Agnes

" Tidak apa - apa pak santai saja, anak bapak sakit apa?" tanya Agnes dengan nada lembut.

" Sakit demam nona sekarang sudah lumayan. Kata istriku nanti pulangnya naik angkutan umum." Ucap sopir pribadi.

" Jangan pak, lebih baik setelah mengantar kami ke rumah sakit, bapak jemput anak dan istri bapak." Tolak Agnes dengan nada lembut.

" Tapi nona, saya takut tuan akan marah sama saya." Ucap sopir itu.

" Bapak tenang saja saya akan membela bapak. Anak bapak pasti tubuhnya masih lemas jadi lebih aman naik mobil." Ucap Agnes sambil tersenyum.

" Tapi nona, walau nona membantu bapak tetap saja bapak atau keluarga bapak akan mendapatkan hukuman." ucap sopir itu.

" Bapak tenang saja saya akan menggantikan bapak untuk menerima hukuman dari ayah." Ucap Agnes

" Tapi nona dua hari yang lalu nona menggantikan anak kepala pelayan yang melakukan kesalahan dan nona menerima cambukan dari ayah nona, maaf nona lebih baik tidak usah." ucap sopir itu menolak keinginan Agnes

" Agnes tidak perduli dengan diri Agnes paman karena Agnes rela menderita asalkan Agnes bisa menggantikan orang yang terkena hukuman." Ucap Agnes

" Tapi nona, bapak..." Ucapan sopir terpotong oleh Agnes

" Atau begini saja Agnes ada tugas sekolah bersama teman - teman jadi paman menungguku lama. Agnes janji setelah mengantar kakak, Agnes langsung pulang." ucap Agnes

Sopir itu menghembuskan nafasnya dengan berat. Dirinya tahu kalau nona Agnes sangat perduli dengan orang lain.

" Baiklah nona, bapak hanya berharap semoga nona menemukan seseorang yang bisa melindungi nona, mencintai nona dengan tulus, karena nona sangat baik dan perduli pada kami." Ucap sopir dengan tulus

" Amin. Sesama manusia harus saling perduli, mungkin saat ini aku bisa membantu orang lain tapi siapa tahu besok, lusa atau entah kapan aku membutuhkan bantuan orang lain." Ucap Agnes

Percakapan Agnes dan sopirnya di dengar oleh pemuda itu membuat pemuda itu tersenyum nyaris tidak terlihat.

Tidak terasa mereka sudah sampai di rumah sakit. Agnes turun dari mobil dan memanggil perawat sedangkan sopirnya menggendong pemuda itu ala bridal style. Tidak berapa lama dua perawat datang sambil mendorong brankar ke arah mereka, perlahan sopir itu menurunkan tubuh pemuda itu ke brankar secara perlahan.

" Bapak sekarang jemput istri dan anak bapak di klinik." Ucap Agnes ketika sopirnya sudah menurunkan tubuh pemuda itu di brankar.

" Tapi nona..." ucapan sopir itu terpotret oleh Agnes

" Pak sungguh aku tidak apa - apa tenang saja yang penting bapak jemput keluarga bapak." Ucap Agnes sambil tersenyum

" Baik nona, kalau ada apa - apa hubungi bapak." Ucap sopir itu.

" Baik pak, bapak tenang saja." Ucap Agnes sambil tersenyum manis.

Sopir itu hanya menganggukkan kepalanya kemudian membalikkan badannya meninggalkan Agnes.

Agnes berjalan ke ruang UGD tapi dicegat oleh perawat.

" Maaf nona tunggu di sini dan tolong membayar uang muka terlebih dahulu." Ucap perawat tersebut.

" Baik sus." Jawab Agnes ramah

Agnes berjalan ke arah kasir untuk membayar uang muka. Agnes yang dari kecil suka menabung dan sering mendapatkan hadiah berupa uang tunai karena sering mengikuti aneka macam lomba membayar uang muka sebanyak dua puluh juta melalui kartu debitnya.

Selesai membayar Agnes berjalan ke arah ruang UGD untuk menunggu pemuda itu keluar dari ruangan ugd. Setelah satu jam lamanya pintu UGD terbuka Agnes berdiri dan mendekati dokter tersebut.

" Bagaimana keadaan kakak saya dok?" Tanya Agnes

" Kakak anda mengalami luka yang tidak begitu serius dan sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang perawatan." Ucap dokter tersebut

" Terima kasih dok." Jawab Agnes sambil tersenyum

" Sama - sama nona dan maaf nona saya ingin periksa pasien lain." Ucap Dokter tersebut dengan ramah.

