Lisa masih berdiam diri didepan pintu ruangan Daffa, rasanya kakinya berat untuk melangkah. Kali ini hukuman apa yang akan diberi Daffa atas keteledoran Lisa tak memberi hormat pada pimpinannya itu ketika melewati mereka.
Rasanya jantung Lisa berdetak dua kali lebih cepat, tangan itu masih mengantung didepan pintu entah kapan keberanian itu datang, agar Lisa secepatnya masuk keruangan itu.
"Aduhh, gimana nih? " gumam Lisa
"Oke, aku harus berani. Daffa gak akan makan aku kok, "
Lisa memberi kekuatan pada dirinya sendiri, Lisa segera memasang senyumannya dengan sempurna sebelum dia mengetuk pintu itu.
"Astagahh... " kaget Lisa ketika Daffa membuka pintu ruangannya sendiri.
"Oh... Lo udah datang? "
"Iya pak, ada apa ya pak manggil saya? "
Daffa memperhatikan jam yang melingkar ditangannya dengan sempurna, dan kembali mengarahkan pandangannya kepada Lisa yang nampaknya gugup sekali.
"Gua udah gak ada waktu banyak buat ngomong sama lo, " tukas Daffa seraya memberi ponselnya pada Lisa.
Lisa mengerutkan keningnya tak mengerti, kenapa lelaki ini memberinya ponsel.
"Ini buat apa pak? "
"Tulis nomor lo disana, cepat gua udah gk ada waktu, " bentak Daffa membuat Lisa segera mengangguk.
"Ini pak, "
Lisa memperhatikan dasi milik Daffa tidak rapi, entah mengapa tangannya gatal ingin sekali merapikan dasi itu.
"Pak maaf, "
"Kenapa? "
Lisa melangkahkan kakinya selangkah mendekati Daffa, membuat jarak diantara mereka semakin menipis saja. Tangan Lisa bergerak cepat untuk membenarkan dasi pimpinannya itu.
Jantung milik Daffa entah mengapa berdetak cepat ketika gadis dihadapannya ini mengikis jarak. Daffa menahan nafasnya agar tidak menganggu gadis itu.
Reno yang baru saja keluar dari ruangannya membelalakkan matanya memperhatikan dua orang yang seperti hendak berciuman.
"Ekhemm... "
Rasa terkejut Daffa melihat sahabatnya itu membuat Daffa mencengkram kedua tangan milik Lisa, dan menghempaskannya kuat.
"Gua bisa sendiri, " ucap Daffa dingin.
"Maaf pak, "cicit Lisa, rasanya mata ini sudah memanas ingin menurunkan air bening itu.
Daffa segera berlalu meninggalkan Lisa, melihat itu Reno segera mengejar bosnya itu.
"Sabar ya Lis, " ucap Reno seraya menepuk pelan pundak Lisa.
Air mata yang ditahannya kini jatuh meluruh.
"Daffa gilak, dia kenapa sih? Dia kesetanan apa gimana sih? " kesal Lisa seraya menghapus airmatanya.
🍃🍃🍃
Lisa berjalan lesu menuju meja kerjanya, rasanya hati ini terlalu sayang selalu disakiti lelaki dingin seperti Daffa. Lisa benar-benar bodoh meletakkan hatinya pada Daffa, padahal lelaki itu tak meliriknya sedikitpun bahkan lelaki itu tak ada niat untuk mengingat dia.
"Kenapa lo? "
"Astagahh... Rara, bikin kaget aja deh, " sungut Lisa kesal
"Hahah... Makanya jangan melamun, lo diapain sama pak Daffa? "
"Gak diapa-apain, "
"Serius? Dia gk marahin lo atau peringatin lo? " tanya Rara heran.
"Tadi aku dibentak sih, " jujur Lisa.
"Tuhkan, emang itu bos kita dingin banget suka bikin orang makan at. Untung aja dia cakep kalo jelek huhhh minta ditinju tuh orang, "
"Lo suka sama pak Daffa? " tanya Deven yang tiba-tiba ikut nimbrung dengan mereka.
" Wajar kali gua suka sama pak Daffa, udah cakep, kaya, pintar, apa lagi ya? "
"DINGIN. " Deven menambahi.
"Lo mau cowok gitu? "
"Suka gua lah, lagian lo ngapain sih ikut nimbrung? " tanya Rara kesal
"Eh... Udah, udah, udah. Kok kalian yang ribut sih? Lagian siapa aja bebas kok suka sama pak Daffa, udah ya gini aku mau kerja, jadi kalian segera pergi dari meja ku, " tukas Lisa kesal.
"iya, iya, "
Deven dan Rara segera meninggalkan Lisa. Lisa kembali memfokuskan dirinya, namun entah mengapa rasa malasnya besar sekali, mengingat Daffa membuat dia malu didepan Reno, membuat rasa kesalnya menjalar diseluruh tubuhnya. Lisa menulis nama Daffa disebuah kertas kosong dan meremukkan kertas itu dengan perasaan kesal.
"Daffa kampret, sialan!" seru Lisa dengan suara keras.
