Hinaan Menyakitkan

Rania tak menyangka bahwa sang suami akan tega menempatkannya di sebuah gudang barang yang penuh debu. Ia tahu jika sang suami tidak menyukainya. Tetapi, menempatkannya di tempat yang kurang layak seperti ini, menurutnya kurang manusiawi.

Di dalam gudang barang itu, hanya ada satu ranjang kecil dengan kasur usang. Satu buah bantal dan selimut tipis. Di samping kanan ranjang ada satu lemari plastik. Sungguh kamar ini benar-benar tak layak pakai. Namun sekali lagi, Riana tak mungkin protes. Karena ini sudah menjadi pilihannya. Ia harus tetap menerima konsekuensi atas apa keputusan yang telah ia ambil.

"Maafkan saya, Non. Aden maunya Non tinggal di sini. Sebenarnya kemarin saya mau bersihin, tetapi...." Wanita paruh baya itu hendak melanjutkan ceritanya, tetapi ia tak tega.

"Nggak pa-pa, Bi. Saya ngerti kok," jawab Riana lembut sembari menaruh koper dan tas tangannya di atas ranjang berukuran single itu.

"Dapurnya ada di sebelah kanan kamar, Non. Kamar mandinya juga bareng-bareng sama saya. Kalo kamar Bibi di belakang dapur itu," ucap wanita paruh baya itu lagi.

"Oh iya Bi, terima kasih." Riana tersenyum sekilas.

"Kalo butuh apa-apa silakan cari saya, Non," ucap wanita itu hendak berpamitan. Namun langkahnya terhenti saat Riana meminta sesuatu.

"Sebentar, Bi!" cegah Riana.

"Iya Non, ada apa!" wanita itu kembali mengurungkan niatnya untuk pergi.

"Saya pinjam sapu, kain pel, sama lap ya, Bi!" pinta Rania.

"Oh, boleh Non, boleh. Nanti saya ambilkan!"

"Makasih, Bi," balas Riana, sebelum wanita paruh baya itu meninggalkan kamarnya.

Kini, tinggalah Riana sendirian di ruangan sepit nan pengap itu. Tetapi Riana sama sekali tak mengeluh. Ia tetap berbesar hati menerima nasibnya. Hanya kepada Tuhanlah ia berharap. Semoga semuanya akan baik-baik saja. Yang penting Tuhan selalu menancapkan rasa sabar di hatinya. Agar senantiasa ia bisa ikhlas menjalani semua ini.

Sebelum membersihkan ruangan ini, terlebih dahulu, Riana melepaskan berbagai hiasan yang menempel di kepalanya. Menghapus make up serta mengganti bajunya agar nyaman saat dia bekerja.

Tak lama kemudian, asisten rumah tangga itu pun datang membawakan berbagai alat kebersihan untuknya. Tak menunggu waktu lagi, wanita ayu ini pun langsung membersihkan tempat ini, agar layak pakai.

***

Di sisi lain, Yuta tak bisa tidur. Karena ia pikir sang suami telah menikmati malam pengantinnya bersama istri barunya. Wanita ini terus menangis dan menangis, membayangkan sang suami bercumbu mesra dengan istri barunya. Rasa cemburu pun seketika menyerang hati wanita itu. Sehingga menghadirkan kebencian yang luar biasa untuk Riana.

Dalam hati, Yuta berjanji akan membuat Riana menyesal karena telah menerima pernikahan ini. Kecemburuan tanpa bukti itu, tentu saja membuat Yuta buta. Meskipun fisiknya sakit, namun cintanya pada Langit masih normal. Rasa tak rela pun akhirnya menghadirkan barisan rencana untuk membuat Riana menderita.

Keesokan harinya...

Riana tak tahu harus mengerjakan apa. Karena Langit sendiri sudah mewanti-wanti dirinya untuk tidak melakukan apapun. Tak nyaman juga hanya berdiam di kamar, makan gratis, dan yang paling menyedihkan adalah ia sama sekali tidak diizinkan untuk bertatap muka dengan sang suami. Langit sangat tidak menginginkan itu.

Untuk mencari kesibukan, atau lebih tepatnya agar dia sedikit berguna. Riana pun berniat membantu para asisten rumah tangga di rumah ini untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Termasuk memasak dan juga membersihkan rumah.

"Bi, ada yang bisa saya bantu?" tanya Riana pada asisten rumah tangga di sana yang sedang menyiapkan bahan sarapan untuk para majikannya.

