“Kau tahu? Dari tadi aku terus kepikiran harus memanggilmu apa?” Tanya Diamond padanya dengan sangat canggung kepada Amethys. Sambil terus melajukan mobilnya ke arah kota.
“Yaampun Diamond! Jangan aneh-aneh deh. Kamu boleh kok memanggilku sama seperti dulu, Amy." Amethys tertawa ringan mendengar pertanyaan itu.
"Hehehe." Diamond hanya bisa membalasnya dengan tawa canggung.
"Sudah tiga tahunan kau tidak memanggilku dengan sebutan begitu lagi. Kau juga tak pernah usil untuk mengajakku berkencan. Kemana perginya Diamond yang dulu suka menyatakan cinta padaku. Sepertinya kau sudah bertobat ya?” lanjut Amethys sambil mengedipkan sebelah mata untuk menggoda pria di sampingnya.
Diamond hanya bisa nyengir sebagai balasan. Merasa sangat malu jika harus mengingat segala kebodohan dan keagresifan yang dia lakukan di masa lalu. Tingkah yang mungkin membuat Amethys menjadi ilfeel kepadanya.
“Amy ... Yah nama yang simple dan manis yang cocok untukmu.” Jawab Diamond dengan jujur dan sepenuh hati.
“Dasar, kau pasti sudah berhasil menggaet ribuan wanita dengan kata-kata manismu itu. Apalagi ditambah dengan wajah tampan tak bercela. Kau memang layak disebut Playboy sejati!Gadis mana coba di komplek istana yang belum pernah kau ajak kencan?” Amy tertawa lagi dengan lebih riang.
Membuat Diamond mau tak mau jadi ikut tertawa bersamanya, tertawa miris dan pilu lebih tepatnya.
Andai saja dia tahu, bahwa aku yang seorang Playboy sejati ini gagal dan tidak punya keberanian untuk mendapatkan hati seorang Amy?
Hubungan Diamond dengan gadis-gadis lain selama ini tidak lebih hanya sekedar alasan untuk mencoba menghapus nama Amy yang sudah terpahat didalam hati. Tapi semuanya gagal, tak ada gadis lain yang dapat menggantikan posisi Amy disana.
Setelah puas berkendara berkeliling kota, Diamond mengajak Amy ke sebuah Cafe di sudut kota. Kafe kecil yang tidak ramai serta tidak terlihat mencolok. Sengaja tidak memilih tempat mewah dan terkenal agar tidak terlalu menarik perhatian. Diamond menggiring Amy ke pojok ruangan dan memesan makanan dan minuman.
“Apa kau tidak suka tempatnya?” Tanya Diamond sedikit khawatir karena melihat Amy yang celingukan dari tadi. Gadis itu seperti sedang meneliti segala penjuru Cafe yang ditata dengan cukup apik dan bersih.
“Oh maaf, tidak begitu ... Tempat ini lumayan." Amy buru-buru menjawab.
"Aku hanya penasaran bagaimana kau bisa tahu tempat-tempat seperti ini? Tadi juga waktu keliling kota, kau hampir tahu setiap sudut kota ini. Pantas saja kau bisa menghindari kejaran paparazi yang memergokimu berkencan dengan banyak cewek.” Amy melanjutkan perkataanya.
"Aaaah sial! Kenapa kamu malah menyangkut pautkan dengan kegiatan sosialku yang memang tergolong sedikit liar dan tidak bisa dikatakan baik?" Gerutu Diamond dalam hati.
“Bukan hanya untuk itu Amy, Cafe dipinggir kota begini jarang disorot. Aku juga bisa menggunakannya untuk kepentingan pekerjaan, seperti pertemuan rahasia dengan Spy, memberikan tugas rahasia atau hanya sekedar bersantai atau bertukar pikiran saja dengan rekan militer.” Jawab Diamond berusaha sedikit saja memperbaiki citra di mata Amy.
Aku juga bisa jadi pria baik dan bertanggung jawab lho, apalagi kalau masalah pekerjaan dan tugas kerajaan.
Amy mengangguk menyetujui ucapan Diamond kali ini. Memang jika mengingat pangkat dan kedudukan Diamond yang sudah cukup tinggi dalam dunia militer, tak mengherankan kalau dia harus berhubungan dengan spy atau pejabat militer lainnya secara rahasia seperti itu.
Setelah pembicaraan tadi, Amy menjadi lebih ramah dan hangat. Tapi anehnya dia sama sekali tidak menyebut tentang istana, soal pangeran Jasper dan segala hal yang berhubungan dengannya. Membuat Diamond semakin penasaran saja dengan apa kira-kira yang mau dibicarakannya nanti.
Katanya tadi mau ngomongin soal Jasper?
“Sudah hampir larut, Amy,"Diamond melirik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 21.00. Sudah waktunya gadis baik-baik untuk dipulangkan ke rumahnya.
