pulang." Ucap Mentari santai
"Pulang? Kok mendadak gitu? "
"Hehehe... Kamu tau kan, kakak bentar lagi mau nikah? " Lisa hanya menganggukkan kepalanya namun masih belum mengerti arah pembicaraan kakaknya itu.
"Kalo penyerahan maharkan kudu ada mantennya, ya kakak kudu pulang deh. " Jelas Mentari seraya menarik katalog yang ada dimeja.
"Oh iya aku lupa, jadinya aku tinggal dirumah ini sendiri? "
"Enggak, kamu tinggal dirumah Om Gio." jawab Mentari santai
"Om Gio? Itu siapa? "
"Keluarga kita dong, ya memang kamu belum kenal. Besok pagi kakak bakal antar kamu kesana, "
"Aku kerja."
"Tau... Kakak udah antisipasi itu, kita subuh kesana. Aku udah kabari Om Gio. " Ujar Mentari seraya meletakkan katalognya
"Sekarang kamu makan, kakak udah siapin di meja makan. Selesai makan silahkan beberes pakaianmu untuk sekitar dua minggu gitu, ntar acara nikahan kakak kamu ikut bareng om balek. " terang Mentari seraya berjalan menuju kamarnya.
Lisa hanya terdiam, dia ingin protes tapi dia tau kakaknya itu gk bakal bisa dilawan adu mulut, pastinya Lisa akan kalah dan tetap ikut.
🍃🍃🍃
Subuh ini Mentari membangunkan Lisa, membuat Lisa kesal setengah mati. Ini baru jam 4 pagi udah disuruh mandi dan siap-siap.
"Kak, apa aku gk bisa tinggal disini aja? "
"ENGGAK. " tukas Mentari
"Kenapa? Aku udah gede, udah bisa juga jaga diri. "
"Lis jangan ngeyel, jangan buat kakak pusing ngadepin kamu ya! " tegas Mentari membuat Lisa bungkam tak berani lagi membantah.
Lisa menarik kopernya dan mengikuti kakaknya menaiki mobil. Lisa menekuk wajahnya sepanjang perjalanan sampai dia tidak sadar mereka udah sampai tujuan.
"Ini dimana? Ini jauh gak dari tempat kerjaku ? " tanya Lisa sambil celigukan memperhatikan sekitarnya.
"Enggak, paling 15 menit. "
"Udah, ambil koper kamu. "
Lisa membuka bagasi dan mengambil kopermya, dia memperhatikan rumah besar yang ada dihadapannya saat ini.
Tiba-tiba pintu rumah besar itu terbuka membuat Lisa ketakutan, dia segera menarik tangan Mentari yang tertawa melihatnya.
Seorang lelaki dan wanita paruh baya berdiri didepan mereka. Lisa hanya diam dan sesekali tersenyum ketika diajak ngobrol.
"Bi inah... " panggil Lestari
"Iya buk, "
"Antarin Lisa kekamar tamu ya, "
"Baik buk. "
Lisa mengikuti wanita yang bernama bik Inah itu. Lisa memperhatikan kamarnya saat ini benar-benar luas.Lisa segera berbaring.
🍃🍃🍃
Lisa menuruni tangga dan menuju meja makan, disana sudah ada Lestari yang tengah duduk dengan seorang bocah kecil.
"Eh, Lisa udah bangun sayang. Mari sarapan," ajak Lestari
Lisa tersenyum dan segera melangkahkan kakinya mendekati meja yang terdapat banyak makanan disana.
"Siapa mi? " tanya bocah kecil itu sambil memperhatikan penampilan Lisa, membuat Lisa merasa canggung dengan tatapan intens bocah itu.
"Sampai lupa mami, ini kakak Lisa namanya, dan Lisa ini Raka anak tante, ayo Raka salam dulu kakaknya, " perintah Lestari
Raka segera bangkit dari duduknya dan mendekati Lisa.
"Raka kak, "
"Lisa. "
Bocah itu kembali duduk ke tempatnya semula. Lestari segera menyodorkan nasi lengkap dengan lauknya pada Raka.
"Lis, mau tante ambilin? "
"Gak usah deh tan, aku aja deh. "
Lestari tersenyum dan mengijinkan gadis itu menyendok makanannya sendiri.