"Eh, Non. Silakan Non silakan!" jawab wanita paruh baya itu dengan senyum sumringah. Ia pun memberikan apron untuk Riana pakai.

Riana pun dengan senang hati memakai apron itu dan mengantikannya memotong sayuran. Sedangkan wanita paruh baya itu melakukan pekerjaan lain.

Namun keasikan memotong sayur-sayuran terganggu oleh kehadiran Yuta yang tidak menyukainya. Wanita cantik ini pun langsung menyerang Riana dengan kata-kata pedasnya.

"Bibi! siapa yang mengizinkan wanita pelacur ini menginjak dapurku?" tanya Yuta dengan tatapan tajam. Spontan Riana pun menghentikan aktivitasnya. Pun dengan asisten rumah tangga itu. Dia hanya menunduk takut. Karena ia sangat paham dengan perangai bosnya itu. Yuta sangat kejam jika tidak menyukai seseorang. Wanita paruh baya itu terlihat merinding.

Tak sekali dua kali Yuta menyebutnya pelacur. Kali ini Riana tak tinggal diam. Dia pun menjawab ucapan merendahkan yang Yuta lakukan. "Saya hanya ingin membantu, Mbak," jawab Riana pelan.

"Aku tidak sudi bicara dengan wanita perusak rumah tangga orang lain. Usir dia dari dapurku, Bi! Jangan pernah izinkan dia menyentuh apapun yang ada di rumah ini. Dia hanya boleh berada di halaman belakang. Karena tempatnya memang di belakang. Masih untung kamu aku tampung di rumah ini. Dasar wanita tak tahu diri!" ucap Yuta dengan penuh amarah. Wanita ini benar-benar marah.

Riana tak menjawab. Bukan tak sanggup, Ia hanya tak ingin menyakiti hati wanita itu. Tak ingin lebih memperkeruh suasana. Tanpa banyak bicara, wanita ayu ini pun segera melepaskan apronnya dan memilih meninggalkan dapur ini.

Namun, sebelum pergi, Langit datang karena mendengar suara keributan yang diciptakan oleh Yuta.

"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Langit.

"Bilang sama istri mudamu itu, ini dapurku. Aku tak rela dia menyentuh barang-barangku!" jawab Yuta dengan tatapan sinis pada Riana.

Mendengar jawaban sang istri, Langit pun naik pitam. Dengan penuh amarah, ia langsung mendatangi Riana dan menarik wanita itu. Menyeretnya. Membawanya menuju ke kamar sempit itu untuk memberikan wanita itu pelajaran.

"Mas, dengerin Ria dulu!" pinta Riana memohon. Tapi sayang, Langit seolah tak dengar. Ia terus saja menarik tangan Riana dan mencengkeram kuat lengan wanita itu. Sehingga Riana mengaduh sakit.

Langit membuka kasar pintu kamar itu. Lalu melemper tubuh wanita hingga tersungkur ke lantai. Tanpa sengaja, lengannya menabrak sisi ranjang hingga dia kesakitan.

"Aaggh!" pekik Riana. Namun sayang, Langit sama sekali tak peduli. Yang penting baginya adalah, memberi pelajaran untuk Riana. Agar dia tahu batasan dan siapa dirinya diri rumah ini.

"Sekali lagi kamu bikin istriku marah, jangan harap kamu bisa keluar dari kamar ini!" ancam Langit dengan penuh amarah.

"Maaf, Mas. Saya hanya ingin membantu," jawab Riana lirih.

"Kami, tidak butuh bantuanmu sama sekali. Aku masih sangup membayar asisten rumah tangga untuk melayani kami. Jadi, jangan pernah gunakan tangan kotormu itu untuk menyentuh barang- barang kami. Mengerti!" ucap Langit sembari melangkah meninggalkan Riana yang menangis kesakitan.

Sungguh! ini adalah hinaan paling penyakitkan yang pernah Riana dengar. Sekotor apakah dirinya? Sehingga sang suami begitu membencinya. Semenjijikkan apakah dirinya? sampai dia tak diizinkan menyentuh apapun yang ada di rumah ini?

