Tak terasa setahun telah berlalu. Untuk pertama kalinya Xena kembali menginjakkan kaki di tanah kelahirannya. Ia menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan perlahan ketika baru saja sampai di bandara setelah penerbangan panjang. Bukannya pulang ke rumah sang papa, Xena memilih langsung pergi menuju suatu tempat, untuk melihat sepetak tanah di mana galeri yang menjadi impiannya akan didirikan di sana.
Bibir Xena tersenyum lebar, dia mendapatkan tanah itu dari Hana. Persahabatannya dengan wanita yang lebih pantas menjadi neneknya itu berlanjut lewat dunia maya, semenjak mereka bertemu di Inggris sekitar sembilan bulan yang lalu.
Bagi Xena, Hana adalah sosok hangat dan baik hati, wanita itu mengutamakan juga mengedepankan kejujuran dalam hubungan, dan Xena sangat menghargai itu.
“Xen, apa sudah sampai di Indonesia?” suara Hana terdengar bersemangat, membuat Xena tersenyum lebar dan merasa bahagia.
“Iya Oma Hana, aku baru saja melihat tanah yang Oma berikan.”
Di seberang panggilan, Hana ternyata sedang berjalan bersisian dengan suaminya yang bernama Prawira di sebuah mall.
“Xen, aku ingin bertemu denganmu. Aku juga ingin mengajakmu makan malam. Malam ini datang ya!”
“Itu … “
Xena yang pada awalnya ingin menolak akhirnya memilih mengiyakan, dia begitu sungkan ke Hana. Bagaimanapun juga wanita itu sudah memberikan tanah untuk membangun galeri, meskipun tanah itu belum berubah atas namanya, tapi mendapat hibah seperti itu tentu saja bukan keberuntungan biasa. Xena merasa tidak semua orang seberuntung dirinya.
...~~~~...
Hari yang baru saja kembali dari peternakan begitu bahagia melihat kedatangan putri semata wayangnya, pria itu langsung memeluk erat bahkan menitikkan air mata karena sangat rindu.
“Setahun seperti sehari ‘kan Pa?” goda Xena.
Tentu saja Hari menjadi kesal, dia selama ini menahan rindu yang amat sangat dan Xena hanya menganggap perpisahan dua belas bulan itu seperti sehari?
Dimohon Xena sadar, ada satu pria lagi yang menunggu kedatangannya. Tidak, lebih tepatnya empat pria. Evan, Devgan, Dimitri dan Rudi Tabuti.
_
_
_
“Apa?” Xena terkejut mendengar jawaban Hari saat dia menanyakan akta cerainya.
Sesampainya di rumah, Xena memang langsung memilih beristirahat tadi. Perbedaan waktu antara dua benua membuat dia masih merasakan sedikit Jetlag.
“Setahun yang lalu banyak orang yang mengaku pengacara datang ke sini, mereka semua berbohong, malah ada yang cerita bahwa Evan merobek surat ceraimu. Dia meminta nomor HPmu tapi sesuai pesanmu, Papa tidak memberikannya.”
Xena cengo, dia ingin segera menemui Rudi tapi dia juga harus memenuhi undangan Hana. Bagi Xena, Hana jauh lebih penting. Ia memilih bersiap pergi ke rumah wanita itu dan bertemu sang pengacara kemudian.
...~~~~...
Xena terlihat anggun malam itu, dengan gaun berwarna silver dia datang ke rumah Hana. Pelukan dan sambutan hangat dia terima. Hana pun memperkenalkannya ke sang suami. Prawira pun tak sungkan memuji bakat melukis gadis itu, dia bahkan mendukung keputusan istrinya memberikan tanah agar Xena bisa mendirikan galeri juga sekolah seni.
“Oh … ya, malam ini aku juga mengundang kolegaku, kami sama-sama memiliki bisnis di pertambangan dan ingin melakukan kerja sama, jadi tidak apa-apa ‘kan kalau kita makan bersama?”
Pertanyaan Prawira tentu saja langsung diamini oleh Xena. Mau tidak mau dia harus membuat pasangan suami istri itu senang, impiannya akan terwujud sebentar lagi. Hingga kolega yang dimaksud Prawira datang dan membuat Xena terkejut.
“Selamat malam Pak.”