"Mi... Papi kemana? "
Oh iya, Lisa baru tersadar kalau Gio tidak ada bersama mereka di meja makan.
"Papi masih diatas, mungkin sebentar lagi bakal turun. Yaudah kita berdoa aja ya, mari Raka pimpin doanya, "
"Hem... Mari kita berdoa. Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh kudus, Amin. Bapa disorga terimakasih kami ucapkan kepadamu karna masih senantiasa memberkati kami. Kami juga sangat bersyukur atas rejeki yang masih Engkau sediakan bagi kami, sehingga kami masih boleh menikmati makanan yang akan kami santap sebentar lagi, kami sungguh bersyukur. Terimakasih Bapa, Dalam nama Bapa dan Putra dan roh kudus, Amin."
Seusai berdoa Lisa menatap Raka bangga, sangat jarang ditemui anak seusia Raka sudah pandai memimpin doa.
"Kamu pintar sekali, siapa yang ngajarin sih? " puji Lisa bangga.
"Mami kak, mari makan kak. "
Lisa senyum bahagia, dia merasa dia akan betah dirumah ini. Seisi rumah ini sepertinya sangat menerima dia penuh kehangatan.
"Pagi semua... "
"Pagi pi... "
"Pagi om... "
Ucap mereka serentak, dan entah mengapa rumah ini serasa banget kebahagiaannya. Membuat Lisa tersenyum sedari tadi. Lestari segera mengambilkan suaminya itu makanan.
"Lis, kerja dimana? "
"Di Maldives Corp om, "
"Waw... Kebetulan sekali ya mi, "
"Kebetulan apa om? Om kerja disana juga? Tapi Lisa kok gak pernah ketemu? " tanya Lisa beruntun membuat Gio terkekeh mendengar keponakannya itu.
"Bukan om yang kerja disana, tapi tetangga kita yang samping rumah pimpinan perusahaan itu, "
Sontak hal itu membuat Lisa terkejut bukan main, dia menerka kalau lelaki itu Daffa, astagah bagaimana bisa?
"Pak Daffa om? " tanya Lisa memastikan.
"Daffa? Dia siapa? Setahu saya yang punya perusahaan itu pak Harvey."
"Pak Harvey? Kok saya gk kenal ya om? "
"Loh bagaimana kamu ini, pimpinan kamu sendiri kamu tidak mengenal? "
"Hehe... Sebenarnya, aku baru dua hari kerja disana om," jawab Lisa polos
"Tapi tetap saja, seharusnya kamu kenal, "
"Wajar sih pi, pak Harvey sama istrinya kan udah pindah keluar negeri, sekarang Ael yang nangani semua. "
"Oh iya ya mi, aku bahkan lupa itu,"ujar Gio
"Lis, jam berapa ke kantor? "tanya Lestari
"Jam 8 tan, "
Lestari segera melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Masih jam setengah delapan, tante minta tolong boleh?" pinta Lestari dengan wajah yang memelas.
"Boleh tan, emang apa tan? "
"Tante ada cake nih, tolong kasih ke tetangga ya. Ntar, sekalian aja kamu ke kantor bareng Ael. " ucap Lestari tersenyum seraya memberi bingkisan kepada Lisa.
"Oh, iya tan."
"Makasih Lis, "
"Okay tan. "
"Lisa berangkat ya om, tan, Raka kakak duluan ya, " pamit Lisa
"Iya... Hati-hati Lisa,"
Lisa menatap bingkisan ditangannya, "Baik banget sih tante, pakai acara kasih kue segala sama tetangga,"
Lisa hanya mengeleng-gelengkan kepalanya. Dia gak mengerti cara persahabatan sesama orang kaya.
"Pak, saya pamit ya." ujar Lisa pada satpam penjaga rumah Gio
"Eh... Iya neng. Hati-hati ya,"
Lisa membalas lelaki paruh baya itu dengan senyuman manisnya. Hanya beberapa langkah dia telah sampai didepan pintu gerbang rumah mewah tetangga Gio.
"Hem, orang kaya, orang kaya," gumamnya
🌾🌾🌾
Lis'R Story 💏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
گسنيتي
seru iiih
2021-12-17
0
Dhani ArDhan
Daffa Abymael = ael
2021-07-29
1