Tak Menyangka

Minah tak berani membantah apa yang Langit perintahkan. Wanita paruh baya ini pun segera mencari selimut untuk menyelimuti tubuh wanita mungil ini. Menjaga tubuh itu agar tidak semakin mengigil.

"Yang sabar ya, Non," ucap Minah kasihan.

Riana hanya menggangguk sekilas.

"Jujur, Non. Saya nggak menyangka jika aden orangnya bisa sekejam itu. Sebab setahu saya, beliau sangat baik. Minah nggak nyangka kalo beliau punya sisi kejam seperti ini." Minah meneteskan air mata. Menyesal dengan apa yang dialami oleh Riana.

"Bi, aku pengen tidur!" ucap Riana ketika Minah memapah dan mengajaknya masuk ke dalam kamar.

"Jangan tidur dulu, Non. Makan dulu, lalu minum obat, ya!" rayu Minah. Namun Riana seakan sudah tak mampu lagi menopang raganya. Wanita ini ambruk seketika. Riana tak sadarkan diri.

Minah tak mungkin berteriak meminta tolong. Meskipun ia tahu bahwa Riana sangat membutuhkan pertolongan sekelas dokter. Wanita ini takut jika nantinya Langit akan kembali murka. Apa lagi Yuta. Wanita itu lebih membenci Riana. Minah takut jika kedua majikannya itu semakin menyiksa gadis yang sudah tak berdaya ini.

Tak ingin membuat Riana semakin menderita, Minah pun segera menyelimuti tubuh Riana yang mengigil kedinginan. Mengambilkan gadis itu makan dan minum, serta obat pereda panas.

"Non, makan dulu yuk. Biar cepet sembuh!" ajak Minah.

Sebenarnya Riana ingin melakukan apa yang Minah minta. Tetapi, mata gadis ini susah untuk terbuka. Berat saja rasanya. Entahlah, Riana hanya ingin memejamkan mata. Mengistirahatkan jiwanya yang lelah. Membiarkan sejenak raganya merasakan kenyamanan. Kalau boleh meminta, ia ingin tidur selamanya. Agar tak merasakan penyiksaan lahir dan batin lagi. Agar terbebas dari segala tuduhan dan kemarahan Langit yang tak beralasan itu.

Minah tak mau memaksa. Wanita paruh baya ini mencoba mengerti. Meskipun jujur, ia juga takut serta kasihan melihat kondisi Riana. Semakin hari gadis ini semakin kurus. Semakin hari wanita ini semakin pucat.

Untuk meredam demam yang Riana rasakan. Minah pun mengambil baskom berisi air hangat untuk mengapres wanita ini. Sesekali Minah juga berdoa, agar Riana segera sadar. Agar Langit tidak murka lagi nantinya.

***

Tak terasa sore pun tiba, akhirnya Riana terbangun dari tidur panjangnya. Beberapa kali Minah ke kamar wanita itu, tentu saja untuk memeriksa keadaan wanita yang kini jadi tanggung jawabnya.

"Selamat sore, Non! Bagaimana? Apakah ada yang sakit?" tanya Minah pada Riana yang saat ini hanya termenung melihat langit-langit kamarnya.

"Non!" panggil Minah lagi, berusaha menyadarkan Riana dari lamunan.

Riana menoleh sekilas ke arah Minah. Kemudian ia kembali menatap langit-langit kamar itu dan meneteskan air matanya. Rasa sesal tentu saja menghantui wanita cantik ini.

"Jangan menangis terus, Non! Ini adalah ujianmu, kamu harus kuat. Ingat menikah itu ibadah. Pasrahkan semua sama Gusti Allah. Insya Allah nanti Non dapat pahalanya. Dapat Jannah-Nya ya, Non. Yang penting selalu sabar, ya!" ucap Minah menasihati.

Riana tak menjawab apapun. Tetapi ia sangat paham dengan apa yang Minah sampaikan. Sebenarnya Riana sudah mengikhlaskan apa yang terjadi padanya sejak Langit mengucap ijab qobulnya waktu itu. Riana menganggap, ijab qobul itu adalah perjanjian yang sudah ia tanda tangani. Baik kepada Langit sendiri maupun kepada Dia, sang Pemilik Hidup.

Riana tersenyum kecut ketika mengingat kehidupannya yang penuh liku ini. Rasanya, tak henti-hentinya cobaan menerpa hidupnya. Seandainya Langit berbaik hati. Hanya membiarkannya saja. Jangan memedulikannya. Tidak menghiraukan apa yang ia kerjakan, mungkin hidup Riana tidak akan sepelik ini. Riana akan berusaha menempatkan dirinya pada posisi yang seharusnya. Sesuai yang Langit minta. Toh, Riana juga tidak akan meminta macam-macam.