Suara itu membuat dada Xena berdebar. Dia yang sejak tadi tersenyum seketika mengatupkan bibir dan menoleh. Matanya membeliak bahkan dia tersentak hingga kursi yang diduduki sedikit bergeser ke belakang. Begitu juga dengan sosok kolega Prawira itu, yang ternyata adalah Evan.
Suara pria itu, masih saja membuat hatinya bergemuruh meskipun sudah setahun lamanya tidak bertegur sapa. Menelan saliva, Xena memalingkan muka dan mencoba bersikap tenang meski tatapan matanya sempat bersirobok dengan mata Evan.
“Ayo duduk Ev. Oh … ya perkenalkan ini teman istriku Xena.”
Seperti tidak kenal, Evan pun duduk dan tersenyum. Ditatapnya Xena yang terlihat salah tingkah.
“Senang bisa bertemu Anda, Nona Xena.”
Xena pun menganggukkan kepala, dia memilih tidak menatap agar tidak melihat wajah Evan lagi. Perasaannya tidak tergambarkan. Terlebih saat Prawira dan Hana membahas tentang dirinya.
“Xena adalah pelukis berbakat, dia akan mendirikan galeri dan sekolah seni sendiri. Sayang sekali Ev kamu sudah menikah,” ucap Prawira. “Jika tidak mungkin saja kalian cocok, lihat baju kalian malam ini sangat serasi.”
DEG
Hati Xena bagai dihantam batu. Namun, bukankah tidak seharusnya dia merasa sakit hati mendengar Evan sudah menikah. Setelah dia pergi Evan pasti meresmikan hubungan dengan Jihan. Xena yakin mereka pasti sudah memiliki anak sekarang.
“Iya, sayang sekali tapi - .” Evan menjeda kalimatnya sambil menatap Xena. “Istri saya sangat cantik.”
“Kapan dia akan pulang dari luar negeri?” tanya Prawira lagi.
“Luar negeri? Ah … bukankah Jihan model, tentu saja dia melakukan pemotretan atau mengikuti fashion show,” batin Xena di dalam hati. “Tunggu, tapi jika dia merobek surat cerai dariku, bukankah artinya dia berpoligami? brengsek kau.”
“Pak Prawira saya ingin bertanya.”
Evan memasang muka menjengkelkan saat Xena menoleh ke arahnya. Menelaah ucapan Prawira tadi, Evan berpikir mungkinkah Xena berkata bahwa dia single? jika iya artinya gadis itu berbohong.
Dan benar saja, di dalam hatinya Xena takut jika Evan memberitahu Hana dan Prawira bahwa mereka adalah pasangan suami istri karena belum resmi bercerai.
“Hem … tanya saja.”
“Bagaimana jika seseorang membohongi Anda tentang statusnya, apa yang akan Anda lakukan?”
Prawira menumpukan kedua sikunya di meja makan. Pria itu menoleh ke Hana kemudian menjawab Evan dengan penuh keseriusan. “Bagiku kejujuran adalah hal yang paling utama, orang yang tidak jujur tentang statusnya berarti memiliki niat terselubung di dalam hati, jika seperti itu maka aku akan memilih menjauh dan tidak berhubungan lagi dengannya.”
“Tapi bagaimana jika kebohongannya itu memiliki alasan?” Xena akhirnya buka suara. “Misal seorang wanita yang terpakasa mengatakan dirinya single karena suaminya berselingkuh dan memiliki anak dengan wanita lain.”
“Tentu itu sebuah pengecualian,” jawab Hana. “Tapi, jika seperti itu bukankah sebaiknya dia bercerita bahwa dia dikhianati, dari pada menyembunyikan statusnya. Kecuali dia ingin dianggap wanita kuat. Selain membohongi orang lain artinya dia juga membohongi dirinya sendiri.”
Xena melirik Evan. Pria itu sadar dan malah membalasnya dengan senyuman menghina.
“Kena kau Xen!”
_
_
_
_
Like
Komen
Bagi hadiah
Add favorite 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Sweet Girl
lah lah lah... suamiku ternyata...
2024-01-03
0
MeiSudarmini Soegi
Gotcha..!
2022-08-13
1
dewi
ketemu juga akhirnya
2022-07-28
0