Seorang pria muda terlihat duduk bersila dengan takzim di depan sebuah meja mendek. Dia meletakkan kuas lukis yang dipegangnya ke dalam segelas air. Kemudian pria tersenyum simpul sambil mengamati hasil coretan di canvas putih yang dibuatnya. Sebuah kaligrafi.
"Kok jelek banget ya? Gak ada bedanya dengan coretan asal-asalan saja." Gerutu pemuda itu menilai sendiri hasil karyanya. "Huuuuft, mungkin aku memang tidak berbakat dalam hal kesenian."
Pemuda itu adalah Zircon, sahabat terakhir dari Pangeran Jasper. Zircon adalah yang paling tampan di antara empat sekawan itu. Meski keempat putra bangsawan istana itu memiliki paras di atas rata-rata, Zircon tetap paling menonjol karena sifatnya yang dingin dan terkesan misterius.
"Baiklah aku akan mencobanya sekali lagi." Zircon mengambil satu lembar canvas baru dan mulai menorehkan kuasnya di atas tinta. Kemudian dengan gerakan gemulai dia menarikan kuas itu di atas lembaran putih.
Kali ini Zircon mencoba menuliskan kata 'semangat prajurit' dalam huruf Hiragana yang berasal dari salah satu negeri di wilayah Timur. Huruf yang diajarkan oleh Opal kepadanya dan dapat berguna sebagai sandi karena tidak banyak orang yang dapat membaca tulisan dengan huruf itu. Hanya orang-orang tertentu terutama yang berkebangsaan atau keturuan dari negeri Timur.
Keluarga Sumeragi memang masih menganut budaya negeri Timur yang sangat kental. Zircon memang bukan keturunan dari negeri Timur, namun dia sangat tertarik dan menyukai budaya ketimuran. Terutama soal katana, pedang yang biasa dipakai oleh para samurai. Serta kesenian kaligrafi juga menarik baginya mekipun ternyata dia tidak berbakat sama sekali.
"Ah sudahlah! Aku memang tidak berbakat." Zirrcon akhirnya menyerah dan tidak mau melukis kaligrafi lagi.
Kenapa juga dia mau repot-repot menulis kaligrafi? Jawabannya hanya satu 'iseng'. Zircon memang merasa kurang kerjaan selama liburan akhir tahun ini. Selain latihan rutin dari pagi sampai sore setiap harinya, tak ada kesibukan lain yang harus dia lakukan.
Sebenarnya bisa saja Zircon keluar rumah untuk pergi ke pusat keramaian kota. Namun dia juga terlalu malas untuk berkumpul dan bersosialisasi dengan orang lain. Apalagi untuk sekedar nongkrong dan bergaul di tempat-tempat ramai seperti yang banyak dilakukan oleh generasi muda seusianya.
Zircon adalah tipe introvet yang lebih suka menghabiskan waktu dengan menyendiri di kamar. Atau sekedar menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga. Untuk memanfaatkan waktu liburan sebanyak mungkin bersama dengan ayah dan ibunya. Sebelum harus kembali bertugas menjadi tentara di perbatasan. Perbatasan Utara yang dingin dengan area bersalju.
Akan tetapi posisinya sebagai seorang anggota militer sekaligus putra bangsawan, ada kalanya Zircon tidak dapat menghindari kewajiban untuk bersosialisasi dengan berbagai kalangan. Meski kebanyakan dia hanya diam memperhatikan bila terpaksa harus berkumpul atau 'dipaksa' untuk bersosialisasi oleh peraturan dan formalitas.
"Bukannya aku sombong, aku hanya malas dan susah sekali untuk mengungkapkan pikiranku dalam bentuk kata-kata." Zircon bermonolog dengan dirinya sendiri.
"Mungkin Diamond benar, kalau aku hanya terlalu kaku."
Apapun alasannya, yang pasti Zircon memang hanya bisa membuka diri pada dua orang saja. Ibunya tercinta, dan satu orang lagi yang sangat dia sesalkan, adalah Diamond. Sahabat dekatnya yang notabene sangat menyebalkan.
"Si berengsek Diamond itu, entah kenapa dia bisa membuatku mengatakan banyak hal." Zircon kembali mengerutu. Teringat dengan sifat Diamond yang sering seenaknya sendiri, namun tetap sahabat terbaik baginya.
Diamond adalah orang yang paling mengerti akan Zircon. Sebaliknya, Zircon juga mengetahui banyak sekali kebiasaan dan kenakalan dari sahabatnya itu. Yang tak akan bisa untuk disebutkan satu persatu.
