Pemikiran Bodoh

Sebelum tidur, Nana dan Dayat mendatangi Yuta yang ada di kamarnya. Mencoba memberi pengertian pada wanita keras kepala itu. Nana hanya ingin menunjukkan pada wanita itu bahwa madunya bukalah wanita jahat yang hanya menginginkan harta dan suaminya. Mereka hanya ingin menunjukkan ketulusan hati wanita itu. Wanita yang telah rela berkorban untuk keluarganya adalah wanita yang berhati mulia.

"Kamu harusnya nggak boleh begitu, Yuta. Kamu lihat betapa Ria sangat menyayangi putrimu. Dia rela menjaganya siang dan malam. Tanpa pamrih. Tanpa mengeluh," ucap Nana mulai kesal dengan sanggahan-sanggahan yang yang dilontarkan oleh wanita yang dinikahi putranya empat tahun silam ini.

"Coba kamu pikirkan lagi, Yuta. Seandainya nggak ada Ria, gimana nasib anak kamu. Nasib suami kamu. Rumah kamu juga. Mereka bakalan terlantar, Yuta. Udah pembantu kamu pecat semua. Kayak bisa ngerjain sendiri aja kamu," tambah Nana. Kali ini, wanita paruh baya ini hampir kehilangan kesabaran. Ingin rasanya ia mencaci maki wanita bodoh menurutnya ini. Andai tak ingat bahwa saat ini sang menantu sedang berjuang untuk karena sakit yang ia derita.

"Sudahlah, Ma. Nggak ada gunanya kita bicara dengan seseorang yang tidak memiliki ketulusan. Tahunya hanya ingin memiliki semua. Keserakahan telah mereka dominasi hatinya. Tapi tak punya kekuatan untuk menjaga dan merawat apa yang ia kehendaki. Sudah, Ma. Sebaiknya kita pergi dari sini, biarkan dia pikirkan apa yang dia lakukan," tambah Dayat tak mau kalah.

Tak ada perbincangan lagi, mereka berdua pun memutuskan untuk keluar dari kamar Yuta. Rasanya percuma mengingatkan, hati Yuta telah dipenuhi kebencian terhadap Riana. Hati itu telah termakan cemburu yang menggebu. Tak ada lagi celah untuk nasehat yang sejatinya berguna untuk kebaikannya. Lagi-lagi, Dayat dan Nana tak habis pikir dengan pemikiran kolot dan picik menantunya tersebut.

Di sudut hati yang lain, Yuta menangis dalam diam. Dia hanya menginginkan haknya, apakah salah? Yuta hanya ingin Langit dan putrinya hanya menatapnya. Mencintainya. Bukan wanita yang seharusnya tidak boleh masuk ke dalam rumah ini.

Kembali hati wanita ini teremas keras. Teriris perih. Sakit bukan main. Terlebih kedua orang tua sang suami selalu membela wanita itu. Wanita yang sangat ia benci lahir maupun batin.

***

Lain Yuta lain pula Riana. Nasib wanita ini saat ini juga berada di ujung neraka. Kemarahan sang suami yang menyeret wanita malang itu ke dalam tempat tersebut. Langit menarik kasar tangan Riana dan mendorong wanita itu hingga tersungkur. Lengannya menabrak sisi nakas. Serta kepalanya terbentur ranjang. Darah pun mengucur deras dari kening wanita itu.

Riana hanya bisa mengaduh dan menangis pasrah. Karena ia tahu, mengapa Langit bisa sebringas ini. Riana sadar akan konsekuensi tentang apa yang ia perbuat. Tetapi, sekali lagi, ia berada di dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk memilih. Dilain pihak, kedua mertuanya menginginkan itu. Sedangkan sang suami, kini ia melihat sendiri akibat dari pilihannya.

"Ampun, Mas! Ria hanya menuruti perintah mama," ucap Riana sembari menutup luka yang ada di keningnya.

"Kamu pikir aku peduli, ha!" bentak Langit kesal.

"Ini hanya sementara, Mas. Nanti kalau mereka pulang, Ria pasti simpan kembali," jawab wanita malang ini.

Sayangnya, hati Langit telah tertutup amarah. Sehingga tuli untuk sebuah alasan. Meskipun pada kenyataannya, alasan yang wanita itu utarakan adalah sebuah kebenaran.

"Sudah ku bilang aku nggak peduli. Apakah kamu mau tahu kenapa aku bisa semarah ini heh!" tantang Langit sembaro menghadiahkan kenangan di kaki Riana.