Riana hanya bisa menangis pilu.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Ceritanya awal bikin greget entr bucin tu lakinya

2023-02-21

0

Juan Sastra

Juan Sastra

asal jangan nangis aja luh langit karena menyesal

2022-12-28

0

Tini Jifi

Tini Jifi

langit kan Yura sakit kan g bisa ngapa-ngapain masak ada istri yang cantik kamu g tergoda siip? duuuuh mungkin deh kalo kucing aja kalo di kasih ikan langsung dilahap habis deh🤭🤭🤭

2022-11-04

0

lihat semua
Episodes
1 Desakkan Orang Tua
2 Terpaksa Menerima
3 Bukan Inginku
4 Meski Bukan Pernikahan Impian
5 Hinaan Menyakitkan
6 Semakin Parah
7 Tak Menyangka
8 Menjaga Posisi
9 Seharusnya
10 Tak Ada Pilihan Lain
11 Namanya Hati
12 Akal Busuk Yuta
13 Tuduhan Menyakitkan
14 Berusaha Kuat
15 Serba Salah
16 Pemikiran Bodoh
17 Mengalah
18 Sebuah Pilihan
19 Dimanfaatkan
20 Hilang
21 Memutuskan Pergi
22 Ketulusan Hati Riana
23 Shock
24 Penyesalan Mertua
25 Harga Mati
26 Penyesalan Tak Guna
27 Sebuah Tamparan Mematikan
28 Keputusan Terbaik
29 Ternyata
30 Luka di atas Kecewa
31 Yuta Tak Tinggal Diam
32 Kecurigaan Minah
33 Terserang Virus Bucin
34 Mencari Bukti
35 Memastikan
36 Penyesalan
37 Pertolongan tak Terduga
38 Bukti Baru
39 Hampir Ketahuan
40 Keputusan Terbaik
41 Mengikuti Alur
42 Sebuah Misi
43 Berhasil
44 Berhasil (2)
45 Luka di Atas Rasa
46 Keinginan
47 Ingin Lebih Baik
48 Rencana Jahat
49 Ikatan Batin
50 Saling Membalas
51 Harus Tegas
52 Rasa
53 Terlambat
54 Tanpa Sadar Telah Terikat
55 Kabar Gembira Untuk Riana
56 Berbanding Terbalik
57 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
58 Adu Kelicikan
59 Bayangan Pengganggu
60 Niat Baik Riana
61 Teringat Sesuatu
62 Sebab Akibat
63 Apa Maumu?
64 Risalah Hati
65 Pertolongan Tuhan
66 Teledor
67 Namanya juga Suami Istri
68 Keteledoran Membawa Berkah
69 Keputusan
70 Tamparan Untuk Langit
71 Mustajabnya Doa Seorang istri
72 Keinginan Hati
73 Jalan Keluar
74 Roda Berputar
75 Seseorang di Balik Kesalahpahaman
76 Dugaan
77 Solusi
78 Rencana Balas Dendam
79 Sebuah Harga Diri
80 Beda Pandangan
81 Tidak Menyangka
82 Merasa Dijebak
83 Pasrah
84 Tetap Harus Dijalani
85 Cemburu tanpa Alasan
86 Sebuah Harapan
87 Suara Itu
88 Seperti Mimpi
89 Dia dan Hatiku
90 Wanita Bercadar
91 Bertemu Mertua
92 Terlanjur Basah
93 Cara Licik Langit Meluluhkan Riana
94 Pertengkaran Manis
95 Terjerat Jaring Cinta
96 Tersadar
97 Terciduk
98 Bom Waktu
99 Hadapi
100 Beban Riana
101 Entahlah
102 Diam-diam Mencari Bukti
103 Main Insting
104 Kepercayaan yang Hilang
105 Mirip
106 Akal Licik
107 Ternyata
108 Perasaan Gila
109 Tidak Akan Putus Asa
110 Adu Cepat
111 Jatuh cinta
112 Cinta itu Ada
113 Kebenaran Tentang Karen
114 Patah Hati Berujung Dendam
115 Termakan Jebakan
116 Kecewa
117 Harusnya
118 Beraksi
119 Bantuan
120 Nasehat Terbaik
121 Titik Terang
122 Cinta dalam Ambisi
123 Saling Curiga
124 Menanti Sebuah Jawaban
125 Kejujuran
126 Keputusan dalam kecurigaan
127 Kabar gembira
128 Dendam Terbalaskan
129 Bukti
130 Aku dan Kamu, Apa Boleh?