Beberapa menit berlalu, Minah membiarkan Riana menguasai dirinya. Kemudian ia pun kembali menginfokan apa yang Langit perintahkan.

"Sebaiknya Non bersiap, sebentar lagi tuan besar dan nyonya besar mau datang. Mereka mau berkunjung ke sini. Non jangan seperti ini, nanti takut aden ngamuk lagi," ucap Minah.

Riana menatap sekilas pada Minah. Lalu ia pun berusaha bangun dari pembaringan. Perintah yang ia dengar, mau tak mau harus dijalani. Jika tidak, Langit akan kembali menyiksanya.

"Mari saya bantu, Non!" ucap Minah lagi.

Kali ini Riana tersenyum. Kemudian wanita cantik ini pun mulai membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang layak dilihat. Agar tidak membuat malu sang suami.

***

Malam pun datang. Dayat dan istrinya datang ke rumah Langit dengan membawa Zahra, yang tak lain adalah cucu semata wayang mereka yang masih berusia 10 bulan. Gadis cilik itu terlihat terlelab di gendongan pengasuhnya.

"Malam Pa, Ma!" sapa Langit pada kedua orang tuanya.

"Malam, di mana kedua istrimu?" tanya Dayat pada Langit.

"Oh, Yuta ada di kamarnya, Pa. Kalo Ria lagi bantu Minah nyiapin makan malam kita," jawab Langit, masih dengan senyum manisnya.

"Oh, baguslah," ucap Dayat. Langit hanya tersenyum. Kemudian ia pun mengajak kedua orang tua serta putri semata wayangnya untuk masuk.

Di dalam rumah, terlihat Riana sibuk menyiapkan makan malam untuk keluarga sang suami. Tanpa diminta, wanita ayu ini pun segera mencuci tangan dan menyambut kedua mertuanya.

"Malam Tuan, malam Nyonya!" sapa Riana sembil melipat kedua tangannya. Sebagai tanda hormatnya kepada mereka.

"Malam, Ria. Ish, kok panggil kita tuan sama nyonya, memangnya kamu pembantu kami. Kamu itu menantu kami, Ria. Jadi manggilnya mama sama papa dong, ya!" ucap Nana, yang tak lain adalah wanita yang melahirkan Langit.

Riana menatap sekilas pada Langit. Sedangkan Langit membuang padangannya. Sebab dia memang tidak suka drama ini. Langit sangat muak. Terlebih ada Riana di ruangan ini.

Sebelum berbincang Langit mengajak kedua orang tuanya makan. Tentu saja, untuk mengambil hati mereka. Agar mereka mempercayakan proyek baru yang Dayat tanda tangani untuk ia tangani sendiri. Agar hasilnya bisa ia pakai untuk membiayai pengobatan Yuta sendiri. Sehingga ia tidak lagi berpangku tangan pada kedua orang tuanya. Di samping itu, jika ia bisa memiliki uang sendiri untuk membiayai pengobatan Yuta, maka bisa dengan mudah ia mendendang Riana dari rumah ini.

Selesai makan, Langit pun mengajak mereka berbincang. Tanpa Langit sadari, ternyata kedatangan mereka memiliki maksud tersendiri. Yaitu mau meminta Riana menjaga Zahra, selama mereka pergi keluar negeri.

"Ria, kemarilah!" pinta Nana

Riana pun segera mencuci tangannya dan mendatangi mertuanya yang kini sedang bercengkrama dengan sang suami.

"Duduklah!" pinta Nana lagi. Tentu saja dengan senyuman ramahnya.

"Ada apa, Ma?" tanya Riana lembut.

"Besok, papa sama mama mau ke Jepang. Mama titip Ara dulu selama mama pergi ya, tolong jaga dia. Dia nggak rewel kok. Biasanya kalo malam, mama sendiri yang jaga Ara. Mama nggak mau kasih full ke pengasuhnya, biar dia dekat dengan keluarganya," ucap Nana pada Riana. Supaya Riana paham, maksudnya. Bahwa seorang anak tidak boleh terlalu dekat dengan pengasuhnya. Agar anak tersebut tidak bergantung pada sang pengasuh jika terjadi sesuatu.

"Baik, Ma. Ria akan jaga," jawab Riana dengan senyuman tulusnya.

Tanpa berpikir macam-macam, Riana pun langsung mendekati Ara yang saat itu sedang digendong oleh pengasuhnya. Seperti bisa merasakan ketulusan Riana, bocah cantik itu pun tersenyum dan langsung mau dengan ibu tirinya itu.

"Eh, dia langsung mau sama kamu, Ria. Wahhhh... nggak biasa-biasanya dia mau sama orang yang baru dikenal." Dayat tertawa senang.