" Baik dok, sekali lagi terima kasih dok." ucap Agnes

Dokter itu hanya menganggukkan kepalanya kemudian berjalan meninggalkan Agnes dan tidak berapa lama pintu ugd terbuka dua perawat mendorong brankar di mana pemuda itu berbaring sambil menatap wajah cantik Agnes.

Agnes mengikuti brankar tersebut dan ikut masuk ke ruang perawatan kelas dua. Agnes duduk di kursi dekat ranjang pemuda tersebut.

" Ada yang bisa aku bantu kak?" tanya Agnes

" Haus." Ucap pemuda itu singkat.

Agnes tersenyum kemudian mengambil gelas yang sudah ada sedotan. Jari mungil Agnes memegang sedotan dan diarahkan ke mulut pemuda itu. Pemuda itupun meminum hingga setengah gelas, Agnes menyimpan kembali gelas tersebut.

" Kakak adakah saudara yang bisa kakak hubungi?" tanya Agnes

" Tidak ada, kenapa?" tanya pemuda itu berbohong.

" Karena sudah satu jam lebih aku pergi dan aku tidak tega jika sopirku akan menerima hukuman dari ayahku." Ucap Agnes

" Tidak apa - apa tinggalkan aku sendiri." ucap pemuda itu.

" Tapi aku tidak tega meninggalkan kakak sendirian." Ucap Agnes

" Tidak apa - apa santai saja, kakak sudah terbiasa sendiri." Ucap pemuda itu

Agnes menghembuskan nafasnya perlahan dirinya sungguh tidak tega meninggalkan pemuda itu di rumah sakit sendirian tanpa ada yang menemaninya tapi mengingat betapa jahatnya ayahnya yang suka menghukum membuatnya tidak ada pilihan lain.

" Maafkan aku kak, sungguh Agnes tidak tega meninggalkan kakak tapi Agnes takut sopir dan keluarganya mendapatkan masalah gara - gara Agnes." Ucap Agnes dengan menatap sendu ke arah pemuda itu.

" Pergilah kakak mengerti dan tenang saja kakak baik - baik saja." Ucap pemuda itu.

" Baiklah kak, sekali lagi maafkan Agnes." Ucap Agnes

" Tidak apa - apa, oh ya ini ada kalung peninggalan dari nenek buyutku." Ucap pemuda itu mengeluarkan dari kantong celananya dan memberikan sebuah kalung ke Agnes.

Agnes melihat kalung itu sangat indah dan ada liontin berbentuk hati.

" Ini barang berharga, aku tidak berhak menerimanya." Ucap Agnes menolak secara halus.

" Kalung ini ada kembar aku satu dan kamu satu." Ucap pemuda itu.

" Baiklah." Jawab Agnes menerima pemberian kalung tersebut.

Agnes pergi meninggalkan pemuda itu sendirian di ruang perawatan dan berjalan keluar sambil memesan ojek online. Agnes menunggu di lobby rumah sakit dan tidak berapa lama ojek online datang. Agnes memesan ojek motor agar cepat sampai ke mansion untuk mengejar waktu.

xxxxxxx

Sepeninggal Agnes pemuda itu menghubungi seseorang setelah setengah jam kemudian pintu ruang perawatan terbuka tampak seorang pemuda tampan datang dan membungkuk hormat.

" Selamat siang tuan muda." Ucap pemuda tampan

" Aku ingin kamu selidiki anggota kita karena musuhku bisa mengetahui kalau aku pergi sendiri tanpa membawa pengawal hal itu membuatku menjadi yakin pasti ada mata - mata di anggota kita. Jika sudah ditemukan siksa sampai mereka mengaku." ucap pemuda itu dengan aura membunuh.

" Baik tuan muda." ucap pemuda tampan tersebut.

" Satu lagi bayar semua pengobatanku dan minta ke dokter agar hari ini aku pulang." Ucap pemuda itu dengan nada dingin.