131 Ketulusan Hati
132 Ucapan Terima Kasih
133 Rekomendasi Untuk Kalian
134 Rekomendasi untuk kalian
135 Promo Novel
136 Promo Novel dari Sahabat
137 Promo Novel Sahabat
138 Karya Baru
139 Karya Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Desakkan Orang Tua
2
Terpaksa Menerima
3
Bukan Inginku
4
Meski Bukan Pernikahan Impian
5
Hinaan Menyakitkan
6
Semakin Parah
7
Tak Menyangka
8
Menjaga Posisi
9
Seharusnya
10
Tak Ada Pilihan Lain
11
Namanya Hati
12
Akal Busuk Yuta
13
Tuduhan Menyakitkan
14
Berusaha Kuat
15
Serba Salah
16
Pemikiran Bodoh
17
Mengalah
18
Sebuah Pilihan
19
Dimanfaatkan
20
Hilang
21
Memutuskan Pergi
22
Ketulusan Hati Riana
23
Shock
24
Penyesalan Mertua
25
Harga Mati
26
Penyesalan Tak Guna
27
Sebuah Tamparan Mematikan
28
Keputusan Terbaik
29
Ternyata
30
Luka di atas Kecewa
31
Yuta Tak Tinggal Diam
32
Kecurigaan Minah
33
Terserang Virus Bucin
34
Mencari Bukti
35
Memastikan
36
Penyesalan
37
Pertolongan tak Terduga
38
Bukti Baru
39
Hampir Ketahuan
40
Keputusan Terbaik
41
Mengikuti Alur
42
Sebuah Misi
43
Berhasil
44
Berhasil (2)
45
Luka di Atas Rasa
46
Keinginan
47
Ingin Lebih Baik
48
Rencana Jahat
49
Ikatan Batin
50
Saling Membalas
51
Harus Tegas
52
Rasa
53
Terlambat
54
Tanpa Sadar Telah Terikat
55
Kabar Gembira Untuk Riana
56
Berbanding Terbalik
57
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
58
Adu Kelicikan
59
Bayangan Pengganggu
60
Niat Baik Riana
61
Teringat Sesuatu
62
Sebab Akibat
63
Apa Maumu?
64
Risalah Hati
65
Pertolongan Tuhan
66
Teledor
67
Namanya juga Suami Istri
68
Keteledoran Membawa Berkah
69
Keputusan
70
Tamparan Untuk Langit
71
Mustajabnya Doa Seorang istri
72
Keinginan Hati
73
Jalan Keluar
74
Roda Berputar
75
Seseorang di Balik Kesalahpahaman
76
Dugaan
77
Solusi
78
Rencana Balas Dendam
79
Sebuah Harga Diri
80
Beda Pandangan
81
Tidak Menyangka
82
Merasa Dijebak
83
Pasrah
84
Tetap Harus Dijalani
85
Cemburu tanpa Alasan
86
Sebuah Harapan
87
Suara Itu
88
Seperti Mimpi
89
Dia dan Hatiku
90
Wanita Bercadar
91
Bertemu Mertua
92
Terlanjur Basah
93
Cara Licik Langit Meluluhkan Riana
94
Pertengkaran Manis
95
Terjerat Jaring Cinta
96
Tersadar
97
Terciduk
98
Bom Waktu
99
Hadapi
100
Beban Riana
101
Entahlah
102
Diam-diam Mencari Bukti
103
Main Insting
104
Kepercayaan yang Hilang
105
Mirip
106
Akal Licik
107
Ternyata
108
Perasaan Gila
109
Tidak Akan Putus Asa
110
Adu Cepat
111
Jatuh cinta
112
Cinta itu Ada
113
Kebenaran Tentang Karen
114
Patah Hati Berujung Dendam
115
Termakan Jebakan
116
Kecewa
117
Harusnya
118
Beraksi
119
Bantuan
120
Nasehat Terbaik
121
Titik Terang
122
Cinta dalam Ambisi
123
Saling Curiga
124
Menanti Sebuah Jawaban
125
Kejujuran
126
Keputusan dalam kecurigaan
127
Kabar gembira
128
Dendam Terbalaskan
129
Bukti
130
Aku dan Kamu, Apa Boleh?
131
Ketulusan Hati
132
Ucapan Terima Kasih
133
Rekomendasi Untuk Kalian
134
Rekomendasi untuk kalian
135
Promo Novel
136
Promo Novel dari Sahabat
137
Promo Novel Sahabat
138
Karya Baru
139
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!