Xena yang kesal langsung berjalan cepat ke taman belakang rumah yang ditempatinya bersama Evan. Ia mendengus berulang kali, bahkan kakinya menendang daun yang jatuh di sepanjang jalan setapak yang dilewati. Ia lantas berhenti di dekat segerombolan bunga berwarna-warni, bunga yang ditanamnya beberapa bulan lalu, bunga yang menjadi pelipur laranya saat Evan tiba-tiba berubah sikap kepadanya.
Xena mengingat masa di mana dia dekat dengan Evan, ketika mereka masih tidak tahu jika akan dijodohkan, hubungannya dan Evan begitu baik layaknya teman.
Flash back
Xena baru saja akan pulang dari galeri. Ia melihat mobil Evan yang terparkir di depan, senyum pun mengembang di bibirnya. Gadis itu lantas setengah berlari menghampiri mobil Evan.
"Kenapa bisa ada di sini?" tanya Xena melongok ke dalam lewat jendela mobil.
"Menjemputmu untuk makan bersama di rumah papa, ayo masuk!" Evan tersenyum hangat pada Xena. Meminta gadis itu masuk ke dalam mobil.
Evan memang sudah beberapa kali mengantar jemput Xena karena keluarga mereka sangat dekat, gadis itu tinggal sendirian di kota yang sama dengan Evan, Hari-sang papa menitipkannya ke Dimitri, sahabat almarhum istrinya.
Saat sampai di rumah Evan, Xena terkejut melihat mobil sang papa.
"Kenapa papa di sini?"
"Mungkin cuma berkunjung seperti biasanya," jawab Evan santai.
Mereka pun turun bersama lantas masuk ke dalam, dan benar mendapati Hari berada di sana, pria itu sudah duduk santai bersama Dimitri. Kedua pria paruh baya itu senang melihat kedekatan Evan dan Xena.
"Jadi sebenarnya ada yang ingin kami sampaikan."
Xena dan Evan cukup terkejut dengan ucapan Dimitri. Mereka pun duduk dan bersiap mendengar apa yang akan disampaikan oleh Pria itu.
"Jadi, sebenarnya sebelum Fatma meninggal, kami sudah sepakat untuk menjodohkan kalian. Jadi, mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk menyampaikan, melihat jika hubungan kalian tampaknya sangat dekat dan baik." Dimitri menyampaikan apa yang menjadi kesepakatannya dan almarhumah mama Xena di depan Hari—ayah Xena.
Xena terkejut tapi sedetik kemudian terbit senyum kecil di wajahnya, tentu saja gadis itu senang mengingat jika Evan sangat baik, dan dia menyukainya.
Namun, tampaknya Evan tak sependapat dengan sang Papa. Ia terlihat terkejut dan merasa tak senang.
Setelah Dimitri mengatakan jika akan menjodohkan Evan dengan Xena. Evan mulai sedikit menjaga jarak dengan Xena, bahkan tak lagi menjemput sesering dulu sebelum perjodohan itu diungkap.
Seperti hari itu, Evan menemani Xena menghadiri sebuah pameran lukisan, tentu saja pria itu mau datang karena ada maksud yang disampaikan.
"Xen, apa bisa kamu menolak perjodohan itu?" tanya Evan seraya menatap Xena yang sedang mengamati sebuah lukisan.
Xena begitu terkejut mendengar pertanyaan Evan, hingga menengok ke kanan dan kiri sebelum balik bertanya, "Ada apa? Kenapa harus ditolak?"
Evan terlihat bingung, seakan ingin mengatakan sesuatu tapi urung dia ungkapkan. "Lupakan!"
Ternyata Evan memiliki seorang kekasih bernama Jihan, seorang selebgram sekaligus model. Mungkin inilah yang membuat Evan merasa keberatan dengan perjodohan itu.
Xena sendiri merasa aneh dengan sikap Evan, tapi mencoba mengabaikan dan berpikir positif tentang pria itu.
Sepulang dari pameran. Evan langsung mencari Dimitri di ruang kerja, tentu saja maksud menemui sang papa untuk meminta membatalkan perjodohannya dengan Xena.
"Tidak bisa! Pokoknya Papa mau kamu menikah dengan Xena. Jika kamu tidak setuju atau menolak, maka kamu tidak akan mendapat jabatan apapun di perusahaan, bahkan kalau perlu Papa coret dari daftar warisan!"
Evan begitu terkejut dengan ancaman Dimitri, ia sampai mengepalkan kedua telapak tangan di samping tubuh, akhirnya meski terpaksa Evan pun setuju untuk menikah. Dia sedikit membenci Xena, mungkinkah kebaikannya selama ini dianggap gadis itu perasaan cinta?
...~...
Pernikahan Xena dan Evan pun berlangsung meriah, banyak rekan bisnis dan teman yang hadir. Xena begitu bahagia karena Evan terlihat terus tersenyum, menandakan jika pria itu bahagia menikah dengannya.
Namun, Xena tak menyangka jika malam pertama mereka membuat Evan berubah total, dari pria yang ramah dan hangat, jadi kasar dan dingin. Bahkan Xena tak menyangka jika Evan akan mengatakan kalimat yang benar-benar membuatnya sakit hati.
“Aku tidak akan pernah menganggapmu istri, bagiku kamu tak lebih dari boneka untuk mendapatkan harta papaku, dan camkan ini di dalam otakmu! Aku ini hanya suami palsu untukmu.”
Xena mencoba menerima perlakuan Evan, hingga dalam hati berkata jika dia tidak akan menjadi gadis lemah yang mudah ditindas. Xena menatap punggung Evan, pria itu sedang menghubungi seseorang.
"Tenang saja, sayang. Kamu tahu kalau dia hanya alat untukku mendapat harta papaku, tentu saja cintaku hanya untukmu. Jadi, kamu jangan cemas kalau aku akan berpaling."
Xena mendengar jelas bagaimana Evan bicara, senyum yang penuh ejekan serta lirikan mata Evan menunjukkan jika pria itu ingin menunjukkan kalau dia bukanlah siapa-siapa.
"Hah, bukankah menyedihkan merasakan cinta yang bertepuk sebelah tangan?"
Evan dengan sengaja menoleh Xena saat mengucapkan kalimat itu, satu sudut bibirnya tertarik ke atas, dengan sengaja dia menyindir perasaan gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Najwa_auliarahma
aku langsung doain Evan beneran kena kanker biar cepet mati
2022-09-25
0
bint4ng
pantes xena benci setwngah mati
2022-09-13
0
dewi
oooo.... Evan ni ternyata 😠😠👊👊
2022-07-27
0