" Lebih baik buat orang lain yang membutuhkan." Ucap Agnes
" Kebetulan saudaranya pulang hari ini Agnes bisa menggantikannya kan sayang." Ucap Adrian setengaj memaksa.
" Baiklah." Jawab Agnes
Adrian memberikan kode ke arah Johan dan Johan pun mengerti arti kode tuan muda Adrian. Tidak berapa lama Agnes dipindahkan di ruang perawatan VVIP.
" Tempatnya lebih luas kak apakah memang benar teman kakak kerja di sini?" Tanya Agnes tidak percaya
" Benar kok." Jawab Adrian
" Bilang sama teman kakak terima kasih banyak sudah memindahkan aku ke ruang perawatan VVIP." Ucap Agnes
" Ok nanti kakak sampaikan." Ucap Adrian.
Agnes hanya tersenyum dan di balas senyuman oleh Adrian membuat Johan tidak percaya karena dirinya sangat tahu tuan mudanya tidak pernah tersenyum biasanya menampilkan wajah dingin dan datar.
" Pak, lebih baik bapak pulang saya takut nanti ayah saya marah karena bapak tidak ada di rumah." Ucap Agnes
" Tapi nona, saya tidak tega meninggalkan nona sendirian." Ucap Ponimin
" Tidak apa - apa pak biar saya yang menemani Agnes." Ucap Adrian
" Baiklah kalau begitu bapak pulang dulu, tolong jaga nona Agnes karena nona Agnes sudah bapak anggap sebagai putri bapak." ucap Ponimin
" Baik pak saya akan menjaganya." Ucap Adrian
" Terima kasih nak." Jawab Ponimin
Adrian hanya menganggukkan kepalanya kemudian Ponimin berpamitan dengan Agnes. Ponimin meninggalkan mereka bertiga.
" Kak Adrian, kakak yang satunya lagi teman kakak?" tanya Agnes
" Iya temanku kenalkan namanya Johan." ucap Adrian.
" Johan." Ucap Johan memperkenalkan dirinya sambil tangan kanannya di arahkan ke Agnes.
" Agnes, maaf kak bukannya Agnes tidak sopan tapi tangan Agnes masih perih." Ucap Agnes merasa bersalah karena dirinya tidak membalas uluran Johan.
" Tidak apa - apa dan maaf saya yang seharusnya meminta maaf karena tidak memperhatikannya." Ucap Johan merasa bersalah sambil tangannya diturunkan ke bawah lagi.
" Tidak apa - apa kak, oh iya ke dua kakak sekolah di mana?" tanya Agnes
" Kami sekolah di SMA Cendrawasih kelas satu." Ucap Johan
" Setahuku itu sekolah mahal dan favorit! apakah ke dua kakak mendapatkan beasiswa?" tanya Agnes.
" Tidak." Jawab Johan
" Iya." Jawab Adrian bersamaan
" Oh kalau kak Johan tidak mendapatkan beasiswa sedangkan kak Adrian mendapatkan beasiswa." Ucap Agnes.
Adrian menatap tajam ke arah Johan dan Johan mengerti arti tatapan tuan muda Adrian.
" Maaf maksud kakak adalah tidak salah kalau kakak mendapatkan beasiswa." Ucap Johan memperbaiki perkataannya.
Agnes hanya menganggukkan kepalanya membuat ke dua pemuda tampan itu merasa lega terlebih Adrian tidak ingin identitas dirinya tidak ketahuan oleh Agnes.
" Johan aku sangat lapar belikan aku makanan." Perintah Adrian
" Baik." Jawab Johan singkat
Johan pergi meninggalkan mereka berdua menuju ke kantin rumah sakit. Tidak berapa lama tiga orang perawat datang yang satu membawa baskom dan yang satunya membawa pakaian khusus pasien rumah sakit sedangkan yang satunya membawa nampan yang berisi bubur dan gelas yang berisi air mineral.
Adrian mendorong kursi rodanya untuk membelakangi Agnes karena tubuhnya di lap setelah selesai membersihkan dan memakai pakaian pasien ke tiga perawat itu meninggalkan mereka berdua. Adrian pun membalikkan badannya dengan mendorong kursi rodanya.
" Agnes kamu lapar?" tanya Adrian
" Iya aku lapar." Ucap Agnes
" Aku suapin." Ucap Adrian
" Tidak, aku makan sendiri saja." Tolak Agnes secara halus.
" Kamu tidak lihat ke dua tanganmu di perban?" tanya Adrian sambil mengambil mangkok berisi bubur.
" Aku tidak ingin merepotkan kakak." Ucap Agnes
" Aku tidak suka penolakan." Ucap Adrian
Agnes mengembuskan napasnya perlahan dan menatap wajah tampan Adrian.
