Suasana didalam mobil sepanjang perjalanan terasa sunyi, tak ada yang ingin membuka suara lebih dulu.
Lisa menatap kejalanan, rasanya sangat canggung sekali. Sementara, Daffa masih fokus dengan alat kemudinya itu.
"Arghh... Kok mendadak canggung sekali sih, " batin Lisa
Sesekali gadis itu melirik Daffa dari sudut ekor matanya, hal itu membuat senyuman kecil terbit dikedua sudut bibirnya.
"Kok ciptaanmu ganteng banget ya Tuhan, pengen meluk deh."
Daffa melirik Lisa yang tersenyum-senyum sendiri dengan pikirannya.
Bunyi ponsel Lisa membuat keduanya kaget, Lisa tersenyum merasa tak enak pada Daffa.
"Halo om, "
"......."
"Yahh, kok diperpanjang om? Aku bisa dirumah aja gk om, "
Seketika kedua mata Daffa melirik Lisa tajam, membuat Lisa membekap mulutnya.
"......"
"Gak kok ok, Ael baik kok. Dia jagain aku kok, "
"....."
"Iya om, hati-hati disana. "
Lisa menatap ponselnya itu dengan perasaan kecewa, hati kecilnya merasa bahagia, tapi wajahnya tidak.
"Pak... "
"Tadi om bilang... "
"Gua udah tau." Jawab Daffa memotong ucapan Lisa.
"Ohh... "
🍃🍃🍃
Lisa menaiki tangga terburu-buru, dia tidak mau ngobrop dengan Daffa. Jantungnya lagi tidak sehat, rasanya jantung miliknya lelah memompa darah terlalu cepat.
"Lisa! " panggil Daffa membuat Lisa menghentikan langkah kakinya.
"Ya? "
"Lain kali tolong jangan buat gua capek, " ujar Daffa seraya meninggalkan Lisa terdiam.
"Aku juga gk mau buat kamu capek, makanya aku mau tinggal sendiri. " keluh Lisa
Daffa menghentikan langkah kakinya dan memutar tubuhnya untuk melihat Lisa.
"Dengan lo tinggal sendiri, yang ada gua makin capek ngawasin lo. Gua gak mau hubungan gua sama om Gio hancur gegara lo! " sentak Daffa membuat Lisa kaget mebelalakan matanya.
Dengan penuh keterkejutan, Lisa terdiam melewati Daffa. Kenapa Daffa sangat kejam padanya? Kenapa Daffa selalu dingin padanya. Kenapa Lisa tidak pernah diberi senyuman oleh Daffa?
Dikamar Lisa menangis, dia memukul kepalanya sendiri, " Bodoh banget sih Lis, udah liat kan gimana Daffa samamu? Dan kamu masih naruh hati? "
Tangis Lisa makin pecah, kenapa dia enggak bisa benci Daffa. Dia ingin bahagia juga dengan atau tanpa Daffa.
"Kemarin aja sok care samaku, sekarang bentak-bentak! "
Lisa menghapus air matanya dan terduduk ditepi kasur miliknya.
"Tapi tunggu deh, dia kenapa selalu sensi kalo liat aku pake hotspan sama tantop ya? Apa dia horny? Gak mungkin, gk mungkin kan aku pake cardigan juga. Atau dia risih? Atau dia gk suka sama cewek? "
"Tapi gak mungkin juga, orang Daffa punya pacar, "
Mengingat itu Lisa kembali nangis, ahh benar-benar mood gadis ini sangat tidak tertebak.
"Bodo, gausah nangis. Mending nonton konser suamiku D.O."
Lisa bergegas menuju meja dimana laptopnya berada. Lisa segera menguatkan volume laptopnya, dia menari seperti orang gila mengikuti gerakan boy band itu yang sama sekali dia gak bisa ikuti.
🍃🍃🍃
Daffa berjalan keluar dari kamarnya, dia melihat pintu Lisa sedikit terbuka. Dia ingin meliht gadis itu apakah sudah tidur atau belum.
Daffa membuka pintu itu perlahan, dan mendengar suara Lisa menyanyi bahasa yang aneh didengar telinganya. Dia semakin penasaran dan segera masuk ke kamar itu.
Lisa tengah telengkup dimeja dan menyanyikan lagu melow itu. Daffa memperhatikan seisi kamar itu lumayan berantakan, apalagi bagian tempat tidur Lisa.
"Heh! Lu manusia apa bukan? "
"Bukan! " jawab Lisa dengan suara serak.
Tiba-tiba Lisa tersadar dengan suara yang baru saja bertanya padanya. Dia segera menegakkan tubuhnya dan melihat Daffa yang tengah menatapnya tajam.
Lisa segera berdiri dan menundukkan kepalanya, dia tidak berani menatap mata itu.
"Tuhan, berkati Lisa. Lisa takut Daffa marah, "
Lisa melafalkan doa dalam hati, arghh... Dia bodoh sekali, dengan gerakan perlahan tanggannya menyentuh laptop dan mematikan video yang tengah berputar itu.
