Seharusnya

Beberapa hari telah berlalu. Ara begitu nyaman berada dalam asuhan Riana. Namun sayang, Langit dan Yuta hanya mengizinkan ia mendekati gadis cilik itu, ketika bayi itu menangis dan sang pengasuh tidak mampu mendiamkannya. Selebihnya, Riana tidak boleh ke rumah utama. Apa lagi hendak mendekati Ara. Itu adalah larangan tambahan untuknya.

Sekali lagi, Riana tak bisa berbuat apa-apa. Karena itu sudah menjadi peraturan yang harus ia patuhi. Namun begitu, istri kedua Langit ini, tetap berusaha menyamankan posisinya. Meskipun pada kenyataannya ia sangat tertekan.

Siang itu tak sengaja Riana mendengar seseorang menangis. Penasaran, wanita ayu ini pun mencari arah suarasuara itu.

Sampai di samping kamarnya, tepatnya kamar para asisten rumah tangga di sana, terlihat babysitter yang mengasuh Ara sedang menangis sembari memberrskan barang-barangnya.

"Ada apa, Sus? Kenapa menangis?" tanya Riana pada gadis itu.

"Bapak saya, Bu. Bapak saya sakitnya kambuh. Dia minta saya pulang," jawab pengasuh Ara, jujur.

"Ya Allah, terus beliau gimana?" tanya Riana ikut khawatir.

"Sekarang bapak di rumah sakit, Bu. Nggak ada yang ngerawat. Bude sama pakde ada, tapi kan nggak bisa selalu merawat. Sedangkan ibu saya sudah lama berpulang," jawabnya lagi.

Riana mengerti bagaimana perasaan gadis ini saat ini. Wajar jika dia menangis.

"Ya sudah, jangan nangis lagi. Kamu bilang saja sama pak Langit kalo bapak kamu membutuhkanmu. Udah jangan nangis lagi, ya. Semoga beliau cepet sembuh," ucap Riana sembari membantu gadis itu merapikan barang-barangnya.

"Makasih banyak, Bu, sudah mengerti saya. Tetapi bu Yuta nggak izin, pak Langit juga. Saya harus gimana?" tanya gadis ini takut.

Riana diam sesaat. Sebab ia sendiri juga tak punya solusi jika begini. Riana sendiri tak punya kekuatan untuk mengutarakan idenya pada mereka. Nasibnya sendiri di sini juga tidak tahu akan bertahan sampai kapan.

"Coba kamu ngomong sama Bu Nana saja, Sus," ucap Riana memberi ini.

Gadis itu menatap Riana. Kemudian, ia pun menyetujui usul istri muda majikannya itu.

Beberapa saat berlalu, akhirnya babysitter itu pun mencoba menghubungi Nana selaku wanita yang mempekerjakannya.

Sedangkan Riana menunggu dan duduk di ranjang gadis yang saat ini kebingungan itu.

"Bagaimana?" tanya Riana pada gadis itu.

"Boleh, Bu. Mereka memperbolehkan saya pulang. Tapi, nanti kalo bapak udah sembuh, mereka meminta saya untuk bekerja kembali," jawab gadis itu.

"Baiklah, syukur deh kalo gitu. Ya udah kanu siap-siap. Aku bantu kamu panggilin taksi," ucap Riana.

Gadis itu pun tersenyum sekilas dan tak lupa ia juga berterima kasih kepada Riana karena telah membantunya.

Namun sayang seribu sayang. Apa yang dilakukan Riana sampai ke telinga Yuta. Sehingga wanita ini pun punya kesempatan untuk mengadu pada sang suami.

"Kok bisa si Lani pulang? Gajinya kan belum aku kasih. Nekat sekali dia!" ucap Langit kesal.

"Istri mudamu itulah sok jadi pahlawan. Dia nelponin bapak sama ibumu. Minta mereka ngizinin Lani balik," jawab Yuta mengompori.

Tak hayal, Langit pun panas. Dengan penuh amarah, pria ini pun mendatangi Riana di rumah belakang, yang saat itu sedang mencuci baju-baju Ara.

Dengan kasar, Langit pun menarik tangan Riana dan membawa wanita ayu itu menjauh dari tempat laundry.

"Ada apa, Mas?" tanya Riana ketika Langit mendorongnya ke tembok.

Langit yang di selimuti awan amarah, tentu saja langsung membentak Riana. "Siapa yang mengizinkanmu membuat keputusan di rumah ini?" tanya Langit kasar.

"Keputusan apa, Mas? Ria nggak nglakuin apa-apa. Demi Tuhan!" jawab Riana jujur.

"Kalo bukan kamu yang ngasih izin Lani untuk pulang, mana mungkin dia berani? Masih mau menyangkal kamu?" sanggah Langit kesal.