" Baiklah." Jawab Agnes pasrah
Adrian hanya tersenyum kemudian dengan telaten menyuapi Agnes hingga tidak tersisa. Adrian memberikan air minum dengan menggunakan sedotan. Agnes meminum hingga menyisakan setengah gelas, Adrian pun meletakkan kembali gelas tersebut.
Tidak berapa lama asistennya datang sambil membawa dua bungkusan makanan dan satu bungkusan diberikan ke Adrian. Adrian masih duduk di kursi samping ranjang Agnes.
Adrian mulai membuka bungkusan dan mulai memakannya, Agnes melihat makanan Adrian membuatnya ingin memintanya karena makanan yang di makan Adrian merupakan makanan kesukaannya tapi dirinya tidak enak hati dan tidak mungkin kalau Adrian mau berbagi dengannya.
Adrian yang sedang menikmati makanannya melirik sekilas Agnes sedang menatap makanan yang sedang di makannya membuat Adrian tersenyum melihat tatapan Agnes.
" Kamu mau Agnes?" tanya Adrian
" Tidak, kakak makan saja." Ucap Agnes berbohong.
Adrian tersenyum melihat Agnes yang sangat menggemaskan. Adrian mengarahkan sendoknya ke mulut Agnes.
" A." Ucap Adrian
Agnes membuka mulutnya dan Adrian menyuapi Agnes kembali membuat Johan membulatkan matanya pasalnya baru kali ini tuan muda Adrian menyuapi seorang wanita dengan sendok yang sama.
" Uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk..." Johan tiba - tiba tersedak makanan membuat Johan mengambil botol minuman agar mengurangi sedaknya.
" Kamu kenapa Jo?" tanya Adrian
" Tidak tahu nih tiba - tiba aku tersedak." Ucap Johan
Adrian mengangkat ke dua bahunya acuh kemudian kembali menyuapi Agnes tapi di tolak Agnes dengan cara menutupi mulutnya.
" Kakak belum makan jadi Agnes minta kakak saja yang makan." Ucap Agnes
" Kamu yakin? pasti kamu masih ingin lagi." Ucap Adrian
" Tidak kak, Agnes sudah kenyang." Ucap Agnes
" Baiklah." Jawab Adrian singkat kemudian mengarahkan sendoknya ke mulutnya.
" Apakah kakak tidak jijik?" tanya Agnes
" Kenapa jijik?" tanya Adrian dengan nada bingung.
" Sendoknya kan bekas mulutku." Ucap Agnes
" Tidak buat apa jijik." Ucap Adrian santai.
Adrian mulai memakan hingga tidak terasa makanan sudah habis tanpa sisa.
" Kamu sekarang tidurlah." Ucap Adrian setelah selesai makan dan membuang bungkusan di tong sampah
Adrian menyelimuti tubuh Agnes hingga sampai dada. Tidak berapa lama Agnes sudah tertidur pulas. Adrian berdiri dan berjalan ke arah asisten pribadinya.
" Tuan muda jika nona Agnes melihat tuan muda bisa berjalan tanpa menggunakan kursi roda apakah tidak berbahaya." tanya Johan
" Dia sudah tidur pulas, bagaimana perusahaan cabang?" tanya Adrian.
" Ada masalah besar tuan, kalau bisa besok pagi kita berangkat ke negara A." Ucap Johan
" Apakah ada yang lainnya?" tanya Adrian
" Setelah urusan perusahaan di negara A kita pergi lagi ke negara S selama satu bulan kemudian setelah satu bulan kita pergi lagi ke negara S." Ucap Johan
Adrian menghembuskan nafasnya dengan berat di usianya yang muda mewarisi kekayaan yang berlimpah ruah milik ayahnya yang sudah lama meninggal sedangkan ibunya tinggal dengan ke dua orang tuanya yang sudah tua.
" Selama kita tinggal di negara orang lain panggil dosen karena tidak mungkin aku kuliah berpindah - pindah tempat." Ucap Adrian
" Baik tuan muda." Jawab Johan patuh.
Adrian berumur lima belas tahun dan Johan berumur enam belas tahun sebenarnya sudah lulus SMA dan mereka berdua sudah kuliah semester tiga. Otak Adrian dan Johan yang sangat genius membuat mereka sering melompat kelas.
" Besok pagi kita berangkat ke bandara, kamu sekarang pulanglah aku ingin menunggu Agnes." Ucap Adrian
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Pecinta Halu
ututuuuuu co cweat deeeuuuhhh
2022-12-01
1
luho uroe
ternyatah masi abegeh tor....tp aq mah syukaaa😍😍😍😂
2022-06-27
1
Nurlaila Ginting
ini cerita ABG, aku udah emak yg punya anak ABG 😁😁
2022-06-05
3