Sesampainya di depan kamar, Langit langsung membuka pintu itu dan menarik paksa tangan Riana.
Spontan, Riana menyadari bahwa dirinya saat ini dalam bahaya.
"Ada apa, Mas? Ria salah apa lagi?" tanya Riana ketakutan.
Benar apa yang dipikirkan Riana. Bahwa saat ini ia memang dalam bahaya. Terbukti, dengan kasar Langit langsung membantingnya di atas kasur. Bukan hanya itu, pria itu juga menyeret paksa kakinya. Lalu mengukungnya dengan penuh amarah.
"Katakan? Siapa pria itu?" tanya Langit dengan dengan penuh amarah.
"Pria yang mana, Mas?" tanya Riana bingung.
Langit langsung mengambil ponsel yang ada di kantong celananya. Lalu menunjukkan gambar-gambar itu kepada wanita yang ini ada dalam kuasanya.
"Kamu mau menipu siapa sekarang? Kamu bilang udah nggak terima job, lalu ini apa?" cecar Langit dengan penuh amarah.
"Dia itu ... kami memang memiliki hubungan, Mas. Tapi Ria bisa jelasin!" jawab Riana mencoba membuat Langit percaya padanya bahwa tak terjadi apa-apa antara dirinya dengan pria yang ada di gambar itu.
Melihat hawa kebohongan di sini, Langit pun langsung mencekik Riana tanpa ampun. Terang saja, Riana langsung meronta. Mencoba melawan. Memukul tangan Langit yang begitu kuat mencengkeram lehernya.
"Ini adalah hukumanmu karena telah berani menginjak harga diriku!" ucap Langit. Riana tak bisa berbuat apa-apa sebab cengraman itu semakin kuat ia rasakan. Riana hampir kehilangan napas, sampai Langit melepaskan cengkraman itu.
Riana terbatuk, bahkan ingin muntah, Lalu ia pun kembali memukul Langit. Meskipun pukulan itu mungkin tidak berasa bagi Langit. Ia tetap berusaha. Mencoba berusaha melawan pria jahat itu.
Sayangnya, perlawanan Riana membuat Langit semakin briangas. Kembali pria ini meraih kedua tangan Riana dan menguncinya. Dengan tatapan penuh kebencian Langit pun kembali menghakimi Riana.
"Katakan, berapa dia membayarmu ha?" tanya Langit dengan nada tinggi.
"Mas salah, Mas. Bukan seperti itu," jawab Riana dalam isak tangisnya.
"Salah apa maksudmu ha? Katakan padaku, dihotel mana kalian main ha?" bentak Langit kesal.
Tentu saja Riana ketakutan, ia pun menangis menjadi-jadi. Berharap Langit mengampuninya. Berharap Langit mau mendengarkan pembelaannya. Tidak main hakim seperti ini.
Namun, sepertinya mata hati pria ini telah dibutakan amarah. Telah dibutakan oleh api cemburu. Sehingga rasa kasihan dan empati yang ada di dalam dirinya seketika hilang entah ke mana.
Langit tersenyum sinis. Baginya tangisan Riana hanyalah sandiwara. Pria ini semakin bringas, beberapa kali ia menampar Riana hingga bibir dan hidung wanita itu mengeluarkan darah. Langit masih belum menunjukkan kepuasan. Pria ini makin semangat memukul, makin semangat menampar hingga Riana tak berdaya.
"Katakan berapa pria itu membayarmu ha?" teriak Langit tepat di telinga Riana. Langit kembali mencengkeram kerah baju Riana. Lalu membanting langi tubuh wanita tak berdaya itu.
Riana berusaha lari, namun tetap tertangkap. Langit tak ingin setengah-setengah memberi wanita ini pelajaran. Melihat Riana merangkak hendak melarikan diri darinya, Langit pun tersenyum sini.
Langit mengikuti arah Riana merangkak. Lalu timbul keinginan pria jahat ini untuk memberi pelajaran yang tak akan pernah Riana lupakan seumur hidupnya. Agar dia ingat bahwa seorang wanita yang telah menikah hanya boleh disentuh Owlh laki-laki yang telah menikahinya. Bukan hanya itu, Langit hanya ingin membuktikan pada Riana, bahwa dirinya juga mampu memberikan kepuasan batin, jika itu yang ia inginkan.
Langit membuka satu persatu kancing bajunya sembari mengikuti ke mana Riana hendak menghindarinya.