"Astaghfirullah... yang kasih ini bukan Ria, Mas. Tapi mama sama papa. Mas kan ta..."

"Ta apa hah? Kalo otak manusia dari lahir udah licik ya begini ini, selalu menghalalkan cara untuk mencapai tujuannya," potong Langit sengit.

"Istighfar, Mas. Sungguh Ria nggak ngapa-ngapain. Mas bisa tanya sama Lani sendiri, atau sama mama papa. Sungguh!" jawab Riana lagi, bukan bermaksud melawan, tapi itu memang kenyatannya.

"Kamu pikir aku percaya ha? Kamu pikir aku simpati gitu sama dia? Dia dan kamu sama saja. Sama-sama pembohong. Kebiasaan ... kalo habis ditolongin lalu ninggalin. Kamu mau tahu alasan dia minta berhenti, itu karena udah dapat bantuan banyak dari mama. Makanya minta berhenti. Kek kamu. Habis di kasih duit lalu mau aja disuruh kawin sama aku kan? Kan udah kubilang kalian tu sama. Sama-sama nggak tahu diri." Langit menatap tajam ke arah Riana. Sedangkan Riana membalas tatapan itu dengan tatapan lembut.

"Mas, Ria nggak kek gitu!" ucap Riana berusaha membela diri.

"Nggak ke gitu apa? Pokoknya aku nggak mau tahu, kalo sampai Lani nggak balik hari ini, jangan harap kamu bisa tidur dengan nyeyak malam ini. Satu lagi jangan pernah dekati putriku, atau aku patahkan tanganmu!" ancam Langit kesal. Enggan berdebat, pria kasar ini pun akhirnya meninggalkan Riana seorang diri.

Termenung memikirkan apa sebenarnya salahnya sehingga membuat sang suami begitu marah padanya.

***

Keesokan harinya...

Langit benar-benar tak mengizinkan Riana menyentuh putrinya. Bahkan dia membawa gadis cilik itu ke kantor. Demi menjauhkan Ara dari Riana. Demi menjaga emosi Yuta. Agar emosi wanita yang ia cintai itu tetap stabil. Jika emosi Yuta stabil. Maka wanita ini akan bahagia. Yang artinya, Yuta akan semangat sembuh dan akan tetap berjuang bersamanya. Yuta akan panjang umur. Karena itulah tujuan Langit selama ini. Hanya itu. Dia tak ingin kehilangan wanita yang sangat ia cintai itu.

Langit tidak masalah harus bersusah-payah menjaga Ara sendiri sambil bekerja. Pria ini yakin bisa menaklukkan masalahnya tanpa melibatkan Riana. Melibatkan wanita yang ia benci itu.

Sayangnya, Langit tidak mengerti dunia anak. Sehingga tangisan dan juga apa yang Ara inginkan sama sekali Langit tidak memahaminya.

Tentu saja, kabar kecerobohan Langit membuat kedua orang tuanya murka. Tak ayal, Nana pun langsung menghubungi putra semata wayangnya itu untuk memarahinya tentunya.

"Apa maksudmu membawa Ara ikut serta bersamamu ke kantor. Lalu apa gunanya Riana, hah?" tanya Nana kesal.

"Mengertilah Ma, aku nggak mau terlalu melibatkan wanita itu. Aku nggak mau dia terlalu dekat dengan Ara, Ma. Dia itu hanya ibu tiri, sayangnya biasanya hanya di depan kita saja," jawab Langit sedikit memelas.

"Pemikiran bodoh dari mana itu hah?" tanya Nana kesal.

"Maaa! Mengertilah!" pinta Langit memohon.

"Mengerti apa Langit? Mengerti apa? Kamu itu yang tidak mengerti. Apa salahnya jika Riana menjaga Ara? Apa salahnya jika wanita yang kamu nikahi itu menyayangi Ara? Kamu jangan egois Langit. Putrimu membutuhkan seseorang untuk menjaga dan merawatnya. Mengerti!" desak Nana kesal.

"Kamu harus bisa mengendalikan ego, Langit. Demi putrimu. Seharusnya Yuta juga bersikap lebih dewasa. Jangan mencampur adukkan urusan hati dengan kebutuhan putrimu Langit. Dia masih kecil. Masih membutuhkan kita, orang dewasa untuk menjaganya. Jangan main-main dengan hidup Ara, kamu. Kami sudah bersusah payah memilihkan ibu untuknya, jadi jangan merusak apa yang sudah kami persiapkan untuk Ara." Suara Nana terdengar lebih tegas dan tak main-main.

"Tapi, Ma... " Langit masih berusaha memohon.

"Kamu bilang tak percaya pada Riana karena Riana hanyalah ibu tiri bukan?" tanya Nana, suaranya terdengar lebih pelan. Namun, Langit tidak mau menjawab pertanyaan itu.