"Feeling anak kecil jarang meleset, Pa!" saut Nana, ikutan bahagia. Kedua pasutri tersebut pun kembali terkekeh.

Sedangkan Langit, sesekali ia melirik penuh permusuhan pada wanita yang ia nikahi beberapa hari yang lalu itu. Ingin sekali ia menarik tangan wanita itu dan menjauhkannya dari putri semata wayangnya. Karena bagi Langit, tangan Riana kotor. Sangat-sangat kotor. Sehingga tidak pantas menyentuh Zahra, atau biasa dipanggil Baby Ara.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Mhyla Nadha

Mhyla Nadha

10 thun bkn boca kecil thor..10 thun ap 10 bln si

2022-10-11

0

Fhebrie

Fhebrie

ya Allah... miris sekali nasib riana thor

2022-08-03

0

Winar hasan

Winar hasan

kalo kotor ya sruh cuci gitu aja kok repot
😁😁😁😁😁

2022-07-23

0

lihat semua
Episodes
1 Desakkan Orang Tua
2 Terpaksa Menerima
3 Bukan Inginku
4 Meski Bukan Pernikahan Impian
5 Hinaan Menyakitkan
6 Semakin Parah
7 Tak Menyangka
8 Menjaga Posisi
9 Seharusnya
10 Tak Ada Pilihan Lain
11 Namanya Hati
12 Akal Busuk Yuta
13 Tuduhan Menyakitkan
14 Berusaha Kuat
15 Serba Salah
16 Pemikiran Bodoh
17 Mengalah
18 Sebuah Pilihan
19 Dimanfaatkan
20 Hilang
21 Memutuskan Pergi
22 Ketulusan Hati Riana
23 Shock
24 Penyesalan Mertua
25 Harga Mati
26 Penyesalan Tak Guna
27 Sebuah Tamparan Mematikan
28 Keputusan Terbaik
29 Ternyata
30 Luka di atas Kecewa
31 Yuta Tak Tinggal Diam
32 Kecurigaan Minah
33 Terserang Virus Bucin
34 Mencari Bukti
35 Memastikan
36 Penyesalan
37 Pertolongan tak Terduga
38 Bukti Baru
39 Hampir Ketahuan
40 Keputusan Terbaik
41 Mengikuti Alur
42 Sebuah Misi
43 Berhasil
44 Berhasil (2)
45 Luka di Atas Rasa
46 Keinginan
47 Ingin Lebih Baik
48 Rencana Jahat
49 Ikatan Batin
50 Saling Membalas
51 Harus Tegas
52 Rasa
53 Terlambat
54 Tanpa Sadar Telah Terikat
55 Kabar Gembira Untuk Riana
56 Berbanding Terbalik
57 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
58 Adu Kelicikan
59 Bayangan Pengganggu
60 Niat Baik Riana
61 Teringat Sesuatu
62 Sebab Akibat
63 Apa Maumu?
64 Risalah Hati
65 Pertolongan Tuhan
66 Teledor
67 Namanya juga Suami Istri
68 Keteledoran Membawa Berkah
69 Keputusan
70 Tamparan Untuk Langit
71 Mustajabnya Doa Seorang istri
72 Keinginan Hati
73 Jalan Keluar
74 Roda Berputar
75 Seseorang di Balik Kesalahpahaman
76 Dugaan
77 Solusi
78 Rencana Balas Dendam
79 Sebuah Harga Diri
80 Beda Pandangan
81 Tidak Menyangka
82 Merasa Dijebak
83 Pasrah
84 Tetap Harus Dijalani
85 Cemburu tanpa Alasan
86 Sebuah Harapan
87 Suara Itu
88 Seperti Mimpi
89 Dia dan Hatiku
90 Wanita Bercadar
91 Bertemu Mertua
92 Terlanjur Basah
93 Cara Licik Langit Meluluhkan Riana
94 Pertengkaran Manis
95 Terjerat Jaring Cinta
96 Tersadar
97 Terciduk
98 Bom Waktu
99 Hadapi
100 Beban Riana
101 Entahlah
102 Diam-diam Mencari Bukti
103 Main Insting
104 Kepercayaan yang Hilang
105 Mirip
106 Akal Licik
107 Ternyata
108 Perasaan Gila
109 Tidak Akan Putus Asa
110 Adu Cepat
111 Jatuh cinta
112 Cinta itu Ada
113 Kebenaran Tentang Karen
114 Patah Hati Berujung Dendam
115 Termakan Jebakan
116 Kecewa
117 Harusnya
118 Beraksi
119 Bantuan
120 Nasehat Terbaik
121 Titik Terang
122 Cinta dalam Ambisi
123 Saling Curiga