“Kau tidak takut digunjingkan karena pulang malam bersamaku?” Lanjut Diamond cemas mengingat betapa alimnya Amethys dan nasihat ibunya sebelum berangkat tadi.
Amy sangat berbeda dengan aku yang sudah keseringan pulang larut. Dia adalah seorang gadis baik-baik dengan citra sempurna, MIss Perfect. Diamond sedikit takut pula kalau reputasinya sebagai playboy dapat merusak citra dan nama baik Amy.
“Tidak masalah, asal kau tidak meninggalkanku sendirian disini.” jawab Amy tidak keberatan.
Kemudian gadis itu meminum habis jusnya dan menyingkirkan makanan penutup dari hadapannya. Amethys Sumeragi memasang wajah tegas dan seriusnya seperti biasanya saat bertugas.
Waktunya telah tiba, Diamond mengingatkan dirinya sendiri. Inilah tujuan utama pertemuan mereka.
“Begini Diamond, aku dan Opal beberapa waktu yang lalu tak sengaja menemukan file terlarang di lab gear istana. File tentang rangking gear-gear terhebat Almekia Kingdom dalam 50 tahun terakhir ini."
"Seperti yang telah kita ketahui Xenogears milik Paman Morgan tentu saja menduduki peringkat teratas. Dan private gear Mythical Beast milik kita juga masuk urutan dibawahnya" Amethys berhenti sebentar untuk mengambil jeda.
"Tapi ada suatu kejanggalan, di samping Xenogears ternyata masih ada satu gear lagi yang selevel dengannya, sejajar kemampuannya. Jadi dengan kata lain ada dua gear terhebat di kerajaan kita sebenarnya. Beberapa tahun yang lalu."
"Gear itu bernama Brigandine. Gear berwarna merah semerah bara api. Akan tetapi entah bagaimana Gear itu seperti hilang ditelan bumi, bahkan data-data tentangnya juga tak ada sama sekali. Sepertinya sengaja dihapus atau dihilangkan oleh pihak-pihak tertentu ...” Amy melanjutkan penjelasannya dengan nada suara gusar dan gelisah.
Diamond terdiam mendengar penjelasan dari gadis itu, semakin tertarik dan penasaran tentang Gear terhebat yang dikatakan Amy. Diamond tak ingin menyela pembicaraan, malah ingin cepat-cepat mendengarkan kelanjutan cerita rahasia ini.
“Ehm, kau pasti tahu kan bagaimana hebatnya Gear selevel Xenogears? Gear itu tidak bisa akan dikendalikan oleh sembarang orang. Kecuali orang itu mampu mengendalikan Gear milik orang lain yang bukan miliknya bahkan hanya dengan perintah lisan. Seperti yang dilakukan Paman Morgan pada gear kalian waktu itu ...” Amy ingin memberikan sedikit gambaran sehebat apa kualifikasi pilot untuk dapat mengendalikan gear sekelas Xenogears.
“Ya aku tahu. Aku, Zircon dan Opal sudah sering dibuat KO oleh Xenogears bahkan sebelum 10 menit kami mengendalikannya. Kekuatan gear itu sangat mengerikan.” Tambah Diamond cepat-cepat membenarkan teori Amy.
Jelas saja Diamond tahu benar bagaimana ngerinya gear itu, dia sudah berkali-kali mencoba untuk menaklukkan gear itu. Berharap bahwa gear itu mau menerimanya sebagai pilot. Tapi selalu saja gagal total, rejected.
"Lalu bagaimana?" Diamond lanjut bertanya, ingin mengetahui kelanjutan cerita Amy yang semakin terdengar menarik.
“Benar sekali. Gear sekelas Xenogears dan Brigandine ini sangat selektif dalam memilih pilotnya. Dan yang paling mengejutkan dari semuanya catatan itu adalah, file terlarang itu menyebutkan bahwa seseorang bernama Jasper sebagai pilot Brigandine ...”
“Apa? Jasper?... Tidak mungkin!” Diamond tak dapat menahan diriku untuk tidak menyela ucapan Amy kali ini. “Jez itu baru mengenal gear kurang dari dua bulan ini, bahkan mengendalikan private gear saja dia belum pernah,”
Diamond tahu benar bagaimana kemampuan Jasper saat ini. Karena dia setiap hari berlatih gear bersamanya. Dan bisa dikatakan kemampuan Jasper dalam mengendalikan gear masih sangat awam.
Tak mungkin Jasper yang dia kenal itu adalah Jasper yang sama dengan seseorang yang disebutkan di dalam file.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Erza Scarlet
dokter pun bs keracunan🤣
2021-02-22
1
princes Nadine
zircon ini yang paling ganteng dan cool ya
2021-02-22
1
Astari Atelier
sejak dulu beginilah cinta, deritanya tiada berakhir..
-patkay-
2020-05-08
2