"Mama punya solusi. Jika kamu tak percaya pada Riana, maka bawa saja mereka bersamamu. Ke mana pun kamu pergi. Setelah kamu percaya bahwa Riana pantas menjaga Ara, baru kamu boleh melepaskan mereka. Jika menurutmu Riana tak pantas menjaga Ara, maka sebaliknya. Kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau. Termasuk tidak memperbolehkan Riana mendekati putrimu. Bagaimana?" tanya Nana menawarkan.

Langit hanya diam. Ia tak sanggup menjawab tawaran sang ibu. Karena ia tahu bahwa apa yang orang tuanya pikirkan memang benar. Ini semua untuk kebaikan Ara. Seharusnya Langit memang harus menekan egonya sedikit saja. Demi Ara, ya demi Ara.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Fhebrie

Fhebrie

riana terlalu lemah mau sj di tindas tak ada oembelaan sm sekali

2022-08-03

0

Marlida Yusuf

Marlida Yusuf

yuta sakit apa kok bisa bicara bisa mesra manja

2022-07-19

0

Winarti 151

Winarti 151

duhhh exmosi sma langit jadi thor cepet bikn langit nyungsep lh biar bucin dia haeuduuchhhh.

2022-06-28

0

lihat semua
Episodes
1 Desakkan Orang Tua
2 Terpaksa Menerima
3 Bukan Inginku
4 Meski Bukan Pernikahan Impian
5 Hinaan Menyakitkan
6 Semakin Parah
7 Tak Menyangka
8 Menjaga Posisi
9 Seharusnya
10 Tak Ada Pilihan Lain
11 Namanya Hati
12 Akal Busuk Yuta
13 Tuduhan Menyakitkan
14 Berusaha Kuat
15 Serba Salah
16 Pemikiran Bodoh
17 Mengalah
18 Sebuah Pilihan
19 Dimanfaatkan
20 Hilang
21 Memutuskan Pergi
22 Ketulusan Hati Riana
23 Shock
24 Penyesalan Mertua
25 Harga Mati
26 Penyesalan Tak Guna
27 Sebuah Tamparan Mematikan
28 Keputusan Terbaik
29 Ternyata
30 Luka di atas Kecewa
31 Yuta Tak Tinggal Diam
32 Kecurigaan Minah
33 Terserang Virus Bucin
34 Mencari Bukti
35 Memastikan
36 Penyesalan
37 Pertolongan tak Terduga
38 Bukti Baru
39 Hampir Ketahuan
40 Keputusan Terbaik
41 Mengikuti Alur
42 Sebuah Misi
43 Berhasil
44 Berhasil (2)
45 Luka di Atas Rasa
46 Keinginan
47 Ingin Lebih Baik
48 Rencana Jahat
49 Ikatan Batin
50 Saling Membalas
51 Harus Tegas
52 Rasa
53 Terlambat
54 Tanpa Sadar Telah Terikat
55 Kabar Gembira Untuk Riana
56 Berbanding Terbalik
57 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
58 Adu Kelicikan
59 Bayangan Pengganggu
60 Niat Baik Riana
61 Teringat Sesuatu
62 Sebab Akibat
63 Apa Maumu?
64 Risalah Hati
65 Pertolongan Tuhan
66 Teledor
67 Namanya juga Suami Istri
68 Keteledoran Membawa Berkah
69 Keputusan
70 Tamparan Untuk Langit
71 Mustajabnya Doa Seorang istri
72 Keinginan Hati
73 Jalan Keluar
74 Roda Berputar
75 Seseorang di Balik Kesalahpahaman
76 Dugaan
77 Solusi
78 Rencana Balas Dendam
79 Sebuah Harga Diri
80 Beda Pandangan
81 Tidak Menyangka
82 Merasa Dijebak
83 Pasrah
84 Tetap Harus Dijalani
85 Cemburu tanpa Alasan
86 Sebuah Harapan
87 Suara Itu
88 Seperti Mimpi
89 Dia dan Hatiku
90 Wanita Bercadar
91 Bertemu Mertua
92 Terlanjur Basah
93 Cara Licik Langit Meluluhkan Riana
94 Pertengkaran Manis
95 Terjerat Jaring Cinta
96 Tersadar
97 Terciduk
98 Bom Waktu
99 Hadapi
100 Beban Riana
101 Entahlah
102 Diam-diam Mencari Bukti
103 Main Insting
104 Kepercayaan yang Hilang
105 Mirip
106 Akal Licik
107 Ternyata
108 Perasaan Gila
109 Tidak Akan Putus Asa
110 Adu Cepat
111 Jatuh cinta
112 Cinta itu Ada
113 Kebenaran Tentang Karen
114 Patah Hati Berujung Dendam
115 Termakan Jebakan