"Dikamar lo barusan badai ya? "
"Eh? Enggak kok pak, "
"Pak? Ini dikantor? "
"Enggak, maksudku tadi enggak Daf. "
"Umur lo berapa? " tanya Daffa memicingkan matanya melihat penampilan Lisa yang berantakan. Rambut sembrautan, mata sembab seperti baru menangis, baju asal-asalan.
"Dua tiga."
"Lo tau gua berapa? "
"26? "
"Kok lo tau? "
"Aku nebak, "
"Yaiyalah gua tau, setiap tahun gua buatin video ulang tahun lo, " batin Lisa
"Kalo udah tau gitu, lo masih manggil gua Daffa? "
"Jadi, aku harus manggil apa? "
"Koko, "
"Siap! "
"Rapikan kamar lo, gausah pake musik segala udah malam. "
"Iya. "
Daffa melenggangkan kakinya keluar dari kamar Lisa. Sebuah senyuman terbit diwajah Daffa.
🍃🍃🍃
Lisa buru-buru memakai baju kantornya. Dia berlari menuruni tangga dan melihat Daffa lagi menyantap makanannya.
"Pagi ko, "
"Makan!"
Lisa mengangguk dan segera meminum sedikit buru-buru.
"Gausah buru-buru, gak akan ada yang marahin lo. "
"Eh? Iya pak."
Tak sengaja Daffa melirik penampilan Lisa, salah satu kancing atas milik Lisa terbuka sehingga menampilkan sedikit bagian dadanya ketika Lisa tertunduk untuk menikmati makananya.
"Shit! "
"Hah? Kenapa ko? "
Daffa meminum air itu sekali teguk, tiba-tiba dia merasakan panas disekujur tubuhnya. Daffa melonggarkan dasi miliknya.
Lisa menatap Daffa bingung, namun dia tak perduli mengingat perutnya yang lapar karna semalam tenaganya habis merenung dan menangis.
Daffa bangkit berdiri, "Cepat! Gua tunggu dimobil, "
"Yahh, yahh ko bentaran ih."
Mau tak mau Lisa menyudahi acara sarapannya.
"Ih, tadi aja bilangnya gk usah buru-buru. Sekarang malah dia yang buru-buru, " gerutu Lisa kesal.
"Bi, aku bernagkat ya."
"Non Lisa, "
"Kenapa bik? "
"Kancing baju non kebuka bagian atas, " kekeh Danti.
Lisa melihat kancingnya, dan betapa terkejutnya Lisa melihat penampilannya.
"Astagah!!! Ceroboh banget sih aku, " gumam Lisa
Lisa segera mengancingkan bajunya dan tersenyum malu kearah Danti. Dia segera merapikan penampilannya dan menjauh dari meja makan, dia malu sekali.
🍃🍃🍃
Lisa mengigit bibirnya, dia malu banget ketemu Daffa. Daffa membunyikan klakson mobilnya membuat Lisa tersentak dan mau tak mau dia harus bertemu Daffa.
Daffa menatap lurus kedepan sambil menjalankan mobilnya, dia tak ingin melihat Lisa, kalau begini terus Daffa gk akan bisa ngontrol dirinya.
Sesampai dikantor, Daffa berjalan terlebih dahulu tanpa menunggu Lisa.
"Arghh... Sifatnya muncul lagi, "
Lisa berjalan lesu menuju gedung besar yang berada dihadapannya ini.
🍃🍃🍃
"Lis, gua ada kabar bagus nih, " ucap Rara ketika melihat Lisa memasuki ruangan mereka.
"Apa? "
"Tumben sekali hari ini pak Daffa membalas sapaan kami, "
"Yang benar? "
"Iya, gua aja gak nyangka. Lo sih lama banget datang, untung pak Daffa gak merhatiin kursi lo kosong, " ujar Rara mengebu-gebu
Lisa tersenyum kikuk, "lo gak tau aja gua bareng dia, " batin Lisa.
"Bagus dong, ada perubahan. "
"Iya Lis, gua makin betah lihat wajah tampannya. Apalagi kalo dia senyum kek tadi, hatiku berdebar tau, "
"Serah dah Ra, soalnya aku gk lihat. Jadi aku gk tau, "
"Hahah... Kasian! " ledek Rara.
"Udah sana hus...." usir Lisa kesal melihat Rara.
"Ishh... Padahal aku juga pengen lihat senyumannya. Kapan ya aku diberi senyuman itu, "
"Kapan-kapan, " tawa Rara pecah ketika mendengar gumaman Lisa.
"Rara.... " teriak Lisa kesal.
🌾🌾🌾
Lis'R Story 💏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Herta Siahaan
Lisa secinta cinta nya kita dan sebucin apa pun .. jgn terlalu nampak lah .. dah dihina pun nah sekali sekali jg jaga jarak dan atur strategi biar dia jg tegas pd hati nya tuk ngejar kamu
2023-02-06
0
butet sirait
thor buat dong sekali2 lisa membantah omongan daffa di skat mat gt masa iya2 mulu she
2021-11-22
1