124 Menanti Sebuah Jawaban
125 Kejujuran
126 Keputusan dalam kecurigaan
127 Kabar gembira
128 Dendam Terbalaskan
129 Bukti
130 Aku dan Kamu, Apa Boleh?
131 Ketulusan Hati
132 Ucapan Terima Kasih
133 Rekomendasi Untuk Kalian
134 Rekomendasi untuk kalian
135 Promo Novel
136 Promo Novel dari Sahabat
137 Promo Novel Sahabat
138 Karya Baru
139 Karya Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Desakkan Orang Tua
2
Terpaksa Menerima
3
Bukan Inginku
4
Meski Bukan Pernikahan Impian
5
Hinaan Menyakitkan
6
Semakin Parah
7
Tak Menyangka
8
Menjaga Posisi
9
Seharusnya
10
Tak Ada Pilihan Lain
11
Namanya Hati
12
Akal Busuk Yuta
13
Tuduhan Menyakitkan
14
Berusaha Kuat
15
Serba Salah
16
Pemikiran Bodoh
17
Mengalah
18
Sebuah Pilihan
19
Dimanfaatkan
20
Hilang
21
Memutuskan Pergi
22
Ketulusan Hati Riana
23
Shock
24
Penyesalan Mertua
25
Harga Mati
26
Penyesalan Tak Guna
27
Sebuah Tamparan Mematikan
28
Keputusan Terbaik
29
Ternyata
30
Luka di atas Kecewa
31
Yuta Tak Tinggal Diam
32
Kecurigaan Minah
33
Terserang Virus Bucin
34
Mencari Bukti
35
Memastikan
36
Penyesalan
37
Pertolongan tak Terduga
38
Bukti Baru
39
Hampir Ketahuan
40
Keputusan Terbaik
41
Mengikuti Alur
42
Sebuah Misi
43
Berhasil
44
Berhasil (2)
45
Luka di Atas Rasa
46
Keinginan
47
Ingin Lebih Baik
48
Rencana Jahat
49
Ikatan Batin
50
Saling Membalas
51
Harus Tegas
52
Rasa
53
Terlambat
54
Tanpa Sadar Telah Terikat
55
Kabar Gembira Untuk Riana
56
Berbanding Terbalik
57
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
58
Adu Kelicikan
59
Bayangan Pengganggu
60
Niat Baik Riana
61
Teringat Sesuatu
62
Sebab Akibat
63
Apa Maumu?
64
Risalah Hati
65
Pertolongan Tuhan
66
Teledor
67
Namanya juga Suami Istri
68
Keteledoran Membawa Berkah
69
Keputusan
70
Tamparan Untuk Langit
71
Mustajabnya Doa Seorang istri
72
Keinginan Hati
73
Jalan Keluar
74
Roda Berputar
75
Seseorang di Balik Kesalahpahaman
76
Dugaan
77
Solusi
78
Rencana Balas Dendam
79
Sebuah Harga Diri
80
Beda Pandangan
81
Tidak Menyangka
82
Merasa Dijebak
83
Pasrah
84
Tetap Harus Dijalani
85
Cemburu tanpa Alasan
86
Sebuah Harapan
87
Suara Itu
88
Seperti Mimpi
89
Dia dan Hatiku
90
Wanita Bercadar
91
Bertemu Mertua
92
Terlanjur Basah
93
Cara Licik Langit Meluluhkan Riana
94
Pertengkaran Manis
95
Terjerat Jaring Cinta
96
Tersadar
97
Terciduk
98
Bom Waktu
99
Hadapi
100
Beban Riana
101
Entahlah
102
Diam-diam Mencari Bukti
103
Main Insting
104
Kepercayaan yang Hilang
105
Mirip
106
Akal Licik
107
Ternyata
108
Perasaan Gila
109
Tidak Akan Putus Asa
110
Adu Cepat
111
Jatuh cinta
112
Cinta itu Ada
113
Kebenaran Tentang Karen
114
Patah Hati Berujung Dendam
115
Termakan Jebakan
116
Kecewa
117
Harusnya
118
Beraksi
119
Bantuan
120
Nasehat Terbaik
121
Titik Terang
122
Cinta dalam Ambisi
123
Saling Curiga
124
Menanti Sebuah Jawaban
125
Kejujuran
126
Keputusan dalam kecurigaan
127
Kabar gembira
128
Dendam Terbalaskan
129
Bukti
130
Aku dan Kamu, Apa Boleh?
131
Ketulusan Hati
132
Ucapan Terima Kasih
133
Rekomendasi Untuk Kalian
134
Rekomendasi untuk kalian
135
Promo Novel
136
Promo Novel dari Sahabat
137
Promo Novel Sahabat
138
Karya Baru
139
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!