116 Kecewa
117 Harusnya
118 Beraksi
119 Bantuan
120 Nasehat Terbaik
121 Titik Terang
122 Cinta dalam Ambisi
123 Saling Curiga
124 Menanti Sebuah Jawaban
125 Kejujuran
126 Keputusan dalam kecurigaan
127 Kabar gembira
128 Dendam Terbalaskan
129 Bukti
130 Aku dan Kamu, Apa Boleh?
131 Ketulusan Hati
132 Ucapan Terima Kasih
133 Rekomendasi Untuk Kalian
134 Rekomendasi untuk kalian
135 Promo Novel
136 Promo Novel dari Sahabat
137 Promo Novel Sahabat
138 Karya Baru
139 Karya Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Desakkan Orang Tua
2
Terpaksa Menerima
3
Bukan Inginku
4
Meski Bukan Pernikahan Impian
5
Hinaan Menyakitkan
6
Semakin Parah
7
Tak Menyangka
8
Menjaga Posisi
9
Seharusnya
10
Tak Ada Pilihan Lain
11
Namanya Hati
12
Akal Busuk Yuta
13
Tuduhan Menyakitkan
14
Berusaha Kuat
15
Serba Salah
16
Pemikiran Bodoh
17
Mengalah
18
Sebuah Pilihan
19
Dimanfaatkan
20
Hilang
21
Memutuskan Pergi
22
Ketulusan Hati Riana
23
Shock
24
Penyesalan Mertua
25
Harga Mati
26
Penyesalan Tak Guna
27
Sebuah Tamparan Mematikan
28
Keputusan Terbaik
29
Ternyata
30
Luka di atas Kecewa
31
Yuta Tak Tinggal Diam
32
Kecurigaan Minah
33
Terserang Virus Bucin
34
Mencari Bukti
35
Memastikan
36
Penyesalan
37
Pertolongan tak Terduga
38
Bukti Baru
39
Hampir Ketahuan
40
Keputusan Terbaik
41
Mengikuti Alur
42
Sebuah Misi
43
Berhasil
44
Berhasil (2)
45
Luka di Atas Rasa
46
Keinginan
47
Ingin Lebih Baik
48
Rencana Jahat
49
Ikatan Batin
50
Saling Membalas
51
Harus Tegas
52
Rasa
53
Terlambat
54
Tanpa Sadar Telah Terikat
55
Kabar Gembira Untuk Riana
56
Berbanding Terbalik
57
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
58
Adu Kelicikan
59
Bayangan Pengganggu
60
Niat Baik Riana
61
Teringat Sesuatu
62
Sebab Akibat
63
Apa Maumu?
64
Risalah Hati
65
Pertolongan Tuhan
66
Teledor
67
Namanya juga Suami Istri
68
Keteledoran Membawa Berkah
69
Keputusan
70
Tamparan Untuk Langit
71
Mustajabnya Doa Seorang istri
72
Keinginan Hati
73
Jalan Keluar
74
Roda Berputar
75
Seseorang di Balik Kesalahpahaman
76
Dugaan
77
Solusi
78
Rencana Balas Dendam
79
Sebuah Harga Diri
80
Beda Pandangan
81
Tidak Menyangka
82
Merasa Dijebak
83
Pasrah
84
Tetap Harus Dijalani
85
Cemburu tanpa Alasan
86
Sebuah Harapan
87
Suara Itu
88
Seperti Mimpi
89
Dia dan Hatiku
90
Wanita Bercadar
91
Bertemu Mertua
92
Terlanjur Basah
93
Cara Licik Langit Meluluhkan Riana
94
Pertengkaran Manis
95
Terjerat Jaring Cinta
96
Tersadar
97
Terciduk
98
Bom Waktu
99
Hadapi
100
Beban Riana
101
Entahlah
102
Diam-diam Mencari Bukti
103
Main Insting
104
Kepercayaan yang Hilang
105
Mirip
106
Akal Licik
107
Ternyata
108
Perasaan Gila
109
Tidak Akan Putus Asa
110
Adu Cepat
111
Jatuh cinta
112
Cinta itu Ada
113
Kebenaran Tentang Karen
114
Patah Hati Berujung Dendam
115
Termakan Jebakan
116
Kecewa
117
Harusnya
118
Beraksi
119
Bantuan
120
Nasehat Terbaik
121
Titik Terang
122
Cinta dalam Ambisi
123
Saling Curiga
124
Menanti Sebuah Jawaban
125
Kejujuran
126
Keputusan dalam kecurigaan
127
Kabar gembira
128
Dendam Terbalaskan
129
Bukti
130
Aku dan Kamu, Apa Boleh?
131
Ketulusan Hati
132
Ucapan Terima Kasih
133
Rekomendasi Untuk Kalian
134
Rekomendasi untuk kalian
135
Promo Novel
136
Promo Novel dari Sahabat
137
Promo Novel Sahabat
138
Karya Baru
139
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!