~Hendra~
Hidupku sangatlah membosankan dengan berbagai rutinitas yang harus aku kerjakan untuk mempersiapkan diriku menggantikan Papa. Aku selalu belajar lebih keras dari yang lain karena aku mengetahui bahwa otakku tidak seencer orang lain. Pada akhir pekan, aku harus menemani Papa dan Mama menghadiri acara agar aku bisa mengenal rekan bisnis mereka.
Bukan berarti aku tidak bergaul dengan orang-orang seusiaku. Aku juga sering menghadiri acara ulang tahun atau perayaan lainnya setiap kali teman-teman sebaya mengundangku. Teman kampus atau anak dari salah satu rekan kerja Papa tidak pernah lupa mengundangku pada setiap acara yang keluarga mereka adakan.
Aku hanya menghadirinya sebentar saja, sebagai formalitas bahwa aku menghargai undangan dari mereka. Aku tidak pernah tinggal lebih lama karena aku bosan dengan setiap pujian yang mereka lontarkan kepadaku, yang aku tahu hanya mereka ucapkan untuk memberi kesan yang baik.
Mereka berharap ketika aku pulang ke rumah, aku akan mengatakan semua hal itu kepada orang tuaku sehingga Papa akan membantu andai orang tua mereka datang untuk mengajukan kerja sama bisnis. Aku tidak akan pernah melakukannya. Pekerjaan Papa dan perusahaannya bukanlah urusanku. Papa juga tidak akan suka jika aku ikut campur kecuali dia yang menanyakan pendapatku.
Hubunganku dengan kedua orang tuaku sangat baik. Sebagai anak mereka satu-satunya, aku selalu mendapatkan apa pun yang aku inginkan sejak aku masih kecil. Tetapi beranjak remaja, mereka berhenti memanjakanku. Mereka hanya mengabulkan permintaanku jika benda atau sesuatu itu adalah hal yang masuk akal.
Karena itu aku sering tidak mengerti mengapa timbul desas-desus tidak benar mengenai aku. Ada banyak orang yang berpikir bahwa aku selalu mendapatkan apa yang aku inginkan. Bahkan ada yang menambahkan bahwa aku akan melakukan apa pun untuk mendapatkan apa yang aku mau, walaupun itu adalah milik orang lain.
Belakangan aku mengetahui awal mula hal itu tertanam di benak orang banyak. Salah satu putri rekan bisnis Papa yang sudah ditunangkan dengan seorang pemuda dari keluarga kaya lainnya menolak untuk menikah pada waktu yang sudah ditentukan. Dia mengaku bahwa dia mencintaiku dan hanya ingin menikah denganku.
Jelas saja aku menyangkal semua itu, tetapi tidak ada yang percaya kepadaku. Orang tuaku hanya menertawakan gosip murahan tersebut dan tidak pernah menggubrisnya. Mereka tahu benar bahwa aku belum pernah tertarik dengan lawan jenis.
Gadis itu bukan satu-satunya gadis yang mengaku menyimpan perasaan kepadaku. Ada banyak anak perempuan pengusaha lain yang mencoba menarik perhatianku. Bahkan teman sekelas dan kini teman seangkatan di kampus juga beberapa kali berusaha mendekatkan diri denganku.
Yang mereka inginkan bukanlah aku. Mereka hanya menginginkan hidup mewah dan nyaman yang akan mereka dapatkan dengan menjadi istriku. Aku adalah anak tunggal, sudah pasti semua harta milik keluargaku akan jatuh ke tanganku. Perempuan mana yang akan menolak menjadi istriku?
Aku hanya tinggal menunjuk salah satu dari mereka dan aku bisa mendapatkan perempuan yang diimpikan banyak pemuda lain. Berwajah cantik, berpenampilan menarik, berkemauan keras, cerdas, pandai bergaul, berasal dari keluarga terpandang, semua pilihan itu ada. Aku hanya tinggal memilih yang terbaik dari mereka semua.
Tetapi aku menginginkan pernikahan seperti yang dijalani oleh kedua orang tuaku. Aku menginginkan istri yang membuatku jatuh cinta kepadanya setiap hari. Aku menginginkan istri yang membuatku tidak mau jauh darinya. Aku menginginkan kebahagiaan yang Papa rasakan saat Mama berada di dekatnya. Dan belum ada gadis yang membuatku merasakan itu.
Sepertinya itu akan menjadi hal yang sulit aku temukan. Aku tidak menggunakan waktu luangku untuk mengenal seorang gadis, bersenang-senang dengan teman-teman sebayaku, atau berkencan dengan seorang gadis pun. Bagiku, semua itu hanya membuang-buang waktu.
Yang aku lakukan pada saat senggang adalah belajar, tidak hanya mempelajari mata kuliahku tetapi juga bagaimana berbisnis dengan benar. Aku tidak ingin mengecewakan orang tuaku. Aku adalah satu-satunya harapan mereka, maka aku akan membuat mereka bangga kepadaku.