"Kamu terlalu bejat, Bro! Terlalu banyak kebobrokanmu sampai tak bisa untuk disembunyikannya lagi."
Akan tetapi kadang ada kalanya, Zircon merasa sama sekali tidak mengenal Diamond. Tidak bisa membaca jalan pikirannya.
"Diamond itu terlalu random. Pikirannya kadang terlalu acak dan spontan sampai tak terjangkau akal sehat."
Sebagai contoh adalah kejadian tadi siang saat latihan gear. Gara-gara Opal yang tidak menampakkan batang hidungnya seharian, Zircon jadi harus berduel 1 on 1 melawannya. Diamond yang sedang kacau pikirannya jauh lebih sulit dilawan daripada dia yang biasanya.
Kadang Diamond diam saja tak membalas serangan Zircon, kadang menyerang asal-asalan saja, lalu tiba-tiba saja dia bisa mengeluarkan tembakan bazoka atau serangan chi ( tenaga dalam) tingkat tinggi. Serangan yang tanpa pandang bulu dan mengurangi tenaga sedikitpun. Seperti layaknya berperang melawan musuh sungguhan.
"Emangnya kamu mau bunuh aku apa?"
Menyadari dirinya bisa mati konyol kalau terus melawan Diamond yang sedang gila, Zircon pun menyerah dan menghentikan duel mereka.
"Gak lucu kan kalau mati hanya karena latihan duel?"
"Lalu kenapa Diamond bisa seaneh itu?
Zircon dapat menebak karena ajakan kencannya ditolak oleh seorang gadis. Mungkin suatu penghinaan tersendiri bagi playboy kelas kakap seperti Diamond untuk mendapat penolakan.
Dan gadis manakah yang sampai berani menolaknya? Putra perdana menteri, seorang prajurit berpangkat kolonel, pria yang menarik secara fisik dan sangat menyenangkan diajak ngobrol?
"Tentunya hanya satu gadis di kerajaan Almekia ini yang berani melakukannya. Kak Amethys Sumeragi."
Amethyst adalah gadis tercantik di seluruh kerajaan. Satu-satunya gadis yang sanggup menggetarkan hatiku. Dan aku yakin hampir semua laki-laki normal pasti merasakan hal yang sama saat berhadapan langsung dengannya.
"Zirc? Makan malam sudah siap. Ayo kemarilah kita makan bersama." Panggil sebuah suara setelah ketukan halus di pintu kamar beberapa kali.
"Aku datang, Bu." jawab Zircon segera beranjak dari posisinya. Dia keluar dari kamar dan mengikuti wanita cantik yang merupakan ibunya ke ruang makan.
Ruang makan keluarga di kediaman ini didominasi oleh warna coklat muda yang lembut. Ibu Zircon menata apik ruangan dengan segala perabotan dari bahan kayu sintesis bertema vintage khas negara-negara barat abad pertengahan.
Zircon mengambil duduk di salah satu kursi yang menghadap pada sang ibu dan disebelah ayahnya yang duduk di kursi kepala keluarga.
Sepeti biasa acara makan malam keluarga berlangsung kaku dan sangat formal. Dengan Garner, ibu Zircon yang selalu berusaha mencari topik pembicaraan untuk memancing Morgan, suaminya yang luar bisaa pendiam dan putranya sendiri untuk bersuara.
"How is your day?" Garnet menanyai suami dan anaknya tentang kegiatan mereka hari ini.
"Nothing spesial." Morgan menjawab dengan singkat dan padat.
"Aku juga sama. Tak ada yang menarik kecuali si tukang buat ulah." Zircon ikut menjawab pertanyaan sang ibu.
"Diamond?" Garnet dapat menebak siapa gerangan yang disebut putranya sebagai 'tukanh buat ulah'.
"Siapa lagi?"
"Hahaha, dia benar-benar anak yang menarik." Garnet tertawa mengingat kenakalan Diamond. Yang bahkan masih belum sembuh juga meski dia sudah dewasa bahkan menduduki jabatan yang cukup tinggi dalam dunia militer.
"Zirc, kau ikut terlibat dalam revolusi Jasper bersama dengan Opal kan?" Tanya Morgan tiba-tiba dan tanpa basa basi. Langsung to the point.
Zircon kaget sekali mendengar pertanyaan ayahnya. Bahkan dia sampai hampir tersedak makanan suapan terakhir yang masih dalam proses pengunyahan di mulut. Buru-buru dia meminum segelas air untuk melegakan tenggorokannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
princes Nadine
nah gitu donk zircon
2021-02-27
1
Erza Scarlet
you can do it zirc
2021-02-25
1
Trisnani
diamond prajurit sejati
2020-07-17
1