Tidak terasa waktu berlalu dengan cepatnya kini Agnes berumur lima belas tahun. Agnes masuk kuliah semester satu di usianya yang sangat muda dikarenakan Agnes sangat genius sehingga sering melompat naik kelas karena biasanya di usia lima belas tahun umumnya masih kelas 3 SMP atau kelas satu SMA.
xxxxxxx
Sebenarnya waktu SMA kelas satu Agnes berumur dua belas tahun dan ketika berumur tiga belas tahun Agnes loncat ke kelas tiga tapi Agnes tidak mau. Jadilah di umur tiga belas Agnes masuk ke kelas dua SMA dan umur empat belas kelas tiga SMA.
xxxxxxx
Sedangkan Alena berumur empat belas tahun kelas dua SMP. Sifat Alena tidak pernah berubah malas belajar dan suka bersenang-senang. Alena berfikir buat apa belajar selama ada uang dirinya bisa naik kelas ataupun lulus sekolah.
Tanpa di sadari oleh Alena kalau itu akan menjadi bumerang dan kesalahan yang sangat fatal.
xxxxxxx
Seperti biasa Agnes bangun pagi untuk berangkat kuliah, tekatnya yang kuat untuk menjadi orang sukses tanpa bantuan orang lain membuat Agnes rajin kuliah dan ingin cepat lulus kuliah agar bisa bekerja di perusahaan besar. Seperti biasa sopir pribadi yang setia bernama Ponimin mengantar Agnes ke kampus.
" Maaf nona, mulai minggu depan paman tidak lagi bekerja menjadi sopir nona." Ucap Ponimin
" Kenapa pak?" tanya Agnes dengan nada terkejut karena memberitahunya secara mendadak.
" Orang tua bapak sering sakit - sakittan dan meminta bapak untuk menemaninya." Ucap Ponimin
" Kalau minggu depan berarti tiga hari lagi sedangkan aku belum pernah belajar mobil sedangkan naik angkutan di sini saja tidak ada satupun angkutan. Ayah kenapa sih tega membelikan rumah minimalis jauh dari mana - mana." Keluh Agnes untuk pertama kalinya.
Karena selama ini Agnes tidak pernah sedikitpun mengeluh apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
" Saya juga tidak tahu nona." Jawab Ponimin
Agnes menghembuskan nafasnya dengan berat sambil menatap jalan yang di sekelilingnya dipenuhi pohon - pohon besar.
" Nona tenang saja beberapa hari yang lalu ada seorang pemuda mencari pekerjaan dan bapak menawarkan pekerjaan menjadi sopir dan dia pun setuju untuk menjadi sopir nona." Ucap Ponimin
" Apakah bapak sudah mencari informasi tentang identitas pemuda itu?" tanya Agnes
" Sudah nona, pemuda itu hanya mempunyai seorang ibu. Dirinya bekerja keras agar dapat membiayai untuk dirinya dan juga ibunya." Ucap Ponimin.
" Kasihan pemuda itu, baik pak besok senin pemuda itu kerja menjadi sopirku." Ucap Agnes
" Baik nona." Jawab Ponimin
" Oh iya apakah pemuda itu tahu berapa gajinya?" tanya Agnes
" Sudah nona katanya yang penting ikhlas pemuda itu menerima berapapun gajinya." Ucap Ponimin
" Benarkah pak? bukankah pemuda itu membutuhkan uang untuk biaya hidupnya dan juga ibunya?" tanya Agnes bingung.
" Memang benar tapi bukan berarti meminta yang banyak asalkan nona ikhlas pemuda itu mau menerimanya." ucap Ponimin.
" Siapa namanya pak?" tanya Agnes
" Namanya Dominikus." ucap Ponimin sambil mengerem mobilnya karena mereka sudah sampai di kampus.
" Baiklah pak, kabarin ke Dominikus untuk datang hari senin." ucap Agnes sambil keluar dari mobil.
" Baik nona." Jawab Ponimin.
Agnes berjalan ke arah kampus sedangkan Ponimin memutar mobilnya menuju ke rumah minimalis milik Agnes.
Agnes berjalan dengan santai ke arah kampus untuk mengikuti mata kuliah. Setelah satu jam lebih akhirnya jam mata kuliah pertama selesai.
Agnes berjalan ke tempat gedung tua yang tidak pernah di pakai oleh pemiliknya yang bersebelahan dengan tempat kampusnya. Gedung tua itu tempatnya sangat bagus ada tempat untuk bersantai.