Lalu suatu hari gadis itu datang. Aku melihatnya pertama kali di perpustakaan saat berjalan mendekati meja di mana aku sedang belajar. Senyum di wajahnya membuatku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Ketika pandangan kami bertemu, senyumnya semakin mengembang membuat bibirku ikut menyunggingkan senyuman.
Itu bukan terakhir kalinya aku bertemu dengannya. Aku beberapa kali berpapasan dengannya di perpustakaan atau di ruang diskusi. Yang kami lakukan hanyalah menyapa dan saling melemparkan senyuman. Aku tahu bahwa dia adalah juniorku, semua detail mengenai dirinya juga sudah aku ketahui. Tetapi aku menunggu saat yang tepat untuk bicara dengannya.
Dia berbeda dengan teman-temannya. Jika mereka tertawa sambil bicara terhadap satu sama lain serta melambaikan tangan ke arahku menarik perhatianku, dia tidak. Dia hanya tersenyum seadanya dan mengabaikanku. Sekadar melirik ke arahku untuk sesaat pun tidak.
Setelah hampir satu tahun mengamatinya, aku akhirnya memutuskan bahwa sudah saatnya untuk mendekatinya. Aku menyapanya dan dia sama seperti yang aku pikirkan selama ini. Dia gadis yang ceria, cerdas, dan menyenangkan diajak mendiskusikan apa pun.
Hidupku yang membosankan berubah menjadi berwarna karena kehadirannya. Bisa bertemu dan mengobrol dengannya walaupun sesaat di kampus menjadi aktivitas yang aku tunggu-tunggu. Aku menyadari bahwa dia hanya mau membicarakan hal-hal umum dan sama sekali menghindari hal yang pribadi. Dia tidak ingin terlalu dekat denganku karena sudah memiliki seorang kekasih.
Fakta bahwa mereka sudah menjalin hubungan selama hampir empat tahun dan pemuda itu belum pernah sekalipun datang ke rumahnya atau memperkenalkan diri kepada orang tunya membuatku bingung. Gadis ini sangat cantik, apa yang membuatnya ragu untuk segera meresmikan hubungan mereka? Dia bisa melamar gadis ini dan menikahinya nanti setelah mereka wisuda.
Aku pasti akan mengikat gadis ini agar semua orang tahu bahwa dia hanya milikku. Pandangan para pemuda di sekitar kami jelas sekali menunjukkan bahwa mereka juga menganggapnya sebagai gadis yang menarik. Apakah kekasihnya yang bernama Aldo itu tidak khawatir akan ada yang merebut kekasihnya darinya? Atau dia begitu yakin bahwa gadis ini tidak akan pernah berpaling darinya?
Papa dan Mama terkejut ketika untuk pertama kalinya, aku meminta ulang tahunku dirayakan dengan mengundang teman-temanku makan bersama di hotel. Aku mengabaikan semua tamu undangan kecuali dia. Entah mengapa pacarnya tidak menemaninya, tetapi aku menikmati bisa berbincang berdua saja dengannya mengenai impian kami masing-masing di masa depan.
Ketika aku menyelesaikan sidang skripsi, Papa menyampaikan niatnya agar aku bekerja di perusahaan sebagai pegawai bagian pemasaran. Aku menerima tawaran tersebut. Aku tahu bahwa Papa ingin menguji kemampuanku sebelum menyerahkan posisi yang lebih tinggi kepadaku.
Mama memintaku agar mulai serius mencari istri. Orang-orang akan menilaiku bisa menjadi pemimpin yang cakap jika aku sudah menikah. Dewan direksi maupun pemegang saham tidak akan segan kepadaku jika aku masih melajang saat menggantikan Papa nanti. Aku hanya menertawakan sarannya itu. Kami semua tahu bahwa Papa tidak akan pensiun dalam waktu dekat.
Tetapi ucapan Mama itu mendorongku untuk maju menyatakan perasaanku kepada gadis yang selalu hadir dalam mimpiku itu. Dia datang menghadiri acara wisudaku, kesempatan itu aku gunakan untuk menyatakan cintaku kepadanya. Tentu saja dia terkejut dan tidak menduganya. Aku tidak pernah menunjukkan kepadanya bahwa aku memiliki perasaan yang lebih dari teman.
Dia menolakku tanpa memberi waktu untuk memikirkan perasaanku tersebut. Dia menggunakan alasan bahwa dia sudah memiliki seorang kekasih untuk menolakku. Dan dia sangat marah karena aku mengabaikan fakta itu dan tetap nekat mengatakan cinta.
Aku memerhatikan wajahnya baik-baik ketika dia berbicara. Dia tidak benar-benar marah kepadaku. Aku bisa melihat ada sedikit rasa enggan ketika dia mengatakan tidak. Dan aku menggunakan alasan itu untuk terus mendekatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Kevin Evander
alasan hendra cinta mati sama zahara te-o-pe
2021-11-22
3
Rina Arlita
lanjut Kaka...
2021-11-03
5
Kevin Evander
next next thor
2021-10-30
6