Bab 17

Setelah makan malam bersama Hana dan Prawira selesai, Xena pun berpamitan pulang. Tanpa memerdulikan Evan yang berjalan di belakangnya, Xena masuk ke dalam mobil dan bergegas pergi dari sana. Tingkah gadis itu membuat Evan tak habis pikir, dia masih berdiri memandangi Xena sampai sadar seharusnya dia mengejar dan mengajak bicara gadis itu.

Dengan kecepatan penuh, Evan membuntuti Xena. Meskipun sadar bahwa sedang diikuti, Xena memilih untuk tidak kabur dan kembali ke rumah sang papa. Saat pintu gerbang rumah Hari dibuka, Xena melihat mobil Evan juga masuk ke dalam. Ia turun dengan menaikkan sedikit gaunnya, berdiri di samping mobilnya seolah menunggu Evan. Xena sadar dia bukan lagi remaja labil yang harus kabur menghindari masalah. Cukup sekali saja dia melakukan hal itu.

“Xen.”

Sapaan Evan bagaikan belati tak kasat mata, dia memang mencintai Evan tapi juga sangat membencinya. Xena memalingkan muka berusaha untuk tidak jatuh hati lagi kepada pria di hadapannya, yang terlihat semakin tampan.

“Jadi perusahaanmu akan bekerja sama dengan salah satu anak perusahaan PG group?” Bukannya menanyakan kabar, Xena langsung menodong Evan dengan pertanyaan.

“Hem … dan kamu mendapat tanah dari Bu Hana, iya ‘kan?” Evan melangkahkan kaki mendekat ke Xena, sejujurnya dia ingin sekali memeluk gadis yang sangat dirindukannya itu. Evan ingin Xena tahu bahwa satu tahun ini dia menanggung rindu yang sangat berat. “Xen …”

“Berhenti memanggil namaku, dan pulang saja sana temui istrimu!” ketus Xena.

“Istri? Istriku ada di sini,” jawab Evan dengan air muka kebingungan.

Namun, Xena tetap saja bersikap tak peduli. Gadis itu bahkan melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah, meninggalkan Evan sendirian dan mengesampingkan apa yang dia rasakan sebenarnya. Xena tidak ingin sampai pria itu tahu bahwa selama satu tahun ini dia masih tidak bisa melupakannya.

“Xen, apa kamu berkata tidak memiliki suami?” Ucapan Evan berhasil menahan langkah kaki Xena, meskipun tidak menoleh, Evan tahu bahwa sang istri mendengar suaranya. “ Kita masih suami istri, aku tidak pernah menerima perceraian kita, baik dulu atau pun nanti.”

“Ev … apa kamu gila?” Xena membalikkan badan dengan mata penuh amarah. “Dulu kamu sudah mempermainkan perasaanku, apa tidak cukup untukmu?”

“Aku tidak pernah mempermainkan perasaanmu, aku memang berkencan dengan Jihan tapi aku tidak pernah menghamilinya, dia tidak hamil. Aku ingin mengatakan ini padamu satu tahun yang lalu tapi kamu terlanjur pergi,” ulas Evan.

Fakta itu sedikit menyentak hati Xena, tapi untuk saat ini bukankah lebih baik dia tidak bersikap lemah. Ia tidak seharusnya dengan mudah memaafkan pria itu.

“Kamu tidak menghamilinya tapi kamu menidurinya, iya ‘kan? kamu pikir aku bodoh? Aku akan mengurus perceraian kita lagi, aku tidak ingin anakku memiliki ayah sepertimu,” ucap Xena ambigu.

“Anak? Apa mungkin kamu hamil saat itu?” Evan berjalan mendekat, wajahnya terlihat penuh harap dan malah membuat takut Xena.

“A-a-apa maksudmu?” bentak Xena dengan mata yang melotot tajam. Pemilihan kalimat yang salah tadi, membuat Evan berpikir bahwa Xena dulu pergi karena mengandung darah dagingnya.

“Di mana anak kita?” Evan yang salah paham langsung masuk ke dalam rumah, dia yang tahu seluk beluk rumah Hari pun dengan santainya naik ke lantai atas.

“Ev … apa kamu sinting? Tidak ada anak di antara kita, aku juga tidak sudi mengandung anakmu.”

Evan menghentikan langkah kakinya, dia menoleh Xena dengan alis mata bergelombang. Tak habis pikir gadis itu bisa mengucapkan kata-kata mematikan bak senjata api laras panjang.

“Apa kamu menggugurkannya?”

“Dasar bodoh, aku tidak ham-“

Belum juga Xena menyelesaikan kalimatnya, Hari datang dan langsung menempeleng belakang kepala Evan dengan tangan. Evan pun memekik kesakitan, dia menoleh dan seketika memundurkan badan melihat Hari yang sudah melotot dengan sorot mata ingin menelannya hidup-hidup.

“Untuk apa kamu ke sini Ha? apa kamu mau mengganggu Xena lagi?” tanya Hari.

Melihat kemarahan di wajah papanya, Xena pun takut sesuatu yang buruk terjadi pada Evan. Hingga dia meminta pria itu segera pergi sebelum mendapat tandukan dari Hari.

“Pulang lah, jangan membuat keributan!” titah Xena.

“Pa, aku mau menemui anakku,” ucap Evan dari balik punggung Xena.

“Jangan panggil aku Papa! dasar kurang ajar, sudah aku bilang jangan datang lagi, untuk apa kamu datang? hampir setiap hari kamu datang.”

Xena lagi-lagi terkejut dengan ucapan papanya, mungkinkah Evan selama ini selalu menemui sang papa ke rumah?

“Aku masih menantu Papa, aku belum bercerai dari Xena.” Evan berlari turun dengan Hari yang mengejar dari belakang, sedangkan Xena masih mematung. Dia bingung, semua hal tentang Evan selalu abu-abu di matanya, tidak hanya di masa lalu tapi juga sekarang.

“Xen, aku akan datang lagi besok. Terima kasih sudah kembali,” teriak Evan dengan suara lantang.

Xena pun mendekat ke arah balkon, mencoba mengintip Evan yang baru saja berteriak dari bawah. Ia kebingungan saat papanya berlari keluar sambil membawa sebuah wadah dan melemparkan isinya ke arah Evan.

“Pergi kamu anak Demitri,” ucap Hari yang ternyata melempari Evan dengan garam.

“Pa, jika seperti ini lama-lama aku akan jadi manusia asin,” gerutu Evan.

"Pa, apa Xena pulang membawa anak?"

"Anak kepalamu!"

_

_

_

_

Woiiiii 🔊🔊🔊🔊🔊🔊🔊

mana suaranya?????

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

hadir Tor....

2024-01-03

0

Sweet Girl

Sweet Girl

🤣🤣🤣🤣🤣ati ati sesak napas Pa...

2024-01-03

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Bwahahahaha kok pada seneng ngeplak belakang kepala ya... nie bapak bapak ...

2024-01-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!