Hal itu membuat semua staf yang bekerja sedevisi dengannya menatapnya heran, dengan perasaan malu Lisa tersenyum kikuk dan minta maaf serta menutup seluruh wajahnya dengan buku.
Getaran ponsel Lisa membuat perhatian gadis itu teralihkankebenda pipih itu, dengan rasa malas yang sangat, sangat dia meraih ponselnya itu.
+62 821 3677 4831
Lo jangan pulang kerumah gua dulu, lo ke apartemen gua aja.
Lisa mengerutkan keningnya bingung, ini siapa coba?
Lisa
Siapa?
Tak berselang lama ponsel itu kembali bergetar, nomor baru tadi ternyata menghubunginya.
"Halo, maaf ini siapa sih? "
"Lo jangan kerumah gua, nanti keluarga besar bokap gua datang, gua gk mau mereka tau ada cewek dirumah, " terdengar suara lelaki itu dingin.
"Ini pak Daffa? " tanya Lisa dengan polosnya.
"bodoh!"
"Iiih... Sembarangan aja bilang orang bodog, yaudah kalo gk mau bilang ini siapa, aku matiin ya, " ancam Lisa membuat orang disebrang sana merasakan kesal.
"Eh....Lo benar-benar gk tau *gu*a? "
"Enggak... Emang kamu siapa sampe aku harys tau kamu," ucap Lisa meremehkan.
"Manusia gilak! iya ini gua Daffa! "
"Ups... Oo... Oo maaf pak, saya gk tahu ini no bapak, " cengir Lisa.
"Hemm... Sudahlah! *G*k guna juga ngomong lama sama lo. Intinya lo jangan kerumah gua dulu, lo ke apartemen gua nanti gua kirimin alamat sama passwordnya. "
"Aku tidur disana? "
"Satu malam saja! "
"Okay pak, "
Tanpa persetujuan Lisa, lelaki itu segera mematikan teleponnya secara sepihak, membuat Lisa menatap ponselnya heran.
"Huhh... Belagu banget sih!" kesal Lisa sambil memayunkan bibirnya.
🍃🍃🍃
"Lisa, mari makan dulu sebelum pulang, ntar gua antarin lo kerumah lo, " ajak Rara.
"Enggak deh Ra, aku... "
"Tapi kan aku gak kerumah Daffa, gapapa kali ya aku ikut makan bareng Rara, biar aja ntar aku dianterin Rara heheh... " batin Lisa.
"Aku apaan sih Lis? "
"Gak ada, yok kita makan sepuasnya, "
"Yes!!! Yokk.... "
Kedua gadis itu bergandengan menuju mobil Rara, mereka pergi untuk makan malam dan membuang rasa suntuk.
🍃🍃🍃
Daffa memasuki rumahnya, benar saja keluarga ayahnya sudah berkumpul disana.
"Ehh... Daf udah pulang? "
"Iya om, Daffa keatas dulu ya om, mau mandi. "
Daffa berjalan dengan rasa lelah, seketika didepan pintu kamar Lisa, Daffa teringat gadis itu, Daffa membuka kamar itu perlahan.
Wangi gadis itu masih tertinggal dikamar ini, dia memperhatikan ruangan itu di tata dengan rapi oleh gadis itu, entah kenapa senyum Daffa mengembang.
"Rapi juga itu cewek, "
Daffa melirik laptop milik gadis itu, entah dari mana rasa penasaran Daffa bergejolak ingin melihat isi laptop itu.
"Gapapa kali ya gua buka, "
"Gilak, ternyata gak pake password, bagus deh."
Daffa melihat-lihat isi folder dalam laptop tersebut, Daffa membuka folder yang bertuliskan Mine, rasa penasarannya semakin besar.
"Yaelah, gua kira foto-foto dia sama cowoknya, rupanya hanya foto dia aja, tapi manis juga sihh,"
Daffa mengambil ponselnya dan mengirimkan foto Lisa beberapa yang menurutnya lucu dan cantik dari laptop itu.
Daffa mengklik folder yang ada didalam folder mine tadi, nama foldernya kali ini EXO, seperti dugaannya gadis ini benar-benar pecinta korea.
Lagi-lagi Daffa mendapati folder didalam folder Exo tadi, dia mengklik folder bernama Do Kyungsoo.
"Hahah... Ini cewek benar-benar ajaib, banyak banget nih folder didalam folder didalamnya folder lagi,"
Tawa Daffa berhenti ketika dia menemukan sesuatu didalam folder do kyungsoo tadi. Folder yang membuat detak jantungnya semakin cepat.
🌾🌾🌾
Lis'R Story 💏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
گسنيتي
dasar baucin akut diam² malh depan orngy lo kasr lo aku jd lisa sdh sy tendangnkau ke laut biar di makn kura²...kesel bgt lihat low
2021-12-17
0
~Park Yemi~ EXO-L☆
woah! 😍 ada EXO nyaa
2020-09-25
2
Fatimah
foto daffa ini.hahahaha
next lah 😍😍
2020-05-15
3