Selesai melepaskan pakaiannya, Langit kembali menarik kaki Riana dan membawa wanita itu ke karpet yang ada di dekat ranjangnya.
Menyadari ketidakwarasan Langit, Riana pun bertanya penuh ketakutan. "Mas mau ngapain?" Kali ini Riana menggeleng-gelengkan kepalanya takut. Mencengkeram kerah bajunya, seperti sedang berusaha melindungi diri.
"Ini kan yang kamu inginkan?" tanya Langit.
Sebelum melancarkan aksinya, beberapa kali Langit mencambuk tubuh Riana dengan ikat pinggang miliknya. Hingga wanita itu menjerit kesakitan. Lalu setelah puas menyakiti wanita itu, Langit langsung meraih kedua tangan Riana, menguncinya hingga Riana tak kuasa melawan.
Tak mau membuang-buang waktu lagi. Langit pun langsung melancarkan aksinya. Tangis dan jeritan kesakitan Riana seakan tak sampai di telinganya.
Langit terus saja memaksa wanita itu untuk memuaskan nafsu birahinya. Riana berusaha melawan. Meronta dan memukul. Namun, semakin Riana melawan, semakin Langit bersemangat untuk melumpuhkannya. Beberapa kali Langit juga mengigit lengan dan bibirnya.
Langit tak peduli dengan suara Riana yang hampir habis karena tangis. Ia terus saja melakukan apapun yang ia inginkan pada tubuh telanjang gadis itu. Hingga pada titik di mana Langit menyatukan tubuh mereka. Saat itulah Langit menyadari ada sesuatu yang salah.
Namun, nafsu telah menguasai pikirannya. Langit tak mau bermain setengah-setengah. Ia tak peduli. Kembali pria itu memacu untuk menuntaskan hasrat yang telah menguasainya.
Hingga akhirnya sesuatu yang ia miliki membanjiri rahim wanita yang ia siksa tanpa mencari tahu letak kebenaran dari sebuah gambar yang ia lihat.
Langit menatap Riana yang terlihat shock akibat ulahnya. Wanita itu hanya diam tanpa berkedip. Air matanya mengucur deras tanpa mau berhenti.
Dasar Langit, pria dengan segala keangkuhannya, malah tersenyum sinis sembari menepuk kasar pipi Riana.
"Ini adalah hukumanmu karena berani membiarkan pria lain menyentuhmu," bisik Langit tepat di telinga Riana.
Riana masih diam mematung. Sebab saat ini, detik ini, baginya dunianya telah runtuh. Dunianya telah hancur berkeping-keping. Tak ada lagi yang bisa ia banggakan dari tubuhnya. Pria jahat tak berperasaan itu telah merenggutnya darinya. Telah merebut paksa. Buka hanya itu, pria itu juga menyiksaknya. Seakan dirinya telah melakukan kesalahan yang sangat hina.
Selepas menuntaskan hasratnya, tanpa merasa bersalah sedikitpun, Langit langsung beranjak dari kamarnya. Memakai pakaiannya kembali dan langsung pergi meninggalkan Riana yang saat itu terdiam tanpa busana.
Sedangkan Riana, menyadari dirinya telah hancur. Ia pun berusaha bangun. Meraih bajunya yang sudah tak bisa ia pakai lagi.
Riana tak sanggup lagi menangis. Jangankan menangis. Melihat tubuhnya yang penuh luka saja, napas pun sesak.
Dengan sisa tenaga yang ia miliki, Riana meraih selimut yang ada di ranjang pria jahat itu. Menutup tubuhnya dengan lembar kain tersebut. Lalu berjalan tertatih menuju kamarnya.
Beberapa kali Riana berhenti melangkah. Karena ia merasakan sakit yang teramat sangat di area Vnya. Riana hanya bisa menangis dalam diam. Sebab ia sudah tak sanggup lagi berbicara. Tak sanggup lagi berkata. Semua rasa, semua kata, semua udara yang masuk ke aliran darahnya, semua serasa hilang tanpa kata. Bersama runtuhnya dunia yang ia miliki saat ini. Langit begitu kejam. Riana membencinya. Sangat-sangat membencinya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
iyel
baru x ni baca novel yg lelakinya bener2 sngat kejam,, 😡😡😡
2022-12-21
0
Fhebrie
langit keterlaluan pengen aku jambak jambak
2022-08-03
0
Winar hasan
pergi aja ri....bwa keluarga mu juga....
2022-07-23
0