“... Jasper itu sudah dewasa, Paman. Dia sudah berhak menentukan jalan hidupnya sendiri. Dia tidak seharusnya untuk terus dikekang seperti ini. Bahkan Paduka Ratu sekali pun tidak berhak membatasi segala kebebasannya.” Suara Amethys mulai terdengar bergetar putus asa. Sepertinya gadis itu bingung menghadapi kekerasan hati dari orang-orang di hadapannya.
“Sebagai seorang ratu mungkin beliau tidak berhak, tapi sebagai seorang ibu beliau mempunyai hak penuh untuk menentukan mana yang terbaik dan mana yang berbahaya bagi putranya.” Jawab Bibi Agata dengan nada halus keibuannya.
Jawaban itu membuat Amethyst tidak bisa memberikan jawaban lagi. Sebagai seorang wanita dan calon ibu, dia dapat mengerti logika yang disampaikan oleh istri perdana menteri itu.
“Seperti yang kita semua ketahui, Gear tidaklah berbahaya. Semua tergantung dari pilotnya masing-masing, untuk apa gear itu digunakan.” Opal bangkit perlahan dari kursinya. Dia menghampiri kakaknya yang berdiri di tengah ruangan.
Dia berusaha membantu sang kakak untuk menjelaskan. Bagaimanapun dia tak tega melihat kakaknya yang biasanya selalu bisa berpresentasi dengan baik sekarang begitu tak berdaya dan kehilangan kata-kata.
Kamu hebat sekali, Kak Amethys. Kalau gadis lain yang ada di posisimu sekarang, pasti sudah menangis menghadapi situasi bak persidangan ini.
“Apalagi Jasper sudah memenuhi semua kriteria yang dibutuhkan untuk bisa mengendarai sebuah gear. Menjadi seorang gearmaster.” Opal kembali menjawab berdasarkan data statistik yang relevan. Tentang keadaan stamina dan ketahanan tubuh Jasper.
“Kalau cuma untuk mengendarai gear, bukannya Jasper sudah dijinkan? Lalu kenapa kalian masih menuntut saja?” Tanya paman Euclase tidak puas.
“Mohon maaf Paman, apa yang Paman maksud diijinkan untuk mengendarai common gear?" Opal mengembalikan pertanyaaan kepada Euclase dan semuanya yang hadir di ruangan.
"Sebagai seorang pangeran apakah pantas bagi Jasper memakai common gear yang biasa dipakai oleh prajurit rendahan atau alat transportasi?" Opal kembali menambahkan karena tak ada satupun yang menjawab pertanyaannya.
"Padahal seharusnya Pangeran Jasper sudah mampu dan pantas untuk mengendalikan private gear. Selevel prajurit militer dengan tingkat sersan atau di atasnya.” Opal melanjutkan tanpa pikir panjang lagi. Tidak lagi perduli apakah kata-kata yang dia ucapkan termasuk kasar dan tidak sopan bagi para mentri tinggi kerajaan yang sedang dia hadapi.
Seisi ruangan kembali tertegun mendengar ucapan Opal untuk beberapa saat. Mungkin sedang berpikir tentang ucapan anak muda cerdas dan berani yang berdiri di hadapan mereka.
“Jasper belum siap! Dia harus lulus ujian dulu baru bisa dikatakan siap menjadi seorang gearmaster.” Paman Kunzite yang akhirnya memecah kesunyian beberapa saat kemudian. Nada suara beliau sedikit melunak daripada sebelumnya. Sepertinya beliau merasa ucapan Opal masuk akal.
“Tentu saja, Paman. Silahkan diadakan ujian fisik kepada Pangeran Jasper. Sebagai dokter yang bertanggungjawab atas kesehatan beliau, saya dapat memastikan Jasper sudah memiliki stamina yang cukup untuk mengendalikan private gear." Opal kembali memberikan kepastian akan kapabilitas Jasper.
"Sementara untuk masalah ability, bisa kita konfirmasikan pada paman Morgan, instruktur gearnya. Bagaimana Paman?" Dengan Lihainya Opal membalikkan arah pembicaraan ke arah Morgan, sang pelatih Jasper dalam pelajaran gear.
"Uuuuuugghhh!" Opal merintih pelan karena tiba-tiba saja sekujur tubuhnya terasa semakin memanas. Setiap tarikan napasnya juga semakin berat dan dadanya terasa sakit seperti ditusuk-tusuk.
Semua mata hadirin sekarang terarah kepada Morgan yang disebutkan namanya tadi. Dan pria minim ekspresi itu memberi anggukkan kepala sebagai jawabannya. “Benar. Kurasa Jasper memang sudah siap, tinggal sedikit diasah kemampuannya."
"Apa benar begitu?" Kunzite bertanya tidak puas kepada Morgan.
"Jasper memiliki bakat yang luar biasa dalam mengendalikan gear. Dia bisa menjadi seorang gearmaster yang hebat.” Morgan memastikan sebagai seorang gear master nomer satu kerajaan.
