" Agnes." Panggil pemuda itu dengan nada terkejut.
Flash Back On
Asisten kepercayaannya mendorong kursi roda tuan muda keluar dari pintu lift lobby bertepatan dengan kedatangan Agnes yang terbaring di brankar dengan wajah pucat dan darah segar keluar dari tubuhnya sedang di dorong oleh dua orang perawat.
Pemuda itu juga melihat sopir yang membantu dirinya waktu di bawa ke rumah sakit. Entah kenapa hatinya berdenyut nyeri melihat keadaan Agnes terlebih Agnes masih menggunakan seragam putih biru.
Flash Back Off
" Ikuti brankar itu." Perintah pemuda itu
" Baik tuan muda." Jawab asisten patuh
" Oh iya nanti di depan mereka jangan menyebut namaku tuan muda. Panggil namaku saja." Perintah tuan muda.
" Tapi tuan muda, saya tidak berani jika memanggil namanya saja." Ucap asistennya.
" Johannes Storey Filemon." ucap tuan muda memanggil nama asistennya dengan menyebutkan nama lengkap.
" Baik Adrian Dominikus Epifanius." ucap Johannes memanggilnya dengan menyebut nama lengkap.
" Johan, kamu makin lama makin berani padaku ya?" tanya Adrian dengan nada dingin
" Maaf tuan bukankah tuan memintaku untuk memanggil nama tuan saja tanpa sebutan tuan muda?" tanya Johan dengan nada polos.
Adrian hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar menghadapi sifat asistennya yang terkadang bikin dirinya kesal tapi walau bagai manapun semua pekerjaan Adrian cepat selesai dan jarang melakukan kesalahan itulah mengapa Adrian mempertahankan asistennya.
" Baiklah panggil namaku Adrian tapi ingat jika bersama mereka." Perintah Adrian
" Baik tuan muda." Jawab Johan
Johan menghentikan kursi rodanya karena Agnes sudah masuk ke dalam ruang ugd. Sopir yang bernama Ponimin melihat Adrian, pria yang di tolong oleh nona mudanya.
" Anda masih ingat saya?" tanya Adrian
" Ya saya ingat." Ucap Ponimin
" Apa yang terjadi?" tanya Adrian penasaran.
Ponimin menghembuskan nafasnya dengan berat kemudian menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutup-tutupi. Adrian dan Johan mendengar semua cerita tentang masa lalu Agnes waktu di angkat anak oleh mereka dan kurang mendapatkan kasih sayang hingga awal mula mendapatkan hukuman sejak kematian istrinya.
" Begitu tuan sejak kematian istrinya tuan sering memberikan hukuman dari awalnya tidak mendapatkan jatah makanan, di suruh berdiri di halaman belakang ketika siang hari sampai nona pingsan semakin lama hukumannya semakin berat yaitu cambuk." Ucap Ponimin tidak terasa air matanya mengalir menceritakan masa lalu nona mudanya yang menyedihkan.
Adrian dan Johan menggenggam tangannya dengan erat menahan amarahnya mendengar penuturan sopirnya. Walau senakal - nakalnya anak apakah pantas mendapatkan hukuman seberat itu.
" Memang apa yang dilakukan oleh Agnes hingga mendapatkan hukuman?" tanya Adrian penasaran begitu pula dengan Johan.
" Sebenarnya bukan salah nona muda Agnes tapi salah satu pelayan melakukan kesalahan." Ucap Ponimin
" Maksudnya apa? aku kurang mengerti?" tanya Adrian
" Awal hukuman ketika salah satu anak pelayan mengambil makanan dan tuan besar melihatnya tuan besar memberikan hukuman ke anak pelayan tapi nona muda Agnes berlutut di depan ayahnya untuk meminta maaf agar tidak menghukumnya dan ayahnya memberikan dua pilihan anak pelayan yang di hukum atau nona muda Agnes yang di hukum." Ucap Ponimin menjelaskan.
" Dan nona Agnes yang menggantikan hukumannya? benar begitu?" tanya Adrian
" Benar." Jawab Ponimin.
" Lalu sekarang hukuman cambuk itu apakah ada hubungannya dengan diriku?" tanya Adrian
" Benar tuan karena nona muda datang terlambat pulang maka nona muda mendapatkan hukuman cambuk sebenarnya saya ingin menggantikannya tapi nona muda tidak bersedia dan ayahnya setuju. Setiap saya protes maka hukuman cambuknya di tambah kelipatan lima dari awalnya lima belas cambukkan menjadi dua puluh lima karena saya melakukan dua kali protes." Ucap Ponimin
" Maukah kita bekerja sama?" tanya Adrian
" Maksud tuan apa?" tanya Ponimin
Adrian pun menceritakan rencananya dan Ponimin langsung menyetujuinya.