Wanita ini kembali meringis kesakitan. Kata ampun tak lagi keluar dari mulutnya. Percuma. Sebab Langit tak mendengar sama sekali eluhan kesakitannya.

"Foto pernikahan itu, bagiku, adalah sebuah penghinaan. Karena aku belum mampu membiayai sendiri pengobatan istriku. Dan terpaksa aku harus menikah dengan pelacuran hina sepertimu. Hanya untuk apa? Untuk menutupi Ketidakberdaayaanku. Seandainya aku tidak semiskin ini. Seandainya aku bisa membiayai pengobatan istriku sendiri. Mungkin pernikahan ini tidak akan pernah terjadi. Apa kamu ingin tahu, seberapa bencinya aku pada kedua orang tuaku?" Langit menghela napas panjang.

"Aku sangat membenci mereka. Sama seperti aku membencimu. Kalian adalah manusia-manusia jahat yang tega memanfaatkan kelemahanku. Kalian adalah manusia-manusia berhati busuk yang tega menginjakku. Menghinaku karena aku tak berdaya, kan. Katakan, bukankah itu yang kalian lakukan terhadapku, ha?" Langit kembali menendang kaki Riana. Karena menurutnya, itulah yang pantas Riana Terima karena telah berani memanfaatkan kelemahannya.

Riana tak bisa menjawab ucapan itu. Karena sejatinya, apa yang dikatakan Langit hampir lima puluh persen adalah benar. Di samping itu, Langit dalam keadaan emosi sekarang. Suaranya hanya akan memperkeruh susana. Itu sebabnya, Riana memilih diam dan menerima luapan emosi tersebut.

"Sekarang! Kamu tidur saja di situ. Jangan sekali-sekali kamu naik keranjang ku. Karena ranjang ku terlalu suci untuk wanita kotor sepertimu, kamu dengar Riana?" ucap Langit memperingatkan.

Riana menghapus pelan air mata. Ia sama sekali tak berani membantah perintah tersebut. Alasannya tetap sama, ia tak ingin menyukut emosi pria itu.

Biarlah semua berada di dalam kendalinya. Biarlah ia tenggelam di dalam pemikiran kotornya. Percuma dijelaskan. Percuma ia melakukan pembelaan terhadap dirinya. Rasa benci Langit terhadapnya lebih besar. Maka kebaikan seperti apapun tak akan mampu menutup kebencian tersebut.

Riana ingat betul nasehat ibunya ketika ia masih kecil dulu. Bahwa menghadapi laki-laki jangan dengan cara laki-laki. Karena jika mahluk bernama laki-laki tersebut dilawan dengan cara laki-laki, maka semua akan bertambah parah. Ibaratnya kita menampar sekali, maka dia akan membalasnya sepuluh kali lipat. Pun sebaliknya. Jika dia berteriak, maka kita diam adalah cara terbaik. Jika dia menjelma jadi api, maka kita harus jadi air. Seperti itulah hidup berumah tangga. Harus bisa menjaga dan mengambil sikap tepat waktu. Tidak boleh lengah apa lagi menuruti ego. Riana hanya bisa bersabar untuk saat ini.

Di kamar mandi, Langit yang masih kesal kembali mengamuk di sana. Ia membanting dan merusak apapun yang ada di ruangan tersebut.

Pria tampan ini merasa , dunia ini sedang mempermainkan kelemahannya. Orang tuanya begitu mudah memaksakan kehendak mereka. Riana, wanita brengsek menurutnya itu pun sama, memanfaatkan kelemahannya untuk mencapai tujuannya.

Bagi Langit, orang-orang tersebut sangat tidak pantas ia hargai. Mungkin saat ini dia diam dan menerima segala peraturan yang orang tuanya buat Tetapi, suatu saat nanti, Langit berjanji akan memporak-porandakan orang-orang yang telah menjeratnya ke dalam kehidupan yang penuh drama ini.

Langit tidak akan pernah mengampuni orang-orang yang berani mengambil keuntungan darinya, apa lagi memanfaatkannya, termasuk Riana.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Fhebrie

Fhebrie

riana terlalu lemah jd istri hadeh geram aku jadinya

2022-08-03

0

Winar hasan

Winar hasan

gak slaah....hnya saja hrus pandai menempatkan diri...jgn mrah2 trus...