Terpopuler

Comments

💖 𝓝𝓪𝓫𝓲𝓲𝓵 𝓐𝓫𝓼𝓱𝓸𝓻

💖 𝓝𝓪𝓫𝓲𝓲𝓵 𝓐𝓫𝓼𝓱𝓸𝓻

😳😳😳 banyak sekali,,,,

2022-05-29

0

Kesya Kesya

Kesya Kesya

sungguh mulia hati Agnes tapi elek kok jahat banget y thooor. punya anak angkat baik hati tapi tidak mendukung bejat banget tuh alex

2022-05-25

0

Mr.VANO

Mr.VANO

puny anak angkat yg baik perhatian,gak di urus dg secara benar,di sini aku paham alex suami bejat bpk yg tak bertanggung jawab

2022-05-15

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Karakter
2 Kesedihan Agnes
3 Keguguran dan Kematian Celine
4 Agnes
5 Dua Pasang Mata
6 Adrian dan Agnes
7 Agnes dan Adrian
8 Kharisma Adrian
9 Kepergian Adrian
10 Pindah
11 Om Vincent
12 Tuan Alex dan Alena
13 Karma
14 Kematian Tuan Alex
15 Wasiat Dari Tuan Alex
16 Dua Tahun Kemudian
17 Bersahabat
18 Heri
19 Mobil Hitam
20 Bantuan Datang
21 Tiga Pria Tampan
22 Tiga Pemuda Tampan
23 Tertawa Bersama
24 Perkelahian
25 Nama Panggilan Kita
26 2 Tahun Kemudian
27 Kenapa Tutup Mata
28 Nyaman Bersamanya.
29 Ciuman Pertama
30 Kalian Bertiga Menyerah
31 Calon Pegawai
32 Pembuatan Proposal
33 Tiga Sekretaris Baru
34 Sekretaris Presdir Adrian
35 Cemburu
36 Presdir Adrian Kenapa?
37 Suasana dingin dan aura kemarahan
38 Kamu mau memaafkan kakak?
39 Mau kemana?
40 Janji
41 Awal Pertemuan Alex
42 Kak Agnes
43 Membaca Surat
44 Rencana Licik
45 Boleh aku cium?
46 Badanku Panas Kak
47 Presdir Adrian dan Agnes
48 Ini pasti perbuatanmu
49 Kita Putus Hubungan
50 Kenapa Pipimu Merona
51 Tiga pria bertopeng
52 Apartemen Galaxy
53 Tinggalkan Dunia Mafia
54 Penculikan
55 Vincent
56 Kamu lebih berharga dari semua hartaku
57 Mengundurkan diri dari dunia mafia.
58 Memangnya kenapa Johan?
59 Extra Part
60 Maukah kamu menjadi kekasihku?
61 Alexa dan Tuan Alex
62 Tamat
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Perkenalan Karakter
2
Kesedihan Agnes
3
Keguguran dan Kematian Celine
4
Agnes
5
Dua Pasang Mata
6
Adrian dan Agnes
7
Agnes dan Adrian
8
Kharisma Adrian
9
Kepergian Adrian
10
Pindah
11
Om Vincent
12
Tuan Alex dan Alena
13
Karma
14
Kematian Tuan Alex
15
Wasiat Dari Tuan Alex
16
Dua Tahun Kemudian
17
Bersahabat
18
Heri
19
Mobil Hitam
20
Bantuan Datang
21
Tiga Pria Tampan
22
Tiga Pemuda Tampan
23
Tertawa Bersama
24
Perkelahian
25
Nama Panggilan Kita
26
2 Tahun Kemudian
27
Kenapa Tutup Mata
28
Nyaman Bersamanya.
29
Ciuman Pertama
30
Kalian Bertiga Menyerah
31
Calon Pegawai
32
Pembuatan Proposal
33
Tiga Sekretaris Baru
34
Sekretaris Presdir Adrian
35
Cemburu
36
Presdir Adrian Kenapa?
37
Suasana dingin dan aura kemarahan
38
Kamu mau memaafkan kakak?
39
Mau kemana?
40
Janji
41
Awal Pertemuan Alex
42
Kak Agnes
43
Membaca Surat
44
Rencana Licik
45
Boleh aku cium?
46
Badanku Panas Kak
47
Presdir Adrian dan Agnes
48
Ini pasti perbuatanmu
49
Kita Putus Hubungan
50
Kenapa Pipimu Merona
51
Tiga pria bertopeng
52
Apartemen Galaxy
53
Tinggalkan Dunia Mafia
54
Penculikan
55
Vincent
56
Kamu lebih berharga dari semua hartaku
57
Mengundurkan diri dari dunia mafia.
58
Memangnya kenapa Johan?
59
Extra Part
60
Maukah kamu menjadi kekasihku?
61
Alexa dan Tuan Alex
62
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!