" Saya setuju tuan asalkan nona muda ada orang yang melindunginya." Ucap Ponimin.
" Bagus, besok kita jalankan rencananya." Ucap Adrian
" Baik tuan." Jawab Ponimin
" Panggil aku Adrian." Ucap Adrian
" Baik nak Adrian." Jawab Ponimin
Johan terkejut karena baru kali ini tuan mudanya meminta seseorang memanggilnya tanpa sebutan tuan muda hanya karena perduli dan ingin membantu gadis malang tersebut. Tidak berapa lama pintu ruang ugd terbuka tampak dokter keluar dari ruangan ugd dengan wajah lelahnya karena hari ini banyak pasien.
" Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Ponimin
" Pasien sudah sadar dan sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang perawatan." ucap dokter tersebut.
" Baik dokter." Jawab Ponimin
" Maaf saya mau mengecek pasien lainnya." ucap dokter itu.
" Baik dok sekali lagi terima kasih." Jawab Ponimin
Dokter itu hanya menganggukkan kepalanya kemudian pergi meninggalkan mereka. Tidak berapa lama pintu ruang UGD terbuka tampak dua perawat mendorong brankar di mana tubuh Agnes berbaring. Dua perawat itu mendorong brankar di ruangan kelas tiga.
" Kenapa di kelas tiga?" tanya Adrian dengan nada bingung pasalnya waktu dirinya terluka Agnes menempatkan dirinya di ruang kelas dua .
" Karena permintaan nona Agnes." Ucap Ponimin
" Maksudnya?" tanya Adrian dengan nada bingung
" Semua biaya perawatan di tanggung nona sendiri. Sejak kecil nona rajin menabung dan setiap mengikuti lomba selalu juara pertama dan terkadang mendapatkan uang tunai karena itulah tabungan nona sangat banyak." Ucap Ponimin
" Dari mana anda tahu?" tanya Adrian
" Waktu buka tabungan atas nama saya dan nama nona muda jadi atm nya ada dua yang satu saya pegang dan yang satunya nona muda Agnes. Awalnya saya menolaknya tapi nona Agnes memaksa dengan alasan jika sewaktu - waktu penghuni mansion membutuhkan uang yang bersifat penting bisa memakai uang tabungannya." Ucap Ponimin
Adrian dan Johan semakin kagum dengan kebaikan Agnes seperti malaikat tanpa sayap terlebih Johan karena dirinya kini tahu kenapa tuan mudanya begitu perduli terhadap Agnes gadis imut dan cantik.
" Silahkan masuk nak Adrian." ucap Ponimin
ceklek
Adrian membuka pintu ruang ugd dan melihat betapa penuhnya ruang perawatan kelas tiga. Biasanya jika dirinya sakit maka dirinya ditempatkan di ruang perawatan VVIP. Adrian ingin memindahkan di ruang perawatan VVIP tapi Adrian tidak ingin Agnes dan Ponimin mengetahui identitas dirinya.
Mereka bertiga mencari di mana Agnes berbaring karena satu ruangan ada delapan orang hingga Adrian menemukan Agnes yang masih berbaring dan menatap dirinya.
" Hallo Agnes, masih ingat aku?" tanya Adrian
" Saya ingat, kakak kenapa keluar dari ruang perawatan? apakah masih ada yang sakit?" tanya Agnes kuatir
" Kakak tidak apa - apa hanya luka memar saja. Apakah ada yang sakit?" Tanya Adrian
" Tidak ada kak." Jawab Agnes sambil tersenyum manis
" Oh iya teman kakak bekerja di sini dan jika ada saudaranya yang sakit bisa ditempatkan di ruang perawatan VVIP apakah kamu mau dipindahkan?" tanya Adrian berbohong karena rasanya tidak adil Agnes memberikan yang terbaik untuk dirinya di kelas dua sedangkan Agnes di kelas tiga yang pasiennya penuh dan berisik karena banyak keluarga pasien yang datang berkunjung membuatnya tidak nyaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Pecinta Halu
Aduuuh Kk Adrian adakaaaaahhh
2022-12-01
1
Kesya Kesya
mau y agnes
2022-05-25
1
Mr.VANO
aku jd terharu dg ke baikkan agnes😢..benar kata adrian agnes malaikat tak bersayap
2022-05-15
1