Agnes senang menyendiri sambil menikmati angin yang semilir dan pemandangan bunga warna warni. Banyak orang yang tidak berani ke tempat itu walau pemandangannya sangat indah dan ada tempat untuk santai tapi mereka sangat takut karena tempat gedung tua itu terkenal dengan keangkerannya.
Agnes meletakkan minuman dan cemilan di meja yang terbuat dari tong ukuran lumayan besar.
" Boleh aku duduk di sini?" tanya dua orang gadis cantik serempak.
" Boleh, silahkan." Jawab Agnes
" Terima kasih." Jawab mereka serempak lagi.
" Kenalkan namaku Agnes Agatha Delano, panggil saja Agnes." Ucap Agnes memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya ke salah satu dari mereka.
" Claudia Adele Carolus, panggil saja Claudia." Jawab Claudia sambil membalas tangan Agnes kemudian melepaskan tangannya.
" Abigail Agatha Adrienne, panggil saja Agatha." ucap Agatha sambil membalas uluran tangan Agnes.
" Mahasiswi baru ya?" tanya Agnes
" Ya benar, aku baru pindah sebulan yang lalu dari kota Kalimantan karena ayahku pindah tugas makanya aku ikut pindah ke kota ini." Ucap Agatha
" Kalau aku tinggal di kota ini karena orang tuaku ingin merawat nenek dan kakek dari ibuku." Ucap Claudia
Mereka bercakap-cakap sambil menikmati angin semilir hingga tiba - tiba datang enam mahasiswi kakak kelas mereka.
" Hei kalian anak baru pergi dari sini!!" usir salah satu dari mereka sepertinya mahasiswi tersebut sebagai ketuanya.
" Aku tidak mau pergi karena aku sangat suka tempat ini." Ucap Agnes
" Aku juga tidak mau pergi kalau mau kita bisa menikmati pemandangan sama-sama." Ucap Claudia.
" Benar, kalau mau bergabung dengan kita silahkan kami tidak bermasalah." Ucap Agatha
" Pergi secara baik - baik atau dengan cara kekerasan." Ucap mahasiswi pertama dari mereka tanpa menjawab ucapan ke tiga gadis tersebut
" Kamu anak kecil masih umur lima belas tahun sudah kuliah semester satu apa kamu menyogok tubuhmu supaya bisa langsung kuliah?" Hina mahasiswi ke dua menunjuk jari telunjuknya ke arah Agnes.
" Kamu juga umur enam belas tahun sudah kuliah semester satu apa kamu menyogok tubuhmu supaya bisa langsung kuliah?" Hina mahasiswi ke tiga dan ke empat secara bersamaan sambil menunjuk jari telunjuknya ke arah Agatha dan Claudia
Ke enam mahasiswi kakak kelas mereka langsung tertawa bersama menghina Agnes, Agatha dan Claudia.
" Ini akibat tidak bisa menjaga mulut dengan baik." Ucap Agnes sambil tangan kanannya mendorong jari telunjuk mahasiswi ke dua ke arah depan sedangkan tangan kirinya menampar.
plak
" Akhhhh... sakit!!!" teriak mahasiswi ke dua karena jari telunjuk kanannya seakan mau patah.
" Kalau punya mulut itu di jaga jangan suka memfitnah orang." Ucap Agatha sambil tangan kanannya mendorong jari telunjuk mahasiswi ke tiga ke arah depan sedangkan tangan kirinya menampar.
plak
" Akhhhh... sakit!!!" teriak mahasiswi ke tiga karena jari telunjuk kanannya seakan mau patah.
" Kamu tahu mulutmu adalah harimaumu jadi terimalah ini." Ucap Claudia sambil tangan kanannya mendorong jari telunjuk mahasiswi ke empat ke arah depan sedangkan tangan kirinya menampar.
plak
" Akhhhh... sakit!!!" teriak mahasiswi ke empat karena jari telunjuk kanannya seakan mau patah.
" Si*l mahasiswi baru menyakiti teman kami, ayo teman - teman kita beri pelajaran." perintah mahasiswi ke satu
Ke tiga mahasiswi itupun menyerang Agnes, Claudia dan Agatha sedangkan ke tiga temannya memijat jari telunjuk kanannya sambil berteriak menahan rasa sakit luar biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Winsulistyowati
Hmm..Tarunglah..Smangat tetap punya Prinsip yg pnting jangan Bikin salah duluan.. 💪💪🙂🤭
2022-07-28
0
raraprnc
umur 13 tahun kls 2 SMA?🤨
2022-07-10
0
Yayuk Triatmaja
Ke tiga gadis itu yang menampar Agnes, Agatha dan Claudia. maaf kalau ada salah ketik.
2022-06-10
1