Opal tersenyum lega mendengar jawaban Morgan. Jika seorang gearmaster sekelas Morgan sampai memberikan testimoni seperti itu, maka tak akan ada orang lain yang berani mendebatnya.
"Berhasil! Tujuan kita sudah berhasil, Kak! Dengan ini, Jasper akan diperbolehkan mengendarai private gear." Opal membatin sambil menoleh kepada Amethyst. Dia menantikan senyuman yang tak kunjung mengembang di sudut bibir gadis cantik itu.
"Kenapa kak Amethys terlihat tidak senang? Kenapa dia tidak lega setelah rencana revolusi kami berhasil?"
Deg! Aaaarrggh! Semakin dipakai berpikir, Opal merasa kepalnya menjadi sangat berat sekarang. Dan pandangan matanya juga mulai kabur dan berputar.
Sial! Rupanya berlari maraton tadi jauh memperburuk kondisi tubuhku saat ini.
“Tentu saja jasper itu sangat berbakat dalam mengendalikan gear." Tanpa bisa Opal cegah, Amethyst sudah berkata menyuarakan ketidakpuasan.
"Lantas dari mana dia mendapatkan bakat sebesar itu jika Paduka Ratu bukanlah seorang gearmaster? Bisa kita tebak bukan? Tentu bakat itu dia dapatkan dari almarhum paduka raja?” Pernyataan halus dari Amethys terasa begitu lantang, menggelegar di seluruh penjuru ruangan yang mendadak menjadi sunyi kembali.
“Amethys? Apa maksud perkataanmu ini?” Bibi Garnet terpekik kaget demi mendengar ucapan Amethys. Sorot mata ketidakpercayaan juga diperlihatkan oleh beliau dan semua orang yang hadir. Tak mengira bahwa Amethyst akan membahas tentang mendiang paduka raja.
“Semuanya sudah sangat egois! Semuanya jahat kepada Jasper!” Air mata Amethys tiba-tiba meleleh dari sudut matanya.
“Selama delapan belas tahun ini Pangeran Jasper hidup bagai boneka. Dia selalu melakukan apa saja yang diperintahkan untuknya. Tak pernah sekalipun memiliki hak untuk melakukan apa yang ingin dia lakukan atau sukai ... Apa kalian semua lupa? Dia itu sudah dewasa!”
Seisi ruangan kembali sunyi, bahkan kali ini terasa jauh lebih mencekam. Tidak ada yang sanggup berkomentar menjawab ucapan Amethys yang mengagetkan.
“Bagaimana tidak kejam, Jiak Pangeran Jasper bahkan tidak boleh mengetahui apapun tentang ayah kandungnya. Siapa nama ayahnya, bagaimana rupanya, bagaimana sifat dan karakter ayahnya."
"Apakah kalian tidak berpikir bahwa dia juga merindukan sosok seorang ayah?"
“Cukup! Sudah kak, cukup! Biarkan dulu masalah itu. Jangan dibahas lebih jauh lagi, nanti saja!” Opal berniat untuk menghentikan berbagai ucapan Amethys. Sebelum sang kakak berkata lebih jauh lagi.
Namun nyatanya tak ada satu katapun yang keluar dari mulut Opal. Mulutnya begitu kering dan keluh rasanya. Serta pandangan matanya pun semakin kabur dan berputar-putar.
“Kalian para orang dewasa mungkin menganggap perasaan itu terlalu manja dan kekanakan. Tapi tidak! Itu adalah perasaan murni yang paling manusiawi. Semua orang pasti juga mengalaminya. Seorang anak pasti merindukan sosok seorang ayah." Amethyst terus saja berbicara untuk meluapkan segala emosinya tanpa bisa dihentikan.
"Aku harus menghentikannya, harus kuhentikan kakakku itu sebelum pembicaraan ini melenceng terlalu jauh!" Opal sudah bertekad dalam hati. Dia berjalan gontai kearah gadis itu.
Akan tetapi sebelum sampai di tempat tujuannya, Opal meras tubuhnya sangat berat sekali untuk digerakkan. Dan pandangan matanya berubah menjadi gelap. Tak terlihat apapun, lalu tubuhnya terasa melayang di udara, jatuh ...
“Opal!” Amethyst kontan menghentikan ucapannya saat melihat tubuh Opal yang terlihat akan terjerembab jatuh.
Gadis itu bereaksi cepat untuk bisa menangkap tubuh sang adik sebelum mendarat di lantai.
"Hei Opal? Kamu gak pa-pa kan?" Amethys terus bertanya namun tidak ada jawaban lagi dari Opal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
princes Nadine
sabar Zirc talke it easy
2021-02-27
1
Erza Scarlet
uneasy beneran ya jadi zircon
2021-02-25
1
Trisnani
cinta diamond yg tak bertepuk sebelah tangan
2020-07-17
0