2022-07-23

0

꧁ 🇨 🇭 🇾 🇾 🇾 🇷 🇦 🇦 🇦 ꧂

꧁ 🇨 🇭 🇾 🇾 🇾 🇷 🇦 🇦 🇦 ꧂

ternyata langit memang pasangan sempurna yuta..sama2 busuk hatinya iblis sudah menguasai keduanya.

2022-05-26

0

lihat semua
Episodes
1 Desakkan Orang Tua
2 Terpaksa Menerima
3 Bukan Inginku
4 Meski Bukan Pernikahan Impian
5 Hinaan Menyakitkan
6 Semakin Parah
7 Tak Menyangka
8 Menjaga Posisi
9 Seharusnya
10 Tak Ada Pilihan Lain
11 Namanya Hati
12 Akal Busuk Yuta
13 Tuduhan Menyakitkan
14 Berusaha Kuat
15 Serba Salah
16 Pemikiran Bodoh
17 Mengalah
18 Sebuah Pilihan
19 Dimanfaatkan
20 Hilang
21 Memutuskan Pergi
22 Ketulusan Hati Riana
23 Shock
24 Penyesalan Mertua
25 Harga Mati
26 Penyesalan Tak Guna
27 Sebuah Tamparan Mematikan
28 Keputusan Terbaik
29 Ternyata
30 Luka di atas Kecewa
31 Yuta Tak Tinggal Diam
32 Kecurigaan Minah
33 Terserang Virus Bucin
34 Mencari Bukti
35 Memastikan
36 Penyesalan
37 Pertolongan tak Terduga
38 Bukti Baru
39 Hampir Ketahuan
40 Keputusan Terbaik
41 Mengikuti Alur
42 Sebuah Misi
43 Berhasil
44 Berhasil (2)
45 Luka di Atas Rasa
46 Keinginan
47 Ingin Lebih Baik
48 Rencana Jahat
49 Ikatan Batin
50 Saling Membalas
51 Harus Tegas
52 Rasa
53 Terlambat
54 Tanpa Sadar Telah Terikat
55 Kabar Gembira Untuk Riana
56 Berbanding Terbalik
57 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
58 Adu Kelicikan
59 Bayangan Pengganggu
60 Niat Baik Riana
61 Teringat Sesuatu
62 Sebab Akibat
63 Apa Maumu?
64 Risalah Hati
65 Pertolongan Tuhan
66 Teledor
67 Namanya juga Suami Istri
68 Keteledoran Membawa Berkah
69 Keputusan
70 Tamparan Untuk Langit
71 Mustajabnya Doa Seorang istri
72 Keinginan Hati
73 Jalan Keluar
74 Roda Berputar
75 Seseorang di Balik Kesalahpahaman
76 Dugaan
77 Solusi
78 Rencana Balas Dendam
79 Sebuah Harga Diri
80 Beda Pandangan
81 Tidak Menyangka
82 Merasa Dijebak
83 Pasrah
84 Tetap Harus Dijalani
85 Cemburu tanpa Alasan
86 Sebuah Harapan
87 Suara Itu
88 Seperti Mimpi
89 Dia dan Hatiku
90 Wanita Bercadar
91 Bertemu Mertua
92 Terlanjur Basah
93 Cara Licik Langit Meluluhkan Riana
94 Pertengkaran Manis
95 Terjerat Jaring Cinta
96 Tersadar
97 Terciduk
98 Bom Waktu
99 Hadapi
100 Beban Riana
101 Entahlah
102 Diam-diam Mencari Bukti
103 Main Insting
104 Kepercayaan yang Hilang
105 Mirip
106 Akal Licik
107 Ternyata
108 Perasaan Gila
109 Tidak Akan Putus Asa
110 Adu Cepat
111 Jatuh cinta
112 Cinta itu Ada
113 Kebenaran Tentang Karen
114 Patah Hati Berujung Dendam
115 Termakan Jebakan
116 Kecewa
117 Harusnya
118 Beraksi
119 Bantuan
120 Nasehat Terbaik
121 Titik Terang
122 Cinta dalam Ambisi
123 Saling Curiga
124 Menanti Sebuah Jawaban
125 Kejujuran
126 Keputusan dalam kecurigaan
127 Kabar gembira
128 Dendam Terbalaskan
129 Bukti
130 Aku dan Kamu, Apa Boleh?
131 Ketulusan Hati
132 Ucapan Terima Kasih
133 Rekomendasi Untuk Kalian
134 Rekomendasi untuk kalian
135 Promo Novel
136 Promo Novel dari Sahabat
137 Promo Novel Sahabat
138 Karya Baru
139 Karya Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Desakkan Orang Tua
2
Terpaksa Menerima
3
Bukan Inginku
4
Meski Bukan Pernikahan Impian
5
Hinaan Menyakitkan
6
Semakin Parah
7
Tak Menyangka
8
Menjaga Posisi
9
Seharusnya
10
Tak Ada Pilihan Lain
11
Namanya Hati
12
Akal Busuk Yuta
13
Tuduhan Menyakitkan
14
Berusaha Kuat
15
Serba Salah
16
Pemikiran Bodoh
17
Mengalah
18
Sebuah Pilihan
19
Dimanfaatkan
20
Hilang
21
Memutuskan Pergi
22
Ketulusan Hati Riana
23
Shock
24
Penyesalan Mertua
25
Harga Mati
26
Penyesalan Tak Guna
27
Sebuah Tamparan Mematikan
28
Keputusan Terbaik
29
Ternyata
30
Luka di atas Kecewa
31
Yuta Tak Tinggal Diam
32
Kecurigaan Minah
33
Terserang Virus Bucin
34
Mencari Bukti
35
Memastikan
36
Penyesalan
37
Pertolongan tak Terduga
38
Bukti Baru
39
Hampir Ketahuan
40
Keputusan Terbaik
41
Mengikuti Alur
42
Sebuah Misi
43
Berhasil
44
Berhasil (2)
45
Luka di Atas Rasa
46
Keinginan
47
Ingin Lebih Baik
48
Rencana Jahat
49
Ikatan Batin
50
Saling Membalas
51
Harus Tegas
52
Rasa
53
Terlambat
54
Tanpa Sadar Telah Terikat
55
Kabar Gembira Untuk Riana
56
Berbanding Terbalik
57
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
58
Adu Kelicikan
59
Bayangan Pengganggu
60
Niat Baik Riana
61
Teringat Sesuatu
62
Sebab Akibat
63
Apa Maumu?
64
Risalah Hati
65
Pertolongan Tuhan
66
Teledor
67
Namanya juga Suami Istri
68
Keteledoran Membawa Berkah
69
Keputusan
70
Tamparan Untuk Langit
71
Mustajabnya Doa Seorang istri
72
Keinginan Hati
73
Jalan Keluar
74
Roda Berputar
75
Seseorang di Balik Kesalahpahaman
76
Dugaan
77
Solusi
78
Rencana Balas Dendam
79
Sebuah Harga Diri
80
Beda Pandangan
81
Tidak Menyangka
82
Merasa Dijebak
83
Pasrah
84
Tetap Harus Dijalani
85
Cemburu tanpa Alasan
86
Sebuah Harapan
87
Suara Itu
88
Seperti Mimpi
89
Dia dan Hatiku
90
Wanita Bercadar
91
Bertemu Mertua
92
Terlanjur Basah
93
Cara Licik Langit Meluluhkan Riana
94
Pertengkaran Manis
95
Terjerat Jaring Cinta
96
Tersadar
97
Terciduk
98
Bom Waktu
99
Hadapi
100
Beban Riana
101
Entahlah
102
Diam-diam Mencari Bukti
103
Main Insting
104
Kepercayaan yang Hilang
105
Mirip
106
Akal Licik
107
Ternyata
108
Perasaan Gila
109
Tidak Akan Putus Asa
110
Adu Cepat
111
Jatuh cinta
112
Cinta itu Ada
113
Kebenaran Tentang Karen
114
Patah Hati Berujung Dendam
115
Termakan Jebakan
116
Kecewa
117
Harusnya
118
Beraksi
119
Bantuan
120
Nasehat Terbaik
121
Titik Terang
122
Cinta dalam Ambisi
123
Saling Curiga
124
Menanti Sebuah Jawaban
125
Kejujuran
126
Keputusan dalam kecurigaan
127
Kabar gembira
128
Dendam Terbalaskan
129
Bukti
130
Aku dan Kamu, Apa Boleh?
131
Ketulusan Hati
132
Ucapan Terima Kasih
133
Rekomendasi Untuk Kalian
134
Rekomendasi untuk kalian
135
Promo Novel
136
Promo Novel dari Sahabat
137
Promo Novel Sahabat
138
Karya Baru
139
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!