“Ayolah Har, katakan padaku di mana Xena!”
“Sena ada di kandang.”
“Astaga, kenapa kamu tega menamai sapi itu sama persis dengan nama putrimu?”
Dimitri mengekori Hari yang sedang sibuk memberi makan ikan lele ke sana ke mari. Ayahanda Xena itu memang memiliki sebuah peternakan besar dengan beragam hewan ternak di dalamnya. Salah satu unggulannya adalah ayam dan sapi. Sekadar informasi, Hari menjadi pemasok daging ayam di salah satu gerai makanan siap saji terbesar di negara ini, yang memiliki menu andalan ayam goreng, bahkan dia berniat membuka sendiri restoran cepat saji sejenis, untuk dikelola sang putri.
“Anakmu itu menghamili pacar gelapnya, mana ada orangtua yang sudi anaknya diperlakukan seperti itu?” ketus Hari, dia menoleh sejenak pada Dimitri lantas menyebar kembali pakan lele dengan gaya kesal.
“Aku sudah bertanya pada Evan, dia bilang wanita itu berbohong. Dia tidak hamil. Bahkan Evan membawanya ke rumah sakit untuk membuktikan, dan dia ternyata memang tidak hamil. Wanita itu hanya ingin membuat Xena marah dan menghancurkan hubungan putra-putri kita,” ulas Dimitri panjang lebar.
“Lalu bagaimana kamu menjelaskan tentang penyakit putramu, dia berbohong memiliki penyakit kanker, sungguh menjengkelkan sekali putramu itu, berapa nilai budi pekertinya saat sekolah dulu?” sindirian tajam Hari membuat Dimitri mau tidak mau harus mengakui bahwa penyakit itu hanya lah karangannya belaka.
“Aku yang membuat semua itu.” Dimitri menunduk, takut kalau Hari sampai marah dan memukulnya.
"Aku membohongi Evan dengan penyakit itu agar dia menyatakan perasaannya ke Xena, bocah itu terlalu gengsi mengungkapkan perasaannya.”
“Dasar tidak gentleman.” Mulut hari lagi-lagi mencibir. “Lalu kenapa dia mau menikahi Xena kalau tidak cinta? bukankah selama lima bulan ini artinya putriku menderita seorang diri, kamu lihat putriku? Dia cantik, badan juga bagus, anakmu seharusnya ngaca dulu kali.”
“Sudahlah … sudah aku siap mau kamu maki-maki seperti apa, yang pasti aku hanya ingin tahu di mana keberadaan menantuku. Aku ingin berbicara padanya, aku ingin menjelaskan bahwa semua ini salahku, aku yang berbohong. Evan tidak tahu apa-apa.”
Dimitri mengeluarkan ponsel bermaksud meminta Hari untuk memberikan nomor Xena padanya. Namun, lagi-lagi dia harus menelan rasa kecewa karena suami dari almarhumah sahabatnya itu malah berjalan menuju kandang ayam meninggalkannya. Hari tahu bahwa Dimitri sangat takut pada ayam.
“Har ….,” panggil Dimitri dengan nada putus asa.
“Pengacara Xena saat ini pasti sudah menemui putramu, beberapa hari lagi kamu dan aku akan menjadi mantan besan,” teriak Hari.
“Catat Demitri, mantan!” imbuhnya penuh penekanan.
Dimitri mengerutkan dahi, dia sampai menggosok telinganya untuk memastikan sesuatu. “Apa dia baru memanggilku Demit?” gumamnya.
_
_
_
_
Sementara itu di tempat kerjanya, Evan benar-benar didatangi pengacara Xena. Pengacara itu memperkenalkan diri bernama Rudi Tabuti, dia menyerahkan map berisi berkas yang harus ditandatangani Evan.
Namun, sudah jelas bukan? Evan bukanlah pria bodoh, dia menyingkirkan berkas itu ke samping meja, seolah map itu menghalangi pandangannya dan Rudi.
“Pak Rudi, apa anda tahu ke mana istri saya pergi?”
Rudi Tabuti memalingkan muka dan tersenyum menghina, pria berumur sekitar empat puluh tahunan itu berucap, “Apa anda ingin memancing saya untuk mengatakan di mana ibu Xena berada. Saya tidak bodoh Pak, saya tidak akan mengatakannya, saya tidak tahu.”
“Oh … jadi anda tidak tahu?” Evan menganggukkan kepalanya, dia lirik map yang ada di atas meja, menyambar lantas berdiri ke belakang sofa. Tingkahnya membuat Rudi terjingkat kaget.
“Apa yang ingin anda lakukan Pak?”
“Apa kamu benar tidak tahu ke mana dan di mana Xena sekarang? aku akan merobek surat ini, dengan begitu dia harus kembali, atau kamu harus mendatanginya untuk meminta tanda tangan lagi.” Evan tertawa iblis.
"Kalau kalian sampai menggunakan tanda tangan palsu, aku akan menuntut." Evan benar-benar merobek kertas itu menjadi beberapa bagian.
“Tidak!”
Rudi berteriak dan memegangi kepalanya, dia lantas mendekat untuk menyambar potongan kertas itu dari Evan, tapi secepat kilat Evan berlari menuju kamar mandi, dia mengepal surat itu lalu memasukkannya ke dalam closet dan menekan flush .
Wajah Pengacara itu pun seketika pucat, karena dia memang benar-benar tidak tahu di mana Xena berada. Terlebih Xena berkata tidak ingin dihubungi setelah pergi, gadis itu membayar sejumlah uang dengan nominal besar ke Rudi untuk mengurus masalah ini.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang?” Rudi yang duduk lesehan di depan closet kamar mandi terlihat sedih.
“Pulang saja! kalau kamu punya nomor HP Xena hubungi dia. Atau katakan saja di mana dia dan aku akan menyusulnya.” Evan bersidekap dengan muka jumawa, seolah sebentar lagi dia akan menemukan lokasi pelarian sang istri.
“Saya juga tidak tahu di mana Ibu Xena pergi Pak.” Rudi tabuti meratap, seharusnya dia lebih berhati-hati menghadapi pria bernama Evan Dimitri ini.
“Katakan padanya! aku tidak akan mau bercerai dengannya sampai kapan pun.”
"Sudah dibilang saya tidak tahu," bentak Rudi.
_
_
_
_
Like
Komen
Bagi Hadiah
Markonah : Evan dibilang Rudi Tabuti ga tahu, kesel aku jadinya pengen meluk, ehh ..... 🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Sweet Girl
Ih Markonah... mau ambil kesempatan.
2024-01-03
0
Sweet Girl
sekalian aja pesen ayam penyet pak Rudi...
makan lesehan gitu cocok...
2024-01-03
0
Sweet Girl
Bwahahahaha sudah kayak anak anak aja.